Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memprediksi pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata pada 2021 berkisar antara 4,5 hingga 5,5 persen, seiring dengan sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan arah perbaikan.

"Mengakhiri tahun 2020, perekonomian Bali diyakini terus membaik. Hal ini didukung oleh berbagai survei yang kami laksanakan dan berbagai indikator lainnya," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Denpasar, Kamis.

Menurut Trisno, perbaikan ekonomi diantaranya didukung tiga hal, pertama yakni kedatangan wisatawan domestik ke Bali.

"Kedua, berlanjutnya proyek-proyek swasta dan pemerintah yang sempat terhenti selama 3-6 bulan di awal pandemi COVID-19. Ketiga, meningkatnya belanja pemerintah termasuk dalam penanganan COVID-19 di Bali," ucapnya.

Baca juga: QRIS cocok untuk UMKM dan kebangkitan pariwisata Bali

Untuk 2020 ini, lanjut Trisno, menurunnya kedatangan wisatawan ke Bali telah berdampak langsung pada kinerja sektor pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Bali.

"Pertumbuhan ekonomi Bali tahunan menurun mulai dari minus 1,17 persen di triwulan 1, kemudian minus 11 persen di triwulan 2 dan minus 12,2 persen di triwulan ketiga tahun 2020. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Bali menjadi pertumbuhan terendah di Indonesia," ucapnya.

Meskipun pertumbuhan ekonomi Bali pada 2020 mengalami kontraksi, ujar Trisno, ada sejumlah faktor pendorong untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada 2021 berdasarkan hasil-hasil survei, indikator-indikator, stabilitas harga dan keuangan pemerintah yang telah diteliti oleh Bank Indonesia.

"Faktor pendorongnya itu berupa terjadinya pelaksanaan pemulihan kegiatan masyarakat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, terjadinya pemulihan pariwisata domestik, dan pemulihan negara mitra dagang yang terkait dengan ekspor Bali," katanya pada acara yang juga dihadiri Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan mitra strategis lainnya itu.

Kemudian adanya faktor pendorong karena lanjutan realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional dan kelanjutan proyek investasi dan infrastruktur.

"Terkait pemulihan sektor pariwisata Bali, itu sangat tergantung pada kedatangan wisatawan ke Bali. Sementara itu kedatangan wisatawan ke Bali sangat tergantung pada faktor ketersediaan vaksin COVID-19, kebijakan perlintasan orang (domestik dan internasional) dan pemulihan ekonomi global," ucapnya.

Oleh karena itu, pemulihan kunjungan wisman yang masih sangat terbatas juga menjadi salah satu faktor penahan dalam pertumbuhan ekonomi Bali.

Baca juga: BI Bali fasilitasi UMKM gunakan pemasaran digital

"Faktor penahan berikutnya juga bisa karena tertahannya pendapatan pemerintah daerah, serta 'wait and see' pelaku usaha. Berdasarkan seluruh indikator tersebut, maka diperhitungkan pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2020 berkisar terkontraksi pada minus 9,5 persen sampai dengan 8,5 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2021 akan berkisar pada 4,5- 5,5 persen," ucap Trisno.

Sementara itu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda mengatakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2020 merupakan pertemuan tahunan rutin yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat Bank Indonesia dan diikuti oleh seluruh kepala daerah maupun "stakeholder" mitra strategis Bank Indonesia di seluruh Indonesia.

"Pertemuan ini diselenggarakan untuk mengevaluasi kinerja ekonomi tahun 2020 serta penyampaian prospek ekonomi dan arah kebijakan Bank Indonesia yang dirangkum dalam tema Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi," ucapnya yang juga selaku ketua panitia acara tersebut.

Dalam pertemuan yang memadukan antara kegiatan langsung dan virtual, para undangan juga diajak bersama-sama mengikuti "live" Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang akan diisi dengan arahan Presiden Joko Widodo serta pidato Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengenai Prospek Perekonomian dan Arah Kebijakan Tahun 2021.


 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020