Republik Indonesia dan Republik Islam Iran saling berbagi praktik terbaik untuk penerapan Kabupaten/Kota Layak Anak dalam pertemuan secara virtual yang menghubungkan Jakarta, Bali, dan Teheran.
"Indonesia maupun Iran adalah negara anggota Konvensi Hak Anak yang menunjukkan komitmen kedua negara untuk mengedepankan pemenuhan hak-hak anak dalam pembangunan bangsa yang inklusif," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga di Denpasar, Bali, yang diliput secara virtual dari Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan praktik baik yang akan saling dibagikan oleh kedua negara adalah Kabupaten/Kota Layak Anak yang merupakan sistem pembangunan berbasis anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, media, dan dunia usaha.
Kabupaten/Kota layak anak adalah sistem yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan yang ditujukan untuk menjamin pemenuhan hak anak dan pelindungan khusus anak.
"Kabupaten/Kota layak anak merupakan perwujudan komitmen pemerintah Indonesia yang sudah tertuang dalam Konvensi Hak Anak dan telah diturunkan kepada berbagai undang-undang di tingkat nasional. Pelaksanaannya juga telah terintegrasi ke dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah," katanya.
Baca juga: Forum Anak Daerah Buleleng raih DAFA Award 2020 kategori 2P
Menteri PPPA mengatakan Undang-Undang Pemerintah Daerah menegaskan urusan pemerintahan di bidang pelindungan anak merupakan urusan wajib pemerintah yang harus dilakukan oleh pemerintah, bersama-sama dan didukung oleh masyarakat, media, dan dunia usaha.
Wakil Presiden Bidang Perempuan dan Keluarga Republik Islam Iran Masoumeh Ebtekar berharap penerapan Kabupaten/Kota Layak Anak di Indonesia dan Iran bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain di Asia.
"Semoga anak-anak, perempuan, dan keluarga kita bisa merasakan keamanan yang lebih tinggi, lingkungan yang sehat dan baik, ruang hidup yang lebih sehat bagi kelangsungan hidup anak untuk beraktivitas dengan baik," katanya.
Melalui pertemuan tersebut, Ebtekar berharap kedua negara dapat saling bertukar informasi dan pengalaman dalam memberikan perhatian kepada anak-anak, perempuan, dan keluarga di mana pun berada.
"Setelah pertemuan ini, Iran dan Indonesia harus lebih baik dalam memperhatikan kesehatan fisik dan mental anak-anak," demikian Masoumeh Ebtekar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Indonesia maupun Iran adalah negara anggota Konvensi Hak Anak yang menunjukkan komitmen kedua negara untuk mengedepankan pemenuhan hak-hak anak dalam pembangunan bangsa yang inklusif," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga di Denpasar, Bali, yang diliput secara virtual dari Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan praktik baik yang akan saling dibagikan oleh kedua negara adalah Kabupaten/Kota Layak Anak yang merupakan sistem pembangunan berbasis anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, media, dan dunia usaha.
Kabupaten/Kota layak anak adalah sistem yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan yang ditujukan untuk menjamin pemenuhan hak anak dan pelindungan khusus anak.
"Kabupaten/Kota layak anak merupakan perwujudan komitmen pemerintah Indonesia yang sudah tertuang dalam Konvensi Hak Anak dan telah diturunkan kepada berbagai undang-undang di tingkat nasional. Pelaksanaannya juga telah terintegrasi ke dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah," katanya.
Baca juga: Forum Anak Daerah Buleleng raih DAFA Award 2020 kategori 2P
Menteri PPPA mengatakan Undang-Undang Pemerintah Daerah menegaskan urusan pemerintahan di bidang pelindungan anak merupakan urusan wajib pemerintah yang harus dilakukan oleh pemerintah, bersama-sama dan didukung oleh masyarakat, media, dan dunia usaha.
Wakil Presiden Bidang Perempuan dan Keluarga Republik Islam Iran Masoumeh Ebtekar berharap penerapan Kabupaten/Kota Layak Anak di Indonesia dan Iran bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain di Asia.
"Semoga anak-anak, perempuan, dan keluarga kita bisa merasakan keamanan yang lebih tinggi, lingkungan yang sehat dan baik, ruang hidup yang lebih sehat bagi kelangsungan hidup anak untuk beraktivitas dengan baik," katanya.
Melalui pertemuan tersebut, Ebtekar berharap kedua negara dapat saling bertukar informasi dan pengalaman dalam memberikan perhatian kepada anak-anak, perempuan, dan keluarga di mana pun berada.
"Setelah pertemuan ini, Iran dan Indonesia harus lebih baik dalam memperhatikan kesehatan fisik dan mental anak-anak," demikian Masoumeh Ebtekar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020