Nusa Dua (Antara Bali) - Kebutuhan tenaga kerja profesional di bidang pariwisata terus meningkat setiap tahun, terbukti lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Bali, semuanya langsung terserap di sektor tersebut.
"Lulusan kita hampir tak ada yang sempat ganggur, bahkan belum diwisuda sudah bekerja duluan. Ini artinya lulusan sekolah pariwisata sangat dibutuhkan," kata Ketua STP Nusa Dua Dr I Nyoman Madiun MSc, Jumat.
Seusai acara wisuda sarjana STP Nusa Dua yang ke-18 itu, ia mengatakan, lulusan STP itu kini banyak yang sudah bekerja di perhotelan di luar negeri dan di kapal pesiar.
"Kami terus meningkatkan materi kurikulum mata kuliah yang diperlukan dalam sektor pariwisata sehingga menghasilakn lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam mencari pekerjaan," katanya.
Selain itu, kata Nyoman Madiun, guna menghasilkan lulusan berkualitas pihaknya telah melakukan berbagai terobosan, di antaranya pembangunan sarana fisik seperti laboratorium spa dan "mock-up", asrama mahasiswa serta pemenuhan kebutuhan pada sejumlah laboratorium.
Sedangkan pembangunan non-fisik, tambahnya, meliputi penerapan dan evaluasi kurikulum berbasis kompetensi, penugasan pengajar serta pegawai mengikuti program pendidikan dan pelatihan serta membangun jaringan kerja sama dengan lembaga-lembaga lainnya.(I020/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Lulusan kita hampir tak ada yang sempat ganggur, bahkan belum diwisuda sudah bekerja duluan. Ini artinya lulusan sekolah pariwisata sangat dibutuhkan," kata Ketua STP Nusa Dua Dr I Nyoman Madiun MSc, Jumat.
Seusai acara wisuda sarjana STP Nusa Dua yang ke-18 itu, ia mengatakan, lulusan STP itu kini banyak yang sudah bekerja di perhotelan di luar negeri dan di kapal pesiar.
"Kami terus meningkatkan materi kurikulum mata kuliah yang diperlukan dalam sektor pariwisata sehingga menghasilakn lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam mencari pekerjaan," katanya.
Selain itu, kata Nyoman Madiun, guna menghasilkan lulusan berkualitas pihaknya telah melakukan berbagai terobosan, di antaranya pembangunan sarana fisik seperti laboratorium spa dan "mock-up", asrama mahasiswa serta pemenuhan kebutuhan pada sejumlah laboratorium.
Sedangkan pembangunan non-fisik, tambahnya, meliputi penerapan dan evaluasi kurikulum berbasis kompetensi, penugasan pengajar serta pegawai mengikuti program pendidikan dan pelatihan serta membangun jaringan kerja sama dengan lembaga-lembaga lainnya.(I020/T007)
Editor : Nyoman Budhiana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012