Pekanbaru (Antara Bali) - Benarkah wisatawan asal Australia dan Korea Selatan ada yang menyukai kerupuk jengkol, salah satu jenis camilan khas Indonesia itu?

Jawaban atas pertanyaan itu setidaknya disampaikan oleh kalangan pedagang penjual kerupuk tersebut di Pasar Bawah dan Pasar Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau.

"Beberapa waktu lalu, kerupuk jengkol yang saya jual diborong wisatawan asal Australia. Katanya untuk oleh-oleh guna dibawa ke negaranya," kata Ny Upik (35), salah seorang pedagang di Pasar Bawah, Pekanbaru, Jumat.

Dia menjelaskan, kerupuk jengkol yang dibeli bule Australia dengan harga Rp65.000 per kilogram itu masih dalam keadaan mentah, sehingga nantinya harus digoreng terlebih dahulu.

Upik menambahkan, turis tersebut membeli hingga 3,5 kilogram dan kemudian dibungkus secara khusus mengunakan kardus agar mudah dibawa ke negaranya.

Sementara Ny Wati (37) pedagang kerupuk lainnya di Pasar Rumbai, juga mengaku belum lama ini turis warga negara Korea Selatan memborong dagangannya hingga 11 kilogram.

"Saya saat itu sempat kaget, orang asing berkulit putih yang kelihatannya seperti orang kaya kok beli kerupuk jengkol banyak-banyak. Dia mengaku menyukai kerupuk itu, sehingga membeli banyak dalam keadaan mentah agar tidak repot membawa ke negaranya," katanya.

Kerupuk jengkol asal Pekanbaru yang oleh warga setempat disebut "karupuak jariang", ketika sudah digoreng memiliki rasa khas dan sangat berbeda dengan kerupuk sejenis di daerah lain seperti Jakarta.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012