Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster menginginkan sektor pertanian dan kerajinan lokal dapat menjadi penopang kuat sektor pariwisata di Pulau Dewata karena terbukti sektor tersebut tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Terbukti, UMKM tetap menggeliatkan perekonomian kita di tengah pandemi. Pariwisata boleh terpuruk, namun UMKM tetap bisa jalan meski penuh upaya dan peluh," kata Putri Koster dalam arahanya pada acara Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal dan Fasilitasi KUR, di Denpasar, Senin.
Istri Gubernur Bali itupun mengajak UMKM terus berbenah untuk mempersiapkan diri menghadapi kemajuan zaman serta teknologi, atau yang lazim disebut industri 4.0.
"Harus terus belajar, belajar marketing, banyak bertanya kepada mereka yang sudah berhasil, sehingga nantinya UMKM kita bisa lebih mandiri. Pelaku usaha juga jangan hanya bicara industri 4.0, tettapi siapkan diri juga. Sudah bisakah masuk ke marketplace, sudah bisakah transaksi dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard, red)?, dan sebagainya," ujar sosok seniman serba bisa ini.
Selain itu, Putri Koster juga mengajak para pemodal besar, industri pariwisata, restoran hingga pasar modern menunjukkan kepedulian yang lebih besar kepada kelangsungan hidup UMKM di Bali.
Baca juga: Dekranasda Bali: UMKM "dewa penyelamat" ekonomi saat pandemi
"Lebih pedulilah kepada produk-produk lokal, kepada pelaku usaha kita di Bali. Turut serta juga menyejahterakan UMKM lokal Bali, cari solusi bersama, gotong royong jika ada hambatan-hambatan di lapangan dan saya juga harap jangan Bali ini dijadikan konsumen semata, karena Bali juga punya banyak produk yang bisa kita olah dan kita kedepankan," ucapnya.
Putri Koster menyebut Bali punya kelebihan, yakni jiwa seni yang kental dari masyarakatnya. "Jiwa seni jika dipadukan dengan jiwa kewirausahaan akan menghasilkan, tak hanya produk yang berkualitas, namun juga karakter budi yang luhur," ucapnya.
Ke depan, diharapkan pelaku UMKM, sektor kerajinan dan pertanian bisa menjadi kaki yang kuat yang menopang sektor pariwisata kita di Bali, sehingga ketika pariwisata itu goyah, keduanya masih bisa eksis mendongkrak perekonomian Bali.
Sementara itu, ketua panitia yang sekaligus juga Kepala Bidang Penganekaragaman Komsumsi dan Keamanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir I Nyoman Suarta mengatakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali yang juga didukung Bank BPD Bali tersebut, diisi dengan pameran/display berbagai produk olahan pangan lokal berbahan produk pertanian non beras.
"Masing-masing kabupaten/kota memamerkan produknya yang disajikan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) binaan yang adalah UMKM pengolah hasil pangan. Hadir pula menyaksikan beberapa pelaku usaha hotel dan restoran, serta pengusaha pasar modern seperti Tiara, Cocomart dan Asosiasi Pedagang Retail (Aprindo) Bali," ujarnya.
Pihaknya mengharapkan nantinya produk olahan pangan lokal Bali yang sangat banyak jenisnya dengan kualitas yang cukup baik, dapat dimanfaatkan dan di pasarkan oleh hotel, restoran, dan pasar modern sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.
Baca juga: Putri Koster minta ASN berbelanja di Pasar Gotong Royong
"Terutama minat sektor pariwisata kepada produk-produk non-beras kita akan meningkat, yang turut pula meningkatkan kesejahteraan UMKM khususnya di bidang pangan lokal di Bali," ucapnya.
Serangkaian dengan acara Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal juga dilaksanakan penyerahan permohonan KUR oleh perwakilan pelaku usaha UMKM pangan kepada BPD Bali. Lalu dilanjutkan Fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Bank BPD Bali kepada 100 UMKM pangan lokal Bali.
Sebanyak 100 pelaku usaha UMKM pangan lokal yang difasilitasi KUR tersebut adalah KWT pelaksana program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan KWT binaan yang sebelumnya telah difasilitasi bantuan dana stimulus dan perlu lebih diberdayakan dengan tambahan modal untuk pengembangan usaha.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Terbukti, UMKM tetap menggeliatkan perekonomian kita di tengah pandemi. Pariwisata boleh terpuruk, namun UMKM tetap bisa jalan meski penuh upaya dan peluh," kata Putri Koster dalam arahanya pada acara Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal dan Fasilitasi KUR, di Denpasar, Senin.
Istri Gubernur Bali itupun mengajak UMKM terus berbenah untuk mempersiapkan diri menghadapi kemajuan zaman serta teknologi, atau yang lazim disebut industri 4.0.
"Harus terus belajar, belajar marketing, banyak bertanya kepada mereka yang sudah berhasil, sehingga nantinya UMKM kita bisa lebih mandiri. Pelaku usaha juga jangan hanya bicara industri 4.0, tettapi siapkan diri juga. Sudah bisakah masuk ke marketplace, sudah bisakah transaksi dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard, red)?, dan sebagainya," ujar sosok seniman serba bisa ini.
Selain itu, Putri Koster juga mengajak para pemodal besar, industri pariwisata, restoran hingga pasar modern menunjukkan kepedulian yang lebih besar kepada kelangsungan hidup UMKM di Bali.
Baca juga: Dekranasda Bali: UMKM "dewa penyelamat" ekonomi saat pandemi
"Lebih pedulilah kepada produk-produk lokal, kepada pelaku usaha kita di Bali. Turut serta juga menyejahterakan UMKM lokal Bali, cari solusi bersama, gotong royong jika ada hambatan-hambatan di lapangan dan saya juga harap jangan Bali ini dijadikan konsumen semata, karena Bali juga punya banyak produk yang bisa kita olah dan kita kedepankan," ucapnya.
Putri Koster menyebut Bali punya kelebihan, yakni jiwa seni yang kental dari masyarakatnya. "Jiwa seni jika dipadukan dengan jiwa kewirausahaan akan menghasilkan, tak hanya produk yang berkualitas, namun juga karakter budi yang luhur," ucapnya.
Ke depan, diharapkan pelaku UMKM, sektor kerajinan dan pertanian bisa menjadi kaki yang kuat yang menopang sektor pariwisata kita di Bali, sehingga ketika pariwisata itu goyah, keduanya masih bisa eksis mendongkrak perekonomian Bali.
Sementara itu, ketua panitia yang sekaligus juga Kepala Bidang Penganekaragaman Komsumsi dan Keamanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir I Nyoman Suarta mengatakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali yang juga didukung Bank BPD Bali tersebut, diisi dengan pameran/display berbagai produk olahan pangan lokal berbahan produk pertanian non beras.
"Masing-masing kabupaten/kota memamerkan produknya yang disajikan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) binaan yang adalah UMKM pengolah hasil pangan. Hadir pula menyaksikan beberapa pelaku usaha hotel dan restoran, serta pengusaha pasar modern seperti Tiara, Cocomart dan Asosiasi Pedagang Retail (Aprindo) Bali," ujarnya.
Pihaknya mengharapkan nantinya produk olahan pangan lokal Bali yang sangat banyak jenisnya dengan kualitas yang cukup baik, dapat dimanfaatkan dan di pasarkan oleh hotel, restoran, dan pasar modern sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.
Baca juga: Putri Koster minta ASN berbelanja di Pasar Gotong Royong
"Terutama minat sektor pariwisata kepada produk-produk non-beras kita akan meningkat, yang turut pula meningkatkan kesejahteraan UMKM khususnya di bidang pangan lokal di Bali," ucapnya.
Serangkaian dengan acara Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal juga dilaksanakan penyerahan permohonan KUR oleh perwakilan pelaku usaha UMKM pangan kepada BPD Bali. Lalu dilanjutkan Fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Bank BPD Bali kepada 100 UMKM pangan lokal Bali.
Sebanyak 100 pelaku usaha UMKM pangan lokal yang difasilitasi KUR tersebut adalah KWT pelaksana program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan KWT binaan yang sebelumnya telah difasilitasi bantuan dana stimulus dan perlu lebih diberdayakan dengan tambahan modal untuk pengembangan usaha.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020