Denpasar (Antara Bali) - Pertumbuhan sub-sektor wisata konvensi atau pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran  (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition/MICE) di Bali meningkat pesat, namun pelaksananya didominasi oleh pengusaha dari luar daerah.

"Para pelaku "MICE" di Bali hanya dominan bermain di insentif. Sedangkan, dari sisi pertemuan, konferensi dan pameran, pemain Bali sangat jauh tertinggal. Bahkan persentase perbandingan itu 20:80," kata Ketua Indonesia Congress & Convention Association (INCCA) Bali Ida Bagus Surakusuma di Kuta, Kamis.

Menurut dia, kondisi itu dikarenakan tingginya perkembangan MICE di Bali belum diikuti kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, khususnya penduduk lokal.

Akibatnya, kata dia, peluang "MICE" di Bali lebih banyak digarap oleh pengusaha dari luar yang memiliki SDM berkualitas.

"Selain kalah di SDM, penggarap MICE di Bali juga terkendala pemasaran dan permodalan karena pemain lokal Bali lebih cenderung berpikir kurang profesional. Mereka ingin mengeluarkan modal sedikit, namun mengharapkan keuntungan banyak," ucap pria yang akrab disapa Gus Lolec itu.

Dia menambahkan bahwa dalam menghadapi persaingan global, SDM Bali harus lebih siap. Jika tidak, "MICE" akan terus dikuasai orang luar, yang hasilnya juga akan dinikmati oleh orang luar Bali. Dengan demikian harus mempersiapkan SDM yang lebih berkulitas dan tidak cengeng.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012