Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho optimistis pembayaran digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) dan berbagai inovasinya dapat diterapkan oleh seluruh pedagang pasar dan UMKM di Pulau Dewata.
"Berdasarkan data, jumlah merchant yang menyediakan fasilitas pembayaran QRIS di Provinsi Bali hingga 18 September 2020 saja sudah tercatat sebanyak 132.147 merchant," kata Trisno, di Denpasar, Senin.
Jumlah tersebut, lanjut dia, meningkat hingga 419 persen dibandingkan dengan awal tahun 2020. Sebanyak 107 persen dari jumlah merchant QRIS tersebut terbentuk selama masa pandemi sejak Maret 2020.
Menurut Trisno, QRIS menjadi salah satu solusi untuk bertransaksi aman dan sehat di tengah pandemi COVID-19. "QRIS bersifat contactless (nirsentuh) serta mampu meminimalisasi transaksi tatap muka dan mendukung 'physical distancing," ujarnya.
QRIS, lanjut dia, juga sangat mudah diterapkan di seluruh sektor ekonomi terutama sektor perdagangan retail seperti pasar karena sifatnya yang sangat CEMUMUAH (cepat, mudah, murah, aman dan handal).
"Oleh karena itu, kami meyakini QRIS dan berbagai inovasinya dapat diterapkan oleh seluruh pedagang pasar dan UMKM di Bali," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini pasar-pasar di Bali sudah mulai beradaptasi dengan menyediakan layanan digital, seperti pembeli dapat melakukan belanja di pasar-pasar tersebut dari rumah hanya dengan berbekal ponsel pintar.
"Salah satunya adalah melalui program web pasar dari Bank BRI yang di-soft launching belum lama ini. Oleh karena itu, Bank Indonesia sangat mendukung program web pasar guna memfasilitasi pasar-pasar tradisional untuk dapat eksis secara daring dan bertahan di masa pandemi," ujarnya.
Melalui web pasar itu, seluruh proses bisnisnya mulai dari pemesanan hingga pembayaran dapat dilakukan secara digital melalui pemanfaatan "website" hingga aplikasi WhatsApp.
"Model bisnis web pasar ini juga sekaligus mengintegrasikan layanan logistik, e-commerce dan digital marketing hingga pembayaran digital berbasis QRIS," ucapnya.
Selain itu untuk semakin membangkitkan roda perekonomian di tengah pandemi ini, Bank Indonesia juga memperpanjang kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0 persen yang semula berlaku sampai dengan September 2020 menjadi akhir Desember 2020.
"Kebijakan tersebut berlaku untuk segmen merchant usaha mikro dan merchant sosial keagamaan. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan biaya transaksi oleh merchant UMKM yang sangat terdampak dengan adanya penurunan kinerja ekonomi di Bali," katanya.
Trisno pun kembali mengajak masyarakat untuk senantiasa tertib dan disiplin dalam menerapkan imbauan-imbauan pemerintah khususnya dalam mengenakan masker dan sebisa mungkin melakukan transaksi pembayaran secara nontunai menggunakan QRIS guna meminimalisir risiko penularan COVID-19.
"Mari bersama-sama kita mampu memutus rantai penularan COVID-19 ini dan siap beradaptasi, siap bertransformasi untuk Bali bangkit," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Berdasarkan data, jumlah merchant yang menyediakan fasilitas pembayaran QRIS di Provinsi Bali hingga 18 September 2020 saja sudah tercatat sebanyak 132.147 merchant," kata Trisno, di Denpasar, Senin.
Jumlah tersebut, lanjut dia, meningkat hingga 419 persen dibandingkan dengan awal tahun 2020. Sebanyak 107 persen dari jumlah merchant QRIS tersebut terbentuk selama masa pandemi sejak Maret 2020.
Menurut Trisno, QRIS menjadi salah satu solusi untuk bertransaksi aman dan sehat di tengah pandemi COVID-19. "QRIS bersifat contactless (nirsentuh) serta mampu meminimalisasi transaksi tatap muka dan mendukung 'physical distancing," ujarnya.
QRIS, lanjut dia, juga sangat mudah diterapkan di seluruh sektor ekonomi terutama sektor perdagangan retail seperti pasar karena sifatnya yang sangat CEMUMUAH (cepat, mudah, murah, aman dan handal).
"Oleh karena itu, kami meyakini QRIS dan berbagai inovasinya dapat diterapkan oleh seluruh pedagang pasar dan UMKM di Bali," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini pasar-pasar di Bali sudah mulai beradaptasi dengan menyediakan layanan digital, seperti pembeli dapat melakukan belanja di pasar-pasar tersebut dari rumah hanya dengan berbekal ponsel pintar.
"Salah satunya adalah melalui program web pasar dari Bank BRI yang di-soft launching belum lama ini. Oleh karena itu, Bank Indonesia sangat mendukung program web pasar guna memfasilitasi pasar-pasar tradisional untuk dapat eksis secara daring dan bertahan di masa pandemi," ujarnya.
Melalui web pasar itu, seluruh proses bisnisnya mulai dari pemesanan hingga pembayaran dapat dilakukan secara digital melalui pemanfaatan "website" hingga aplikasi WhatsApp.
"Model bisnis web pasar ini juga sekaligus mengintegrasikan layanan logistik, e-commerce dan digital marketing hingga pembayaran digital berbasis QRIS," ucapnya.
Selain itu untuk semakin membangkitkan roda perekonomian di tengah pandemi ini, Bank Indonesia juga memperpanjang kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0 persen yang semula berlaku sampai dengan September 2020 menjadi akhir Desember 2020.
"Kebijakan tersebut berlaku untuk segmen merchant usaha mikro dan merchant sosial keagamaan. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan biaya transaksi oleh merchant UMKM yang sangat terdampak dengan adanya penurunan kinerja ekonomi di Bali," katanya.
Trisno pun kembali mengajak masyarakat untuk senantiasa tertib dan disiplin dalam menerapkan imbauan-imbauan pemerintah khususnya dalam mengenakan masker dan sebisa mungkin melakukan transaksi pembayaran secara nontunai menggunakan QRIS guna meminimalisir risiko penularan COVID-19.
"Mari bersama-sama kita mampu memutus rantai penularan COVID-19 ini dan siap beradaptasi, siap bertransformasi untuk Bali bangkit," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020