Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali mencatat kasus positif COVID-19 di daerah setempat hingga 23 September 2020 didominasi kelompok umur 20-29 tahun, dengan jumlah kumulatif sebanyak 1.701 orang.
"Jika dipersentasekan dari total kasus positif COVID-19 di Bali yang secara kumulatif sebanyak 8.126 orang, maka penderita COVID-19 yang berusia 20-29 tahun itu sebesar 20,93 persen," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali yang juga Sekda Bali Dewa Made Indra, di Denpasar, Rabu.
Adapun sebaran pasien positif COVID-19 yang berusia 20-29 tahun itu secara kumulatif, yakni dari Kabupaten Jembrana (58), Tabanan (95), Badung (302), Denpasar (469), Gianyar (216), Bangli (132), Klungkung (110), Karangasem (127), Buleleng (183). Selain itu, juga tercatat tujuh orang dengan domisili dari kabupaten lainnya di luar Bali dan dua warna negara asing.
GTPP Bali juga merinci pasien positif COVID-19, dengan kelompok umur di luar 20-29 tahun, yakni untuk usia atau umur 0-9 tahun (290), umur 10-19 tahun (421), umur 30-39 tahun (1.593), umur 40-49 tahun (1.497), umur 50-59 tahun (1.498), umur 60-69 tahun (748), umur 70-79 tahun (278), dan umur 80-89 (80).
Baca juga: Sekda Bali ikuti rakorsus pemetaan kerawanan pilkada di tengah pandemi
Dewa Indra menambahkan, hingga Rabu (23/9) tercatat jumlah pasien positif COVID-19 di daerah setempat yang telah sembuh secara kumulatif sebanyak 6.623 orang.
"Jika dipersentasekan, jumlah pasien sembuh mencapai 81,5 persen. Selain itu, untuk hari ini ada tambahan 130 kasus baru yang semuanya transmisi lokal," ucapnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali mencatat pada hari ini ada tambahan tujuh pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia, sehingga jumlah kumulatif pasien yang meninggal dunia menjadi 236 orang (2,9 persen).
Sedangkan untuk pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) yang dirawat di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering) sebanyak 1.266 orang (15,58 persen).
Dewa Made Indra kembali mengingatkan bahwa melaksanakan 3M merupakan cara ampuh untuk melindungi diri dan mencegah penyebaran COVID-19 kepada orang lain.
"Di saat vaksin dan obat COVID-19 belum ditemukan, cara yang paling ampuh untuk melindungi diri, keluarga dan masyarakat adalah dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang meliputi 3M, yakni Memakai masker dengan benar, Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan Menjaga jarak fisik," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan lonjakan kasus positif COVID-19 dari awal September di Pulau Dewata dipicu karena kasus transmisi lokal yang terjadi di lingkungan rumah tangga atau keluarga dan pelaksanaan upacara adat.
Menurut dia, dengan dibukanya kembali tempat-tempat wisata, telah menyebabkan tak sedikit generasi muda yang sebelumnya selama sekian bulan harus berdiam di rumah kemudian meluapkan kegembiraannya dengan berwisata.
Baca juga: Bali tambah 140 pasien COVID-19 sembuh
"Ini akhirnya timbul penderita-penderita yang tanpa gejala, OTG-OTG. Karena mereka muda-muda, sehat-sehat dan mereka pulang, ini yang menjadi sumber orang tuanya terkena (COVID-19-red) dan neneknya kena. Oleh karena daya tahan tubuh para orang tua yang sudah lemah, sehingga waktu penyembuhannya relatif lama serta risiko kematiannya tinggi," ucap Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Jika dipersentasekan dari total kasus positif COVID-19 di Bali yang secara kumulatif sebanyak 8.126 orang, maka penderita COVID-19 yang berusia 20-29 tahun itu sebesar 20,93 persen," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali yang juga Sekda Bali Dewa Made Indra, di Denpasar, Rabu.
Adapun sebaran pasien positif COVID-19 yang berusia 20-29 tahun itu secara kumulatif, yakni dari Kabupaten Jembrana (58), Tabanan (95), Badung (302), Denpasar (469), Gianyar (216), Bangli (132), Klungkung (110), Karangasem (127), Buleleng (183). Selain itu, juga tercatat tujuh orang dengan domisili dari kabupaten lainnya di luar Bali dan dua warna negara asing.
GTPP Bali juga merinci pasien positif COVID-19, dengan kelompok umur di luar 20-29 tahun, yakni untuk usia atau umur 0-9 tahun (290), umur 10-19 tahun (421), umur 30-39 tahun (1.593), umur 40-49 tahun (1.497), umur 50-59 tahun (1.498), umur 60-69 tahun (748), umur 70-79 tahun (278), dan umur 80-89 (80).
Baca juga: Sekda Bali ikuti rakorsus pemetaan kerawanan pilkada di tengah pandemi
Dewa Indra menambahkan, hingga Rabu (23/9) tercatat jumlah pasien positif COVID-19 di daerah setempat yang telah sembuh secara kumulatif sebanyak 6.623 orang.
"Jika dipersentasekan, jumlah pasien sembuh mencapai 81,5 persen. Selain itu, untuk hari ini ada tambahan 130 kasus baru yang semuanya transmisi lokal," ucapnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali mencatat pada hari ini ada tambahan tujuh pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia, sehingga jumlah kumulatif pasien yang meninggal dunia menjadi 236 orang (2,9 persen).
Sedangkan untuk pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) yang dirawat di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering) sebanyak 1.266 orang (15,58 persen).
Dewa Made Indra kembali mengingatkan bahwa melaksanakan 3M merupakan cara ampuh untuk melindungi diri dan mencegah penyebaran COVID-19 kepada orang lain.
"Di saat vaksin dan obat COVID-19 belum ditemukan, cara yang paling ampuh untuk melindungi diri, keluarga dan masyarakat adalah dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang meliputi 3M, yakni Memakai masker dengan benar, Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan Menjaga jarak fisik," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan lonjakan kasus positif COVID-19 dari awal September di Pulau Dewata dipicu karena kasus transmisi lokal yang terjadi di lingkungan rumah tangga atau keluarga dan pelaksanaan upacara adat.
Menurut dia, dengan dibukanya kembali tempat-tempat wisata, telah menyebabkan tak sedikit generasi muda yang sebelumnya selama sekian bulan harus berdiam di rumah kemudian meluapkan kegembiraannya dengan berwisata.
Baca juga: Bali tambah 140 pasien COVID-19 sembuh
"Ini akhirnya timbul penderita-penderita yang tanpa gejala, OTG-OTG. Karena mereka muda-muda, sehat-sehat dan mereka pulang, ini yang menjadi sumber orang tuanya terkena (COVID-19-red) dan neneknya kena. Oleh karena daya tahan tubuh para orang tua yang sudah lemah, sehingga waktu penyembuhannya relatif lama serta risiko kematiannya tinggi," ucap Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020