Jakarta (Antara Bali) - Layanan "mobile wallet" (m-wallet) dari operator seluler belum mencapai jumlah pengguna yang signifikan meski penggunaan peranti "mobile" kian marak di kalangan masyarakat di Tanah Air.
Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) memperkirakan jumlah pengguna layanan m-wallet baru mencapai 1,8 persen dari total pengguna seluler, atau 4 juta dari 220 juta pengguna seluler.
"Untuk 'captive market' layanan m-wallet sebesar 160 juta pengguna. Angka tersebut didapat dari 220 juta pengguna seluler dikurangi dengan jumlah pemilik 'bank account' sebanyak 60 juta pengguna," kata praktisi telematika Mastel, Teguh Prasetya, di Jakarta, Senin.
Menurutnya, diperlukan waktu beberapa tahun lagi untuk melakukan edukasi pasar mengenai layanan ini.
"Butuh waktu lama untuk mengenalkan layanan ini kepada konsumen. Pasalnya, konsumen di Indonesia belum terbiasa pada layanan 'm-wallet'," katanya seraya menyebutkan, operator perlu menyiapkan ekosistem layanan "m-wallet", mengingat masyarakat masih terbiasa melakukan transaksi secara konvensional.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) memperkirakan jumlah pengguna layanan m-wallet baru mencapai 1,8 persen dari total pengguna seluler, atau 4 juta dari 220 juta pengguna seluler.
"Untuk 'captive market' layanan m-wallet sebesar 160 juta pengguna. Angka tersebut didapat dari 220 juta pengguna seluler dikurangi dengan jumlah pemilik 'bank account' sebanyak 60 juta pengguna," kata praktisi telematika Mastel, Teguh Prasetya, di Jakarta, Senin.
Menurutnya, diperlukan waktu beberapa tahun lagi untuk melakukan edukasi pasar mengenai layanan ini.
"Butuh waktu lama untuk mengenalkan layanan ini kepada konsumen. Pasalnya, konsumen di Indonesia belum terbiasa pada layanan 'm-wallet'," katanya seraya menyebutkan, operator perlu menyiapkan ekosistem layanan "m-wallet", mengingat masyarakat masih terbiasa melakukan transaksi secara konvensional.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012