PT Angkasa Pura I (Persero) menggandeng Incheon International Airport Corporation (IIAC) yang berbasis di Korea Selatan untuk menjajaki kerja sama terkait penerapan pedoman Inisiasi Koridor Sehat atau Safe Corridor Innitiative (SCI) di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
"Melalui kerja sama ini, kami berupaya dapat meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dalam dan luar negeri untuk kembali melakukan perjalanan udara dengan rasa aman dan nyaman di masa adaptasi kebiasaan baru sehingga diharapkan dapat kembali meningkatkan pariwisata dan roda perekonomian di Indonesia," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam keterangan resminya yang diterima di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama oleh Faik Fahmi dengan Presiden & CEO IIAC Bon-Hwan Koo secara virtual dari masing-masing kantor di Jakarta dan Incheon pada Kamis (10/9) kemarin.
Baca juga: Bandara Bali catat peningkatan penumpang pada Agustus 2020
Faik Fahmi mengatakan pihaknya merasa sangat terhormat dapat bekerja sama dengan Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, sebagai salah satu bandara berkelas dunia yang menjadi acuan best practice dalam memastikan dan mengukur penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
"Bandara Incheon merupakan bandara pertama di dunia yang mendapatkan Akreditasi Kesehatan Bandara dari Airport Council International," katanya.
Pihaknya yakin protokol kesehatan yang sudah diimplementasikan AP I di seluruh bandara dapat memenuhi kriteria Pedoman SCI yang dikembangkan oleh IIAC sehingga Sertifikasi SCI dapat diraih.
Nantinya, sertifikasi SCI tersebut akan melengkapi stempel Safe Travel dari World Travel & Tourism Council (WTTC) yang baru-baru ini diraih oleh Angkasa Pura I.
Sementara itu President & CEO IIAC Bon-Hwan Koo mengatakan Bandara Internasional Incheon telah diakui dunia terkait penanganan karantina bandara pada masa pandemi.
"Kami juga menginisiasi Program SCI ini dengan mengombinasikan pengalaman kami dan pedoman internasional terkait penanganan pandemi di mana kami ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman kami ke pengelola bandara lainnya," ujar Hwan Koo.
Baca juga: Januari-Agustus, Bandara Ngurah Rai layani 5 juta penumpang
Menurutnya, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali merupakan salah satu bandara terbesar di Indonesia dan paling banyak dikunjungi oleh turis Korea sehingga menjadi target implementasi Program SCI.
"Kami harap kerja sama ini dapat berkontribusi terhadap pemulihan trafik penumpang dan memperkuat kemitraan antara Angkasa Pura I dan IIAC," ungkap Boo-Hwan Koo.
Pada kerja sama tersebut, Angkasa Pura I dan IIAC sepakat untuk menjadikan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai proyek percontohan penerapan Pedoman SCI di mana IIAC akan menilai kapabilitas pengendalian dan pencegahan penyakit menular di bandara itu.
Pedoman SCI ini mencakup lima komponen utama yaitu manajemen inventaris, SDM terlatih, komunikasi kesehatan, pencegahan epidemi, protokol dan prosedur yang diturunkan ke dalam tiga kompetensi utama yaitu kompetensi umum, kompetensi terkait keberangkatan, dan kompetensi terkait kedatangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Melalui kerja sama ini, kami berupaya dapat meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dalam dan luar negeri untuk kembali melakukan perjalanan udara dengan rasa aman dan nyaman di masa adaptasi kebiasaan baru sehingga diharapkan dapat kembali meningkatkan pariwisata dan roda perekonomian di Indonesia," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam keterangan resminya yang diterima di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama oleh Faik Fahmi dengan Presiden & CEO IIAC Bon-Hwan Koo secara virtual dari masing-masing kantor di Jakarta dan Incheon pada Kamis (10/9) kemarin.
Baca juga: Bandara Bali catat peningkatan penumpang pada Agustus 2020
Faik Fahmi mengatakan pihaknya merasa sangat terhormat dapat bekerja sama dengan Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, sebagai salah satu bandara berkelas dunia yang menjadi acuan best practice dalam memastikan dan mengukur penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
"Bandara Incheon merupakan bandara pertama di dunia yang mendapatkan Akreditasi Kesehatan Bandara dari Airport Council International," katanya.
Pihaknya yakin protokol kesehatan yang sudah diimplementasikan AP I di seluruh bandara dapat memenuhi kriteria Pedoman SCI yang dikembangkan oleh IIAC sehingga Sertifikasi SCI dapat diraih.
Nantinya, sertifikasi SCI tersebut akan melengkapi stempel Safe Travel dari World Travel & Tourism Council (WTTC) yang baru-baru ini diraih oleh Angkasa Pura I.
Sementara itu President & CEO IIAC Bon-Hwan Koo mengatakan Bandara Internasional Incheon telah diakui dunia terkait penanganan karantina bandara pada masa pandemi.
"Kami juga menginisiasi Program SCI ini dengan mengombinasikan pengalaman kami dan pedoman internasional terkait penanganan pandemi di mana kami ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman kami ke pengelola bandara lainnya," ujar Hwan Koo.
Baca juga: Januari-Agustus, Bandara Ngurah Rai layani 5 juta penumpang
Menurutnya, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali merupakan salah satu bandara terbesar di Indonesia dan paling banyak dikunjungi oleh turis Korea sehingga menjadi target implementasi Program SCI.
"Kami harap kerja sama ini dapat berkontribusi terhadap pemulihan trafik penumpang dan memperkuat kemitraan antara Angkasa Pura I dan IIAC," ungkap Boo-Hwan Koo.
Pada kerja sama tersebut, Angkasa Pura I dan IIAC sepakat untuk menjadikan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai proyek percontohan penerapan Pedoman SCI di mana IIAC akan menilai kapabilitas pengendalian dan pencegahan penyakit menular di bandara itu.
Pedoman SCI ini mencakup lima komponen utama yaitu manajemen inventaris, SDM terlatih, komunikasi kesehatan, pencegahan epidemi, protokol dan prosedur yang diturunkan ke dalam tiga kompetensi utama yaitu kompetensi umum, kompetensi terkait keberangkatan, dan kompetensi terkait kedatangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020