Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati berpandangan pandemi COVID-19 jika dilihat dari sisi positifnya justru bisa mendorong masyarakat setempat untuk berpikir lebih kreatif, inovatif, dan strategis dalam mengembangkan pariwisata Bali, yang salah satunya pariwisata kesehatan atau "health tourism".

"Potensi pariwisata kesehatan ini cukup besar dan sebenarnya merupakan bentuk tren pariwisata yang menggabungkan aspek kesehatan dan hiburan (leisure)," kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat menjadi pembicara utama Webinar Health Tourism dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Bali dan Fakultas Teknik Universitas Udayana, di Denpasar, Jumat (4/9).

Mengawali arahannya, Wagub Bali menyampaikan bahwa  pandemi COVID-19 telah membawa dampak signifikan pada segala lini kehidupan semua, mulai dari ekonomi, sosial, maupun budaya. 

Baca juga: Pariwisata dibuka, wisatawan domestik mulai kunjungi wisata bahari di Bali

Bali sebagai destinasi pariwisata dunia, lanjut dia, menjadi daerah yang paling merasakan dampak negatif karena jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali menurun hingga hampir 100 persen. Penurunan sektor pariwisata sangat berimbas pada ekonomi Bali.  

"Membangun pariwisata Bali pasca pandemi di masa kenormalan baru bukanlah hal yang mudah. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana membangun rasa percaya wisatawan pada pariwisata Bali, apalagi jika berkenaan dengan aspek kesehatan," ujarnya.

Pemerintah Provinsi Bali, kata Cok Ace, telah berkomitmen penuh untuk menanggulangi pandemi COVID-19 melalui berbagai upaya pencegahan penularan virus dan meningkatkan rasio kesembuhan pasien. 

"Namun, tentu saja upaya penanggulangan pandemi juga harus melibatkan peran aktif masyarakat dan pihak swasta," ujar pria yang juga Ketua PHRI Provinsi Bali itu.

Baca juga: Cok Ace: gunakan pandemi COVID-19 untuk cari solusi keberlangsungan budaya Bali

Wagub Bali  menyampaikan hendaknya kita dapat memandang tantangan ini bukan sebagai beban, tetapi sebagai peluang bagi Bali untuk mengembangkan pariwisata agar dapat kembali bangkit dan bahkan menjadi lebih baik lagi di masa depan. 

"Khususnya mengenai wisatawan pariwisata kesehatan melakukan perjalanan wisata karena didorong motivasi untuk meningkatkan kesehatan mereka (recover) dan memulihkan kebugaran (rejuvenate)," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa Bali memang memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi pariwisata kesehatan global, terutama dari segi wellness ( kebugaran).

Terdapat sekitar 3.200 wellness centre di Bali seperti pusat pengobatan herbal tradisional dan spa. Namun, baru segelintir saja yang memenuhi standar fasilitas kesehatan. 

"Untuk itu, ini merupakan catatan penting yang harus kita pikirkan ke depan jika ingin membangun pariwisata kesehatan di Bali," ujarnya.

Potensi utama Bali sebagai destinasi wisata kesehatan terletak pada keindahan alam Bali dan posisinya yang strategis sebagai destinasi wisata eksotis dengan budaya yang unik. 

Baca juga: "Voluntourism" tren baru berwisata di Indonesia

Selain itu, biaya pengobatan di pusat kesehatan Bali terbilang lebih terjangkau daripada negara lain, terutama negara maju. 

"Wisatawan yang berobat di Bali dapat mengalihkan pikiran mereka dari penyakit yang dideritanya dan menikmati keindahan alam dan budaya Bali. Ini penting untuk mengendalikan tingkat stres yang berdampak pada proses pemulihan yang lebih efektif," katanya. 

Untuk itu, Cok Ace berharap  wisata kesehatan Bali terus berbenah untuk meningkatkan kualitas menuju wisata kesehatan berkelas dunia. Sebagai contoh, Bali harus mengembangkan SDM dan tenaga profesional di bidang medis yang tak hanya ahli di bidangnya tetapi juga memperoleh pengakuan dari komunitas internasional. 

"Ini bisa dicapai melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi kualitas penanganan medis. Di samping itu  fasilitas kesehatan juga harus ditingkatkan agar sesuai standar," katanya.

Di akhir arahannya, Wagub Bali berharap  ke depannya Bali memiliki sebuah wadah yang berfungsi mengkolaborasikan berbagai ide dan progam positif untuk mengembangkan wisata kesehatan Bali menjadi lebih baik.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020