Denpasar (Antara Bali) - Provinsi Bali mengalami inflasi pedesaan sebesar 0,23 persen selama bulan Maret 2012, lebih tinggi dibanding inflasi secara nasional yang hanya 0,15 persen.
Kondisi tersebut menempatkan Bali pada urutan ke-14 dari 25 provinsi di Indonesia yang mengalami inflasi pedesaan, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa, di Denpasar Rabu.
Ia mengatakan, dari 32 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei 25 di antaranya mengalami inflasi pedesaan dan tujuh deflasi. Inflasi pedesaan terendah terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 0,05 persen.
Sementara deflasi pedesaan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 0,35 persen.
Gede Suarsa menambahkan, inflasi pedesaan itu sangat dipengaruhi oleh nilai tukar petani (NTP) dan perubahan indeks. NTP Bali pada bulan Maret 2012 sebesar 107,52 persen, menurun 0,48 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 108,04 persen.
Menurunnya NTP mempunyai kaitan erat dengan penurunan nilai indeks yang diterima petani sebesar 0,27 persen dan kenaikan indeks yang dibayar petani hanya sebesar 0,21 persen.
Menurunnya indeks yang diterima petani dipicu oleh berkurangnya indeks yang diterima petani pada subsektor tanaman pangan serta subsektor tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan subsektor perikanan, ujarnya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Kondisi tersebut menempatkan Bali pada urutan ke-14 dari 25 provinsi di Indonesia yang mengalami inflasi pedesaan, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa, di Denpasar Rabu.
Ia mengatakan, dari 32 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei 25 di antaranya mengalami inflasi pedesaan dan tujuh deflasi. Inflasi pedesaan terendah terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 0,05 persen.
Sementara deflasi pedesaan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 0,35 persen.
Gede Suarsa menambahkan, inflasi pedesaan itu sangat dipengaruhi oleh nilai tukar petani (NTP) dan perubahan indeks. NTP Bali pada bulan Maret 2012 sebesar 107,52 persen, menurun 0,48 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 108,04 persen.
Menurunnya NTP mempunyai kaitan erat dengan penurunan nilai indeks yang diterima petani sebesar 0,27 persen dan kenaikan indeks yang dibayar petani hanya sebesar 0,21 persen.
Menurunnya indeks yang diterima petani dipicu oleh berkurangnya indeks yang diterima petani pada subsektor tanaman pangan serta subsektor tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan subsektor perikanan, ujarnya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012