Manajemen Siloam Hospitals Bali di Kabupaten Badung, Bali, membahas pemberian air susu ibu (ASI) selama masa pandemi COVID-19 melalui webinar atau seminar berbasis daring.

 "Di masa pandemi sekarang banyak para ibu menyusui yang sangat khawatir akan pemberian ASI pada sang bayi karena takut akan tertular virus corona," ujar dokter Siloam Hospitals Bali, dr I Gusti Ngurah Twi Adnyana, SpA dalam keterangan yang diterima di Mangupura, Minggu.

Ia mengatakan dari sumber panduan WHO, ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Dan dari data ilmiah disebutkan, bahwa penularan selama hamil sangat jarang terjadi dan belum ada bukti ilmiah virus COVID-19 terdeteksi di ASI.

"ASI ini merupakan asupan yang protektif karena mengandung antibodi dan sebagai nutrisi terbaik dengan harga murah. Kandungan zat imunitas pada ASI berfungsi sebagai colostrum dan kaya akan protein," katanya.

Baca juga: Wapres: ASI pada anak turunkan prevalensi kekerdilan

Namun dalam hal, menurutnya ada beberapa panduan menyusui di masa pandemi COVID-19. Apabila ibu mengalami sakit dengan gejala ringan disarankan untuk melalui ASI Perah (ASIP), dan apabila ibu mengalami sakit dengan gejala yang berat, disarankan untuk rawat inap dengan tetap memberikan ASIP.

"Berbeda dengan kondisi Ibu sehat atau bebas dari COVID-19, maka ibu menyusui bisa langsung memberikan ASI dengan 3W yaitu Wear mask atau memakai masker, Wash hand atau mencuci tangan dan Wipe surface," ungkap Gusti Ngurah Twi Adnyana.

Ia menjelaskan, sampai saat ini COVID-19 belum ditemukan di dalam ASI, sehingga untuk sementara dapat disimpulkan bahwa virus itu tidak dapat ditularkan dengan memberikan ASIP dari seorang ibu positif COVID-19 atau diduga terinfeksi sekalipun.

"Untuk itu tetap berikan ASI karena pemberian sufor selalu ada resiko karena bukanlah pilihan yang tepat untuk sebagian besar bayi, ada banyak faktor yang dapat ditimbulkan seperti banyak keluarga yang tidak memiliki air bersih di lingkungannya, hal ini dapat meningkatkan resiko bayi mengalami diare atau gizi buruk," ujarnya.

Gusti Ngurah Twi Adnyana juga memberikan sejumlah panduan yang dilakukan dalam pemberian ASIP dengan beberapa proses yaitu sterilisasi alat dan penyimpanan yang benar.

Baca juga: ASI Eksklusif Turunkan Potensi Pneumonia

Menurutnya, penyimpanan dengan beberapa proses yang harus diperhatikan dengan penyimpanan di kulkas baik freezer maupun refrigerator antara dua hari sampai 2 minggu. Dan Dalam penggunaannya ASIP harus direndam dahulu pada wadah isi air hangat, dan jangan direbus di atas kompor masak.

"ASIP hanya digunakan sekali pakai dan tidak dapat disimpan kembali. Saat penyimpanan ASIP, volume dalam botol maksimal 150ml dan saat pemberian, maksimal kurang dari 12 jam setelah dikonsumsi," katanya.

Selain itu, apabila pemberian ASI harus dilakukan di tempat umum maka wajib memperhatikan sejumlah hal seperti kebersihan, mengenakan masker dan menggunakan Nursing Cover yang dapat menjadi penghalang agar bayi tidak mudah terpapar oleh lingkungan di tempat menyusui.

"Pada prinsipnya, besarnya manfaat menyusui sebenarnya jauh melebihi potensi resiko penularan dan penyakit lain yang terkait COVID-19. Jadi untuk para ibu menyusui jangan takut memberikan ASI pada bayinya," ungkap Gusti Ngurah Twi Adnyana.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020