Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong keterlibatan generasi muda atau kalangan milenial yang dianggap berperan sangat penting dalam kegiatan restorasi terumbu karang.

"Saya minta mereka yang merencanakan, jadi perencanaan-perencanaan yang tidak terlalu birokratis, biar anak-anak muda. Generasi muda yang merencanakan, nanti tinggal kita awasi dan disesuaikan kalau ada yang kurang," ujar Menko Luhut saat menghadiri pembukaan "Youth Voice: Coral Reef Restoration ICRG (Indonesia Coral Reef Garden)" di kawasan Pantai Mengiat, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Ia mengatakan kegiatan tersebut adalah kelanjutan dari restorasi terumbu karang yang sudah pernah ditanam oleh Kemenko Marves bersama dengan Pertemuan IMF-World Bank pada tahun 2018.

"Saat ini tumbuhnya sekitar 60 persen, kenapa 60 persen karena kurang pemeliharaan. Nah sekarang ingin kami perbaiki," katanya.

Baca juga: Sejumlah peserta "Youth Leadership Summit 2018" tanam terumbu karang

Menurutnya, dalam suasana pandemi COVID-19 seperti ini, ada banyak masyarakat yang tidak dapat bekerja seperti di bidang perhotelan. Dengan adanya kegiatan itu, bersama dengan yayasan dan mahasiswa diyakini akan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.

"Nah itu kami minta untuk membantu replanting lagi coral ini, pemerintah akan mencoba mendukung dan akan kita carikan dananya, kami berharap minggu depan kami ketahui lagi bentuknya seperti apa. Saya kira bisa membuat lapangan kerja beberapa ratus orang sampai nanti akhir tahun atau awal tahun depan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Konservasi Perairan dan Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Kemenko Marves, Andreas Albertino Hutahaean mengatakan kegiatan "Youth Voice: Coral Reef Restoration ICRG (Indonesia Coral Reef Garden)" diharapkan dapat melibatkan para generasi muda untuk berpartisipasi dalam memelihara terumbu karang.

Baca juga: LPS tanam mangrove dan terumbu karang di Taman Nasional Bali

"Menurut kami keterlibatan mereka masih perlu ditingkatkan. Mereka terlibat dalam proses penanaman diawal, tetapi dalam pemeliharaan ini harus dilibatkan lagi karena menanam itu gampang menjaga yang susah," katanya.

Terkait Program ICRG itu, Kemenko Maritim dan Investasi tidak hanya terfokus pada rehabilitasi terumbu karang seluas 204 hektare di perairan Nusa Dua tapi juga berencana akan membuat "Museum Laut Tropis ICRG" sebagai Center of Excellent (CoE) untuk pusat ilmu pengetahuan laut tropis yang pertama di dunia.

"Ini masih dalam tahap kajian. Memang pemerintah berencana membangun museum ICRG. Dan kita memang lokasinya di mega biodiversity ya jadi sudah Selayaknya sebagai negara maritim kami memiliki itu. Namun ini masih dalam tahap studi seperti apa rencananya, kita bekerja sama dengan LIPI, KKP dan ITDC untuk mengembangkan museum ini," ujar Andreas Hutahaean.

Baca juga: Indonesia usulkan asuransi terumbu karang dalam Pertemuan IMF



Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020