Badung (Antaranews Bali) - Sejumlah pemuda-pemudi dari berbagai negara yang sedang mengikuti kegiatan "Youth Leadership Summit 2018" menanam terumbu karang di Pantai Samuh, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
"Youth Leadership Summit merupakan rangkaian kegiatan Our Ocean Conference 2018, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali. Ada 65 negara yang mengirimkan perwakilannya dalam Youth Leadership Summit 2018," ujar Manajer Program Ekosistem Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati), Basuki Rahmat, Rabu.
Dalam kesempatan tersebut, "Kehati" melalui mitranya, Divers Clean Action (DCA) ikut berpartisipasi dalam kegiatan Youth Leadership Summit 2018 dengan mengajak para peserta perwakilan pemimpin muda daru berbagai negara untuk menanam terumbu karang.
"Keikutsertaan Yayasan 'Kehati' melalui DCA di forum Youth Leadership Summit 2018 ini merupakan bagian dari komitmen KEHATI dalam kegiatan konservasi laut, terutama melalui gerakan-gerakan anak muda," katanya.
Ia menjelaskan, sebelumnya pihaknya melalui program penyelamatan pesisir dan pulau-pulau kecil, juga telah menggandeng mitra anak-anak muda untuk bergerak, seperti yang telah dilaksanakan di Pulau Kepulauan Seribu.
"Dalam kegiatan ini kami memilih penanaman terumbu karang menjadi mata kegiatan dalam keikutsertaan kami di 'Youth Leadership Summit 2018' sebagai bentuk aksi nyata kami konservasi laut, khususnya penyelamatan terumbu karang di Pantai Samuh, Nusa Dua, yang merupakan salah satu kawasan favorit wisatawan," katanya.
Dalam kegiatan itu, terumbu karang ditanam dengan menggunakan metode Mars Accelerated Coral Reefs Rehabilitation System (MARRS). Metode tersebut memanfaatkan struktur besi "spider-web" yang menjadi tempat karang tertanam.
Struktur besi tersebut memiliki fungsi untuk mengisi jarak antara sisa karang alami, menstabilkan terumbu karang, membatasi reruntuhan karang dan menyediakan substrat untuk habitat pemulihan serta peningkatan keanekaragaman hayati karang secara alami.
“Dengan metode ini, ikan dapat kembali dengan cepat ke area yang direhabilitasi, memulihkan keseimbangan ekosistem, mengendalikan alga dan menciptakan dasar untuk perikanan berkelanjutan di masa depan, serta membangun ekowisata laut yang lestari,” kata Basuki.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Youth Leadership Summit merupakan rangkaian kegiatan Our Ocean Conference 2018, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali. Ada 65 negara yang mengirimkan perwakilannya dalam Youth Leadership Summit 2018," ujar Manajer Program Ekosistem Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati), Basuki Rahmat, Rabu.
Dalam kesempatan tersebut, "Kehati" melalui mitranya, Divers Clean Action (DCA) ikut berpartisipasi dalam kegiatan Youth Leadership Summit 2018 dengan mengajak para peserta perwakilan pemimpin muda daru berbagai negara untuk menanam terumbu karang.
"Keikutsertaan Yayasan 'Kehati' melalui DCA di forum Youth Leadership Summit 2018 ini merupakan bagian dari komitmen KEHATI dalam kegiatan konservasi laut, terutama melalui gerakan-gerakan anak muda," katanya.
Ia menjelaskan, sebelumnya pihaknya melalui program penyelamatan pesisir dan pulau-pulau kecil, juga telah menggandeng mitra anak-anak muda untuk bergerak, seperti yang telah dilaksanakan di Pulau Kepulauan Seribu.
"Dalam kegiatan ini kami memilih penanaman terumbu karang menjadi mata kegiatan dalam keikutsertaan kami di 'Youth Leadership Summit 2018' sebagai bentuk aksi nyata kami konservasi laut, khususnya penyelamatan terumbu karang di Pantai Samuh, Nusa Dua, yang merupakan salah satu kawasan favorit wisatawan," katanya.
Dalam kegiatan itu, terumbu karang ditanam dengan menggunakan metode Mars Accelerated Coral Reefs Rehabilitation System (MARRS). Metode tersebut memanfaatkan struktur besi "spider-web" yang menjadi tempat karang tertanam.
Struktur besi tersebut memiliki fungsi untuk mengisi jarak antara sisa karang alami, menstabilkan terumbu karang, membatasi reruntuhan karang dan menyediakan substrat untuk habitat pemulihan serta peningkatan keanekaragaman hayati karang secara alami.
“Dengan metode ini, ikan dapat kembali dengan cepat ke area yang direhabilitasi, memulihkan keseimbangan ekosistem, mengendalikan alga dan menciptakan dasar untuk perikanan berkelanjutan di masa depan, serta membangun ekowisata laut yang lestari,” kata Basuki.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018