Fakultas Kedokteran Universitas Udayana memberikan kado Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Berbasis Desa Adat kepada Pemerintah Provinsi Bali dalam memperingati Hari Jadi Ke-62 Provinsi Bali pada 14 Agustus 2020.
"Unsur perguruan tinggi memang harus dilibatkan, bersinergi dengan pemerintah terlebih di saat kita berupaya menanggulangi COVID-19 seperti saat ini. Terima kasih kepada Bapak Dekan yang di tengah kesibukannya masih menulis buku ini," kata Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra saat menerima Dekan FK Unud Prof Dr dr I Ketut Suyasa, SpB,SpOT (K), di Denpasar, Kamis.
Dewa Indra mengucapkan rasa terima kasih atas dukungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dalam mendukung upaya pemerintah menangani pandemi COVID-19.
Pihaknya akan segera mendistribusikan buku pedoman tersebut hingga tingkat desa adat agar masyarakat semakin fasih mencegah dan sekaligus mampu menurunkan angka penularan.
"Untuk itu, kami libatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pemajuan Masyarakat Adat dan BPBD Provinsi Bali," ujar birokrat asal Pemaron, Kabupaten Buleleng itu.
Baca juga: RS Unud Bali gunakan terapi plasma konvalesen pada pasien COVID-19
Dewa Indra pun menyampaikan harapan agar penelitian-penelitian yang dihasilkan para akademisi dari perguruan tinggi di Bali mampu diangkat ke permukaan.
"Ke depan harus direalisasikan dan ditindaklanjuti, jangan jadi dokumen akademik saja. Riset secara akademis 'kan sudah dilaksanakan, tinggal sekarang ditampilkan dan dipromosikan," katanya.
Terlebih, lanjut dia, sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang diusung Gubernur Bali, salah satunya mendukung pengembangan sistem pengobatan tradisional.
Maka dari itu Pemprov Bali mulai mengembangkan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) di tiga kabupaten di Bali yakni Bangli, Karangasem, dan Tabanan.
"Jadi penelitian akademis bisa diwadahi di sana, dan Unud harus bisa jadi pioner di Bali," katanya.
Baca juga: Universitas Udayana uji coba gunakan robot tangani pasien rumah sakit (video)
Sementara itu, Dekan FK Unud Prof Dr dr I Ketut Suyasa, SpB,SpOT (K) menyebut Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Berbasis Desa Adat yang diterbitkan dalam dua bahasa (Indonesia dan Bali, red.) tersebut merupakan "kado" untuk Hari Jadi Ke-62 Provinsi Bali.
"Buku yang kami susun merupakan sebuah upaya edukasi kami untuk masyarakat bagaimana mencegah dan menerapkan protokol kesehatan di masyarakat. Sebuah pedoman simpel untuk masyarakat untuk menjaga dirinya dan keluarga atau orang lain di sekitarnya," ucapnya.
Selain itu, harus disadari untuk saat ini belum memungkinkan untuk mencapai angka nol COVID-19, untuk itu langkahnya yang paling penting bagaimana mengubah pola hidup masyarakat agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Ini tugas seluruh komponen masyarakat, karena itu pendekatan buku ini adalah desa dan desa adat," ujarnya.
Prof Suyasa juga mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan, guna mengurangi penularan.
"Kami bersama Dinas Kesehatan dan jajaran lintas sektor terus berupaya, membuat standar baku dalam penanganan COVID-19 ini. Kita mencoba mencari alternatif-alternatif agar pasien lebih cepat sembuh," katanya.
Baca juga: Sekda Bali: mahasiswa KKN agen edukasi protokol COVID-19
Dalam kesempatan yang sama, Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengamini bahwa pencegahan dan penanggulangan COVID-19 tidak hanya dititikberatkan di hilir, tetapi juga di hulu.
"Hulunya adalah bagaimana kita berupaya agar mengurangi penularan melalui upaya pencegahan. Pemahaman tentang langkah pencegahan harus diperbanyak dan terus disosialisasikan. Edukasi dan informasi yang masif ke masyarakat. Buku pedoman ini salah satu langkah nyata dari sekian banyak kolaborasi Pemprov Bali dan pihak Unud," kata Suarjaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Unsur perguruan tinggi memang harus dilibatkan, bersinergi dengan pemerintah terlebih di saat kita berupaya menanggulangi COVID-19 seperti saat ini. Terima kasih kepada Bapak Dekan yang di tengah kesibukannya masih menulis buku ini," kata Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra saat menerima Dekan FK Unud Prof Dr dr I Ketut Suyasa, SpB,SpOT (K), di Denpasar, Kamis.
Dewa Indra mengucapkan rasa terima kasih atas dukungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dalam mendukung upaya pemerintah menangani pandemi COVID-19.
Pihaknya akan segera mendistribusikan buku pedoman tersebut hingga tingkat desa adat agar masyarakat semakin fasih mencegah dan sekaligus mampu menurunkan angka penularan.
"Untuk itu, kami libatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pemajuan Masyarakat Adat dan BPBD Provinsi Bali," ujar birokrat asal Pemaron, Kabupaten Buleleng itu.
Baca juga: RS Unud Bali gunakan terapi plasma konvalesen pada pasien COVID-19
Dewa Indra pun menyampaikan harapan agar penelitian-penelitian yang dihasilkan para akademisi dari perguruan tinggi di Bali mampu diangkat ke permukaan.
"Ke depan harus direalisasikan dan ditindaklanjuti, jangan jadi dokumen akademik saja. Riset secara akademis 'kan sudah dilaksanakan, tinggal sekarang ditampilkan dan dipromosikan," katanya.
Terlebih, lanjut dia, sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang diusung Gubernur Bali, salah satunya mendukung pengembangan sistem pengobatan tradisional.
Maka dari itu Pemprov Bali mulai mengembangkan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) di tiga kabupaten di Bali yakni Bangli, Karangasem, dan Tabanan.
"Jadi penelitian akademis bisa diwadahi di sana, dan Unud harus bisa jadi pioner di Bali," katanya.
Baca juga: Universitas Udayana uji coba gunakan robot tangani pasien rumah sakit (video)
Sementara itu, Dekan FK Unud Prof Dr dr I Ketut Suyasa, SpB,SpOT (K) menyebut Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Berbasis Desa Adat yang diterbitkan dalam dua bahasa (Indonesia dan Bali, red.) tersebut merupakan "kado" untuk Hari Jadi Ke-62 Provinsi Bali.
"Buku yang kami susun merupakan sebuah upaya edukasi kami untuk masyarakat bagaimana mencegah dan menerapkan protokol kesehatan di masyarakat. Sebuah pedoman simpel untuk masyarakat untuk menjaga dirinya dan keluarga atau orang lain di sekitarnya," ucapnya.
Selain itu, harus disadari untuk saat ini belum memungkinkan untuk mencapai angka nol COVID-19, untuk itu langkahnya yang paling penting bagaimana mengubah pola hidup masyarakat agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Ini tugas seluruh komponen masyarakat, karena itu pendekatan buku ini adalah desa dan desa adat," ujarnya.
Prof Suyasa juga mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan, guna mengurangi penularan.
"Kami bersama Dinas Kesehatan dan jajaran lintas sektor terus berupaya, membuat standar baku dalam penanganan COVID-19 ini. Kita mencoba mencari alternatif-alternatif agar pasien lebih cepat sembuh," katanya.
Baca juga: Sekda Bali: mahasiswa KKN agen edukasi protokol COVID-19
Dalam kesempatan yang sama, Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengamini bahwa pencegahan dan penanggulangan COVID-19 tidak hanya dititikberatkan di hilir, tetapi juga di hulu.
"Hulunya adalah bagaimana kita berupaya agar mengurangi penularan melalui upaya pencegahan. Pemahaman tentang langkah pencegahan harus diperbanyak dan terus disosialisasikan. Edukasi dan informasi yang masif ke masyarakat. Buku pedoman ini salah satu langkah nyata dari sekian banyak kolaborasi Pemprov Bali dan pihak Unud," kata Suarjaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020