Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi telah melakukan pendampingan dan memberikan sejumlah bantuan teknis untuk Kelompok Tani Ternak Manik Pertiwi, Desa Wanagiri, Kabupaten Buleleng supaya dapat menaikkan produktivitas bawang putih.
"Pendampingan dan bantuan teknis kami upayakan untuk secara terus dapat diberikan kepada kelompok Manik Pertiwi agar produktivitas dapat terus meningkat, dan memberikan kemanfaatan dari sisi ekonomi bagi para petani," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara panen perdana klaster bawang putih di KTT Manik Pertiwi, Singaraja, Buleleng, Kamis.
Di samping itu, pendampingan tersebut sekaligus untuk melengkapi hasil hortikultura lain seperti sayuran, buah, dan bunga, yang menjadi hasil lahan selama "off season" penanaman bawang putih.
"Bawang putih dulu sempat menjadi primadona tanaman pangan lokal di sini. Namun sempat kemudian tidak diminati oleh para petani untuk ditanam, karena kalah dengan keberadaan bawang putih impor yang harganya lebih murah," ujarnya.
Tetapi, lanjut Trisno, sejak digalakkannya program swasembada bawang putih oleh pemerintah sejak beberapa tahun terakhir, budidaya tanaman ini menjadi kembali dilirik oleh petani untuk dibudidayakan kembali, karena petani melihat komitmen pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut khususnya bagi peningkatan kesejahteraan petani.
"Kami selama dua tahun ini telah mendampingi KTT Manik Pertiwi untuk kembali membudidayakan bawang putih, khususnya dalam penguatan pembibitannya," ucapnya.
Baca juga: BI Bali dorong kakao Jembrana jadi primadona ekspor
Menurut Trisno, keberhasilan pengembangan bawang putih sebagai salah satu komoditas pangan strategis tentunya akan memberi pengaruh terhadap stabilitas harga dan inflasi pangan di Bali ini, sekaligus membantu upaya pengurangan defisit neraca transaksi berjalan akibat impor bawang putih yang saat ini membanjiri pasar domestik.
"Dua tahun lalu, BI bali bersama jajaran pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan lainnya berdiri di tempat yang sama untuk melaksanakan seremoni panen bawang putih perdana. Pada waktu itu, hadir pula perwakilan Bank Indonesia Jakarta untuk menyaksikan panen tersebut di lahan demplot seluas dua hektare.
"Pada saat itu kita berhasil memperoleh hitungan produktivitas demplot sebanyak 7,48 ton per hektare. Ini tentu sebuah hasil yang cukup menggembirakan bagi demplot uji coba," katanya.
Oleh karena itu, pencapaian tersebut perlu terus ditingkatkan, baik dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi, maupun dengan berbagai inovasi sebagaimana selama ini dilakukan dengan menerapkan pola budidaya organik berbasis MA-11, dengan pendampingan petani pakar Dewa Ketut Gata.
Belum lama ini kelompok Manik Pertiwi juga difasilitasi untuk dapat memperoleh bantuan teknis pelatihan budidaya organik langsung dari pakar pembuat MA-11 yaitu dr Nugroho Widiasmadi yang hadir ke tempat ini sebelum masa COVID-19.
Dalam kesempatan itu juga diberikan bantuan satu unit kendaraan roda empat dan hand tracktor dan penguatan jaringan irigasi mengingat wilayah ini berada di daerah yang cukup menantang, rehabilitasi bangunan sekretariat, serta mesin pengolahan limbah ternak.
"Semoga bantuan kecil kami dapat mendukung kelompok tani dalam menyukseskan program pengembangan klaster pertanian Bank Indonesia khususnya, dan program pemerintah pada umumnya, demi tercapainya kemandirian/swasembada bawang putih beberapa tahun lagi," kata Trisno berharap pada acara yang juga dihadiri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Pendampingan dan bantuan teknis kami upayakan untuk secara terus dapat diberikan kepada kelompok Manik Pertiwi agar produktivitas dapat terus meningkat, dan memberikan kemanfaatan dari sisi ekonomi bagi para petani," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara panen perdana klaster bawang putih di KTT Manik Pertiwi, Singaraja, Buleleng, Kamis.
Di samping itu, pendampingan tersebut sekaligus untuk melengkapi hasil hortikultura lain seperti sayuran, buah, dan bunga, yang menjadi hasil lahan selama "off season" penanaman bawang putih.
"Bawang putih dulu sempat menjadi primadona tanaman pangan lokal di sini. Namun sempat kemudian tidak diminati oleh para petani untuk ditanam, karena kalah dengan keberadaan bawang putih impor yang harganya lebih murah," ujarnya.
Tetapi, lanjut Trisno, sejak digalakkannya program swasembada bawang putih oleh pemerintah sejak beberapa tahun terakhir, budidaya tanaman ini menjadi kembali dilirik oleh petani untuk dibudidayakan kembali, karena petani melihat komitmen pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut khususnya bagi peningkatan kesejahteraan petani.
"Kami selama dua tahun ini telah mendampingi KTT Manik Pertiwi untuk kembali membudidayakan bawang putih, khususnya dalam penguatan pembibitannya," ucapnya.
Baca juga: BI Bali dorong kakao Jembrana jadi primadona ekspor
Menurut Trisno, keberhasilan pengembangan bawang putih sebagai salah satu komoditas pangan strategis tentunya akan memberi pengaruh terhadap stabilitas harga dan inflasi pangan di Bali ini, sekaligus membantu upaya pengurangan defisit neraca transaksi berjalan akibat impor bawang putih yang saat ini membanjiri pasar domestik.
"Dua tahun lalu, BI bali bersama jajaran pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan lainnya berdiri di tempat yang sama untuk melaksanakan seremoni panen bawang putih perdana. Pada waktu itu, hadir pula perwakilan Bank Indonesia Jakarta untuk menyaksikan panen tersebut di lahan demplot seluas dua hektare.
"Pada saat itu kita berhasil memperoleh hitungan produktivitas demplot sebanyak 7,48 ton per hektare. Ini tentu sebuah hasil yang cukup menggembirakan bagi demplot uji coba," katanya.
Oleh karena itu, pencapaian tersebut perlu terus ditingkatkan, baik dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi, maupun dengan berbagai inovasi sebagaimana selama ini dilakukan dengan menerapkan pola budidaya organik berbasis MA-11, dengan pendampingan petani pakar Dewa Ketut Gata.
Belum lama ini kelompok Manik Pertiwi juga difasilitasi untuk dapat memperoleh bantuan teknis pelatihan budidaya organik langsung dari pakar pembuat MA-11 yaitu dr Nugroho Widiasmadi yang hadir ke tempat ini sebelum masa COVID-19.
Dalam kesempatan itu juga diberikan bantuan satu unit kendaraan roda empat dan hand tracktor dan penguatan jaringan irigasi mengingat wilayah ini berada di daerah yang cukup menantang, rehabilitasi bangunan sekretariat, serta mesin pengolahan limbah ternak.
"Semoga bantuan kecil kami dapat mendukung kelompok tani dalam menyukseskan program pengembangan klaster pertanian Bank Indonesia khususnya, dan program pemerintah pada umumnya, demi tercapainya kemandirian/swasembada bawang putih beberapa tahun lagi," kata Trisno berharap pada acara yang juga dihadiri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020