Kuta (Antara Bali) - Setelah berakhirnya ritual Nyepi sejak munculnya sinar matahari, Sabtu, kawasan wisata internasional Pantai Kuta hingga siang hari masih terlihat sepi, namun sudah mulai terdapat aktivitas wisata.
Meski kondisi cuaca tak menentu, sebentar hujan dan kembali reda, hanya sesekali terlihat pancaran sinar matahari, namun suasana Pantai Kuta yang sempat "mati" selama Nyepi mulai hidup oleh kehadiran beberapa wisatawan domestik maupun asing.
Wartawan ANTARA dari Pantai Kuta melaporkan, beberapa wisatawan terlihat hanya mondar-mandir dan sebagian bermain di hamparan pasir putih di sela-sela hempasan ombak yang merambat ke daratan.
Sebagian pelancong hanya beraktivitas di sekitar pasir pantai, karena sepanjang garis pantai dipasang bendera merah, pertanda pengunjung dilarang berenang. "Lagian ombaknya juga besar, jadi nggak berani berenang," kata Meti, salah seorang pengunjung.
Namun ada juga wisatawan yang bermain selancar, baik perorangan maupun kelompok, dengan dipandu pihak penyedia jasa layanan surving. "Saya justru tertantang untuk menjajal ombak yang kondisinya sedang tinggi," kata Dave Macharty, asal Inggris.
Nyoman Puja, pengawas lapangan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Baliwista) Kabupaten Badung, sebelumnya mengatakan, dalam kondisi ombak tinggi, pihaknya akan terus mengingatkan kepada pengunjung untuk berhati-hati.
"Pemasangan bendera merah sejak beberapa hari ini sebagai tanda larangan berenang maupun sekadar berendam. Kondisi cuaca sedang tidak menentu," katanya mengingatkan.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Meski kondisi cuaca tak menentu, sebentar hujan dan kembali reda, hanya sesekali terlihat pancaran sinar matahari, namun suasana Pantai Kuta yang sempat "mati" selama Nyepi mulai hidup oleh kehadiran beberapa wisatawan domestik maupun asing.
Wartawan ANTARA dari Pantai Kuta melaporkan, beberapa wisatawan terlihat hanya mondar-mandir dan sebagian bermain di hamparan pasir putih di sela-sela hempasan ombak yang merambat ke daratan.
Sebagian pelancong hanya beraktivitas di sekitar pasir pantai, karena sepanjang garis pantai dipasang bendera merah, pertanda pengunjung dilarang berenang. "Lagian ombaknya juga besar, jadi nggak berani berenang," kata Meti, salah seorang pengunjung.
Namun ada juga wisatawan yang bermain selancar, baik perorangan maupun kelompok, dengan dipandu pihak penyedia jasa layanan surving. "Saya justru tertantang untuk menjajal ombak yang kondisinya sedang tinggi," kata Dave Macharty, asal Inggris.
Nyoman Puja, pengawas lapangan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Baliwista) Kabupaten Badung, sebelumnya mengatakan, dalam kondisi ombak tinggi, pihaknya akan terus mengingatkan kepada pengunjung untuk berhati-hati.
"Pemasangan bendera merah sejak beberapa hari ini sebagai tanda larangan berenang maupun sekadar berendam. Kondisi cuaca sedang tidak menentu," katanya mengingatkan.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012