Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai bersama dengan Satpol PP Badung di Bali menangani warga Rusia bernama Rusminnubaev Marat (36) yang ditemukan menggelandang di sebuah tanah kosong tepat di bagian depan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai selama satu bulan ini.
"Itu masih kami tahan dulu, masih diperiksa dulu dan dilihat pelanggaran-pelanggarannya, karena memang sekarang ini masih diberikan bagi mereka untuk diperpanjang secara otomatis. Tapi dengan aturan yang baru tentunya kita pastikan dulu statusnya dia, apakah dia harus pulang ke negaranya," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkum-HAM Bali Jamaruli Manihuruk, saat ditemui di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan berdasarkan laporan dari masyarakat bahwa keberadaan turis Rusia tersebut mengganggu di lingkungan setempat. Saat ini sudah ditangani Satpol PP Badung dan telah dilakukan serah terima ke pihak Imigrasi Ngurah Rai.
"Terkait kenapa setelah sekian lama dia di sana, ya karena memang dia dibolehkan memperpanjang secara otomatis ya bebas bebas saja. Selama bukan kasus imigrasi ya bukan imigrasi menangani, misalnya mengganggu ketertiban masyarakat, ya bukan imigrasi yang menangani," katanya pula.
Baca juga: Turis Rusia jadi korban penjambretan di Badung
Jamaruli mengatakan setelah diperoleh hasil dari pemeriksaan warga asing tersebut, selanjutnya akan dilakukan deportasi ke negara asalnya. "Enggak harus langsung dipulangkan, jadi kalau pesawat di negaranya tidak ada, ya kita harus tunggu sampai ada pesawat yang memulangkannya," ujar Jamaruli lagi.
Menurut keterangan dari Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Kertha Suryanegara bahwa turis asal Rusia itu sempat jalan-jalan ke China, kemudian ke Bangkok, Vietnam, Malaysia, dan Singapura.
Suryanegara mengatakan Rusminnubaev Marat masuk ke Bali pada 22 Maret 2020, lama tinggal sekitar satu sampai dua bulan lalu. Dari paspornya, turis asing tersebut masuk ke Indonesia melalui Kota Dumai.
"Awalnya jalan-jalan dia, karena enggak punya uang ya tidur sana. Sebelah timur bandara, dekat patung Ngurah Rai ada tanah kosong. Hidupnya di sana, dia minta-minta sama orang sana dan ada yang bantu kasih makan. Selanjutnya sudah kita koordinasikan ke imigrasi," ujar Suryanegara pula.
Baca juga: Imigrasi Denpasar dalami kasus WN Rusia diduga onar
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Itu masih kami tahan dulu, masih diperiksa dulu dan dilihat pelanggaran-pelanggarannya, karena memang sekarang ini masih diberikan bagi mereka untuk diperpanjang secara otomatis. Tapi dengan aturan yang baru tentunya kita pastikan dulu statusnya dia, apakah dia harus pulang ke negaranya," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkum-HAM Bali Jamaruli Manihuruk, saat ditemui di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan berdasarkan laporan dari masyarakat bahwa keberadaan turis Rusia tersebut mengganggu di lingkungan setempat. Saat ini sudah ditangani Satpol PP Badung dan telah dilakukan serah terima ke pihak Imigrasi Ngurah Rai.
"Terkait kenapa setelah sekian lama dia di sana, ya karena memang dia dibolehkan memperpanjang secara otomatis ya bebas bebas saja. Selama bukan kasus imigrasi ya bukan imigrasi menangani, misalnya mengganggu ketertiban masyarakat, ya bukan imigrasi yang menangani," katanya pula.
Baca juga: Turis Rusia jadi korban penjambretan di Badung
Jamaruli mengatakan setelah diperoleh hasil dari pemeriksaan warga asing tersebut, selanjutnya akan dilakukan deportasi ke negara asalnya. "Enggak harus langsung dipulangkan, jadi kalau pesawat di negaranya tidak ada, ya kita harus tunggu sampai ada pesawat yang memulangkannya," ujar Jamaruli lagi.
Menurut keterangan dari Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Kertha Suryanegara bahwa turis asal Rusia itu sempat jalan-jalan ke China, kemudian ke Bangkok, Vietnam, Malaysia, dan Singapura.
Suryanegara mengatakan Rusminnubaev Marat masuk ke Bali pada 22 Maret 2020, lama tinggal sekitar satu sampai dua bulan lalu. Dari paspornya, turis asing tersebut masuk ke Indonesia melalui Kota Dumai.
"Awalnya jalan-jalan dia, karena enggak punya uang ya tidur sana. Sebelah timur bandara, dekat patung Ngurah Rai ada tanah kosong. Hidupnya di sana, dia minta-minta sama orang sana dan ada yang bantu kasih makan. Selanjutnya sudah kita koordinasikan ke imigrasi," ujar Suryanegara pula.
Baca juga: Imigrasi Denpasar dalami kasus WN Rusia diduga onar
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020