Peneliti Mikrobiologi Institut Teknologi Sumatera Muhammad Asril mengapresiasi upaya Gojek dengan tindakan preventif yang sangat tepat untuk mencegah penularan COVID-19. Selain kewajiban baik mitra gojek maupun pelanggan untuk tetap mengikuti protokol kesehatan di kondisi saat ini.
"Menerapkan protokol kesehatan itu tetap wajib dijalankan, walaupun saat ini sebenarnya kita tidak di masa normal baru, karena pada faktanya Indonesia belum siap untuk menerapkan kebijakan normal baru," kata Asril dalam siaran pers diterima Antara Bali, Kamis.
Ia mengatakan faktor sanitasi sangatlah penting di situasi sekarang ini, dengan mengedepankan protokol kesehatan seperti penyemprotan disinfektan pada kendaraan, pemberian hand sinitizer, masker maupun face shield kepada para merchant dan penumpang merupakan langkah-langkah pihak gojek dalam mendukung kondisi kesehatan yang optimal bagi para mitra maupun pelanggannya.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak Gojek, menurut Asril merupakan tindakan preventif yang sangat tepat untuk mendukung serta mencegah penularan COVID-19.
"Pada saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun memang pihak gojek sudah melakukan pengecekan suhu tubuh, pembungkusan makanan yang cukup baik, kemudian ada pilihan apakah makanan yang dipesan konsumen tersebut lebih baik digantung di pagar atau memberikan kepada konsumen langsung, hal-hal tersebut sebenarnya sudah langkah yang tepat untuk mendukung kondisi seperti sekarang ini," ucapnya.
Asril menambahkan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan COVID-19 dapat ditularkan melalui makanan matang, pasalnya virus ini penularannya melalui cairan yang dikeluarkan penderita dan ditularkan melalui mata, hidung, dan mulut.
"Pada dasarnya COVID-19 ini menular melalui droplet (titik air berisi virus dari batuk dan bersin), selama si pembawa makanan atau yang memasak makanan tidak mengeluarkan droplet ketika melakukan prosedur itu, maka bisa dijamin makanan itu dalam keadaan aman,” imbuhnya.
Asril menambahkan social distancing salah satu cara efektif mencegah penyebaran virus agar tidak semakin besar. Bagi masyarakat yang menerapkan bekerja dari rumah, harus tetap waspada saat mengosumsi makanan yang dipesan.
“Misalnya dia terlalu khawatir dengan pengantar yang kurang bersih, maka sebaiknya sebelum makan mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik dan mengganti wadah makanan menggunakan piring yang ada di rumah atau tidak menggunakan wadah bungkusan yang terpapar dengan udara selama proses pengantaran," katanya.
Hal sama diungkapkan Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof Dr. Chairul Anwar Nidom. Menurutnya di masa normal kembali (era new normal) saat ini menggunakan layanan pesan antar makanan seperti GoFood cukup aman selama pemberi layanan menerapkan protokol pencegahan.
"InshaAllah cukup aman, asal tidak ada curi-curi timbangan atau kualitas oleh penjual," ujar Prof Nidom. Apalagi sejauh ini, berdasarkan informasi WHO, belum ada laporan yang menyatakan virus corona bisa menular melalui makanan.
"Tetapi tetap harus hati-hati dan waspada. Kuncinya harus diperhatikan kebersihan dan cara penyajian makanan," ucapnya. Prof Nidom meminta semua pihak bekerjasama dalam menghadapi virus ini dengan lebih memperhatikan aspek pencegahan terbaik. "Meskipun kita tidak melihat virus ini, sikap menjaga kebersihan dan pelayanan yang terbaik tetap harus dijaga, karena kita yakin bahwa virus ada di sekitar kita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Menerapkan protokol kesehatan itu tetap wajib dijalankan, walaupun saat ini sebenarnya kita tidak di masa normal baru, karena pada faktanya Indonesia belum siap untuk menerapkan kebijakan normal baru," kata Asril dalam siaran pers diterima Antara Bali, Kamis.
Ia mengatakan faktor sanitasi sangatlah penting di situasi sekarang ini, dengan mengedepankan protokol kesehatan seperti penyemprotan disinfektan pada kendaraan, pemberian hand sinitizer, masker maupun face shield kepada para merchant dan penumpang merupakan langkah-langkah pihak gojek dalam mendukung kondisi kesehatan yang optimal bagi para mitra maupun pelanggannya.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak Gojek, menurut Asril merupakan tindakan preventif yang sangat tepat untuk mendukung serta mencegah penularan COVID-19.
"Pada saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun memang pihak gojek sudah melakukan pengecekan suhu tubuh, pembungkusan makanan yang cukup baik, kemudian ada pilihan apakah makanan yang dipesan konsumen tersebut lebih baik digantung di pagar atau memberikan kepada konsumen langsung, hal-hal tersebut sebenarnya sudah langkah yang tepat untuk mendukung kondisi seperti sekarang ini," ucapnya.
Asril menambahkan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan COVID-19 dapat ditularkan melalui makanan matang, pasalnya virus ini penularannya melalui cairan yang dikeluarkan penderita dan ditularkan melalui mata, hidung, dan mulut.
"Pada dasarnya COVID-19 ini menular melalui droplet (titik air berisi virus dari batuk dan bersin), selama si pembawa makanan atau yang memasak makanan tidak mengeluarkan droplet ketika melakukan prosedur itu, maka bisa dijamin makanan itu dalam keadaan aman,” imbuhnya.
Asril menambahkan social distancing salah satu cara efektif mencegah penyebaran virus agar tidak semakin besar. Bagi masyarakat yang menerapkan bekerja dari rumah, harus tetap waspada saat mengosumsi makanan yang dipesan.
“Misalnya dia terlalu khawatir dengan pengantar yang kurang bersih, maka sebaiknya sebelum makan mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik dan mengganti wadah makanan menggunakan piring yang ada di rumah atau tidak menggunakan wadah bungkusan yang terpapar dengan udara selama proses pengantaran," katanya.
Hal sama diungkapkan Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof Dr. Chairul Anwar Nidom. Menurutnya di masa normal kembali (era new normal) saat ini menggunakan layanan pesan antar makanan seperti GoFood cukup aman selama pemberi layanan menerapkan protokol pencegahan.
"InshaAllah cukup aman, asal tidak ada curi-curi timbangan atau kualitas oleh penjual," ujar Prof Nidom. Apalagi sejauh ini, berdasarkan informasi WHO, belum ada laporan yang menyatakan virus corona bisa menular melalui makanan.
"Tetapi tetap harus hati-hati dan waspada. Kuncinya harus diperhatikan kebersihan dan cara penyajian makanan," ucapnya. Prof Nidom meminta semua pihak bekerjasama dalam menghadapi virus ini dengan lebih memperhatikan aspek pencegahan terbaik. "Meskipun kita tidak melihat virus ini, sikap menjaga kebersihan dan pelayanan yang terbaik tetap harus dijaga, karena kita yakin bahwa virus ada di sekitar kita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020