Jakarta (Antara Bali) - Rektor Universitas Mercu Buana Suharyadi menyatakan prihatin atas tindak plagiarisme yang dilakukan oleh guru besar di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia.
"Sangat disayangkan jika ada guru besar yang melakukan plagiarisme karena seharusnya guru besar sebagai jabatan tertinggi akademik diperoleh dengan cara yang benar karena nantinya akan menjadi panutan di universitas tempatnya mengajar," kata Suharyadi seusai dialog dalam forum anggaran pendidikan di Jakarta, Selasa.
Suharyadi, mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) itu mengatakan, sesuai dengan aturan yang berlaku guru besar harus mendapat titel dari karyanya sendiri.
Menurut dia, plagiarisme juga pernah terjadi di perguruan tinggi lain namun akhirnya calon guru besar tidak diloloskan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi karena ada beberapa makalah yang disampaikan adalah hasil plagiat.
"Ada dua hal yang harus dilakukan pertama para rektor dan dekan dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia memberikan wawasan kepada para calon guru besar mengenai kesadaran untuk membuat 'paper' yang tidak plagiat. Hal itu untuk sadarkan individu yang akan jadi guru besar," jelas Suharyadi.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Sangat disayangkan jika ada guru besar yang melakukan plagiarisme karena seharusnya guru besar sebagai jabatan tertinggi akademik diperoleh dengan cara yang benar karena nantinya akan menjadi panutan di universitas tempatnya mengajar," kata Suharyadi seusai dialog dalam forum anggaran pendidikan di Jakarta, Selasa.
Suharyadi, mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) itu mengatakan, sesuai dengan aturan yang berlaku guru besar harus mendapat titel dari karyanya sendiri.
Menurut dia, plagiarisme juga pernah terjadi di perguruan tinggi lain namun akhirnya calon guru besar tidak diloloskan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi karena ada beberapa makalah yang disampaikan adalah hasil plagiat.
"Ada dua hal yang harus dilakukan pertama para rektor dan dekan dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia memberikan wawasan kepada para calon guru besar mengenai kesadaran untuk membuat 'paper' yang tidak plagiat. Hal itu untuk sadarkan individu yang akan jadi guru besar," jelas Suharyadi.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012