Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan promosi pariwisata Indonesia akan lebih fokus melalui media digital pada era normal baru.
"Ke depan fokus promosi itu melibatkan platform digital karena lebih efektif dan bisa spesifik, misalnya kan wisata alam bisa lebih spesifik target market adalah mereka yang suka wisata alam atau diving atau pantai. Ytu strategi promosi lebih ke arah seperti itu," kata Menparekraf Wishnutama di Jakarta, Kamis.
Menparekraf menyampaikan hal itu seusai mengikuti rapat terbatas dengan tema "Tatanan Normal Baru di Sektor Pariwisata yang Produktif dan Aman COVID-19" yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam rapat tersebut Presiden Jokowi meminta agar Menteri Pariwisata menyiapkan strategi khusus dalam promosi pariwisata Indonesia di era normal baru, apalagi menurut Presiden tren pariwisata akan bergeser ke isu health (kesehatan), hygine (kebersihan), safety (keselamatan), security (keamanan) sebagai pertimbangan utama bagi wisatawan yang ingin melancong.
Sepanjang COVID-19 Menparekraf juga mengakui Indonesia kehilangan potensi dari kedatangan wisatawan asing hingga sekitar 4 juta orang.
"Kerugian karena COVID-19 ini kami masih tunggu laporan BPS, tapi memang bisanya per bulan wisatawan mancanegara sekitar 1,3-1,4 juta orang datang ke Indonesia, kalau dihitung-hitung sederhana kita kehilangan potensi wisatawan asing 4 juta lah, tapi data persis masih tunggu dari BPS," tambah Menparekraf.
Baca juga: Pelaku pariwisata di Buleleng siap terapkan "Normal Baru"
Namun untuk menyambut normal baru di sektor pariwisata, ia mengatakan sudah dibuat sejumlah persiapan.
"Ada berbagai macam tahapan di sektor pariwisata untuk new norma', tahapan ini harus dilalui oleh destinasi wisata tersebut, syaratnya COVID-19 sudah membaik dengan berbagai macam parameter yang disiapkan misalnya SOP (standard operating procedure) di sektor pariwisata akan disiapkan misalnya di hotel, restoran dan lainnya termasuk berbagai macam di pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Wishnutama.
Ia mengatakan akan memprioritaskan daerah-daerah yang sudah siap, namun tidak menjelaskan daerah mana yang akan dijadikan proyek contoh sebagai kawasan wisata pertama yang akan dibuka dengan aturan normal baru.
"Yang dibuka kembali adalah yang penanganan COVID-nya baik sesuai laporan Gugus Tugas dan Bali adalah salah satu provinsi yang sangat baik penanganannya sampai saat ini, jadi berpotensilah. Tapi sekali lagi ini harus berkoordinasi dengan kepala daerah dan bupati/wali kota masing-masing, jadi koordinasi ini penting, koordinasi pusat, daerah, kabupaten paling penting untuk melaksanakan tahapan-tahapan ini," jelas Wishnutama.
Pariwisata Indonesia selanjutnya juga akan fokus pada quality tourism dibanding quantity tourism.
"Kami memang sudah mencanangkan quality tourism dan sudah disiapkan sebelum COVID-19 dan ini memang lebih dibutuhkan saat normal baru, namun dibutuhkan persiapan yang teliti dan detail dengan faktor kehati-hatian dengan pengawasan dan pengendalian protokol yang sangat ketat," tegas Menparekraf.
Baca juga: Pelaku pariwisata Bali usulkan ekosistem "New Normal" terintegrasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Ke depan fokus promosi itu melibatkan platform digital karena lebih efektif dan bisa spesifik, misalnya kan wisata alam bisa lebih spesifik target market adalah mereka yang suka wisata alam atau diving atau pantai. Ytu strategi promosi lebih ke arah seperti itu," kata Menparekraf Wishnutama di Jakarta, Kamis.
Menparekraf menyampaikan hal itu seusai mengikuti rapat terbatas dengan tema "Tatanan Normal Baru di Sektor Pariwisata yang Produktif dan Aman COVID-19" yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam rapat tersebut Presiden Jokowi meminta agar Menteri Pariwisata menyiapkan strategi khusus dalam promosi pariwisata Indonesia di era normal baru, apalagi menurut Presiden tren pariwisata akan bergeser ke isu health (kesehatan), hygine (kebersihan), safety (keselamatan), security (keamanan) sebagai pertimbangan utama bagi wisatawan yang ingin melancong.
Sepanjang COVID-19 Menparekraf juga mengakui Indonesia kehilangan potensi dari kedatangan wisatawan asing hingga sekitar 4 juta orang.
"Kerugian karena COVID-19 ini kami masih tunggu laporan BPS, tapi memang bisanya per bulan wisatawan mancanegara sekitar 1,3-1,4 juta orang datang ke Indonesia, kalau dihitung-hitung sederhana kita kehilangan potensi wisatawan asing 4 juta lah, tapi data persis masih tunggu dari BPS," tambah Menparekraf.
Baca juga: Pelaku pariwisata di Buleleng siap terapkan "Normal Baru"
Namun untuk menyambut normal baru di sektor pariwisata, ia mengatakan sudah dibuat sejumlah persiapan.
"Ada berbagai macam tahapan di sektor pariwisata untuk new norma', tahapan ini harus dilalui oleh destinasi wisata tersebut, syaratnya COVID-19 sudah membaik dengan berbagai macam parameter yang disiapkan misalnya SOP (standard operating procedure) di sektor pariwisata akan disiapkan misalnya di hotel, restoran dan lainnya termasuk berbagai macam di pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Wishnutama.
Ia mengatakan akan memprioritaskan daerah-daerah yang sudah siap, namun tidak menjelaskan daerah mana yang akan dijadikan proyek contoh sebagai kawasan wisata pertama yang akan dibuka dengan aturan normal baru.
"Yang dibuka kembali adalah yang penanganan COVID-nya baik sesuai laporan Gugus Tugas dan Bali adalah salah satu provinsi yang sangat baik penanganannya sampai saat ini, jadi berpotensilah. Tapi sekali lagi ini harus berkoordinasi dengan kepala daerah dan bupati/wali kota masing-masing, jadi koordinasi ini penting, koordinasi pusat, daerah, kabupaten paling penting untuk melaksanakan tahapan-tahapan ini," jelas Wishnutama.
Pariwisata Indonesia selanjutnya juga akan fokus pada quality tourism dibanding quantity tourism.
"Kami memang sudah mencanangkan quality tourism dan sudah disiapkan sebelum COVID-19 dan ini memang lebih dibutuhkan saat normal baru, namun dibutuhkan persiapan yang teliti dan detail dengan faktor kehati-hatian dengan pengawasan dan pengendalian protokol yang sangat ketat," tegas Menparekraf.
Baca juga: Pelaku pariwisata Bali usulkan ekosistem "New Normal" terintegrasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020