Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii mengungkapkan plus-minus dari pengalamannya berpartner dengan senior maupun junior selama sekitar 17 tahun berkarier di bulu tangkis profesional.
Selama berkarier di sektor ganda putri, Greysia sudah berpasangan dengan empat pemain, yakni Jo Novita (2005-2007), Vita Marissa (2007-2008), Nitya Krishinda Maheswari (2008-2016), dan Apriyani Rahayu (2017-sekarang).
"Enggak ada perbandingan karena menurut aku kita semua punya kelebihan dan kelemahan masing-masing," ungkap Greysia dalam wawancara virtual via Instagram live bersama PB PBSI, Rabu.
Menurut Greysia, Jo Novita merupakan tipe orang yang sangat bersemangat. Namun meski lebih senior, Jo terkadang suka meminta saran darinya.
Baca juga: Penundaan Olimpiade ganggu rencana pribadi atlet
"Jo orangnya semangat tapi butuh diayomi, butuh strategi. Tapi dengan pengalamannya dia, aku ikut saja terus apa yang dia katakan," tuturnya.
Sementara Vita Marissa diakui Greysia memiliki kemampuan bermain yang sangat bagus sehingga ia hanya cukup mengikuti saran dari seniornya itu. "Aku tinggal mengikuti dan punya semangat doang."
Kondisi berbeda dialami Greysia saat masih berpasangan dengan Nitya Krishinda. Memiliki usia yang tak terpaut jauh, ia tak segan untuk saling mengingatkan satu sama lain.
"Sama Titin (Nitya), ada iramanya lebih. egonya diturunin, bisa mengingatkan satu sama lain," kata pebulu tangkis berusia 32 tahun itu.
Baca juga: Persiapan Praveen/Melati dimulai dari nol lagi
Namun ketika dipasangkan pertama kali dengan Apriyani pada 2017, Greysia merasa cara komunikasi yang dilakukan berubah 180 derajat.
Apabila sebelumnya, ia berperan sebagai junior yang hanya menuruti perkataan seniornya, kali ini dia lah yang justru harus lebih bertanggung jawab kepada yang lainnya, mengingat dia merupakan pemain senior di pelatnas yang dituntut memberikan contoh yang baik kepada para pemain junior.
"Kalau sekarang sama Apriyani memang apapun yang aku perbuat, mereka akan tiru. Misalnya, kalau lagi mentok mereka butuh disirami,"
"Kalau skill, mental dan fisik ya memang sudah ada di atas dan seimbang. Yang berbeda itu cara komunikasi antara junior dan senior," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Selama berkarier di sektor ganda putri, Greysia sudah berpasangan dengan empat pemain, yakni Jo Novita (2005-2007), Vita Marissa (2007-2008), Nitya Krishinda Maheswari (2008-2016), dan Apriyani Rahayu (2017-sekarang).
"Enggak ada perbandingan karena menurut aku kita semua punya kelebihan dan kelemahan masing-masing," ungkap Greysia dalam wawancara virtual via Instagram live bersama PB PBSI, Rabu.
Menurut Greysia, Jo Novita merupakan tipe orang yang sangat bersemangat. Namun meski lebih senior, Jo terkadang suka meminta saran darinya.
Baca juga: Penundaan Olimpiade ganggu rencana pribadi atlet
"Jo orangnya semangat tapi butuh diayomi, butuh strategi. Tapi dengan pengalamannya dia, aku ikut saja terus apa yang dia katakan," tuturnya.
Sementara Vita Marissa diakui Greysia memiliki kemampuan bermain yang sangat bagus sehingga ia hanya cukup mengikuti saran dari seniornya itu. "Aku tinggal mengikuti dan punya semangat doang."
Kondisi berbeda dialami Greysia saat masih berpasangan dengan Nitya Krishinda. Memiliki usia yang tak terpaut jauh, ia tak segan untuk saling mengingatkan satu sama lain.
"Sama Titin (Nitya), ada iramanya lebih. egonya diturunin, bisa mengingatkan satu sama lain," kata pebulu tangkis berusia 32 tahun itu.
Baca juga: Persiapan Praveen/Melati dimulai dari nol lagi
Namun ketika dipasangkan pertama kali dengan Apriyani pada 2017, Greysia merasa cara komunikasi yang dilakukan berubah 180 derajat.
Apabila sebelumnya, ia berperan sebagai junior yang hanya menuruti perkataan seniornya, kali ini dia lah yang justru harus lebih bertanggung jawab kepada yang lainnya, mengingat dia merupakan pemain senior di pelatnas yang dituntut memberikan contoh yang baik kepada para pemain junior.
"Kalau sekarang sama Apriyani memang apapun yang aku perbuat, mereka akan tiru. Misalnya, kalau lagi mentok mereka butuh disirami,"
"Kalau skill, mental dan fisik ya memang sudah ada di atas dan seimbang. Yang berbeda itu cara komunikasi antara junior dan senior," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020