Penelitian dari Nielsen Media Indonesia menunjukkan ada perubahan perilaku menonton televisi sejak anjuran bekerja dari rumah, working from home (WFH) karena pandemi virus corona dan bulan Ramadhan.
"Ramadhan kali ini unik karena belum pernah terjadi sepanjang kami meneliti," kata Direktur Eksekutif Nielsen Media Indonesia, Hellen Katherina, dalam paparan secara virtual, Selasa.
Temuan Nielsen Indonesia, kepemirsaan televisi di Indonesia naik semenjak berlaku kebijakan WFH dibandingkan periode ketika tidak ada kebijakan tersebut. Nielsen, mengutip data dari Television Audience Measurement, memasang rentang waktu WFH selama 16 Maret hingga 11 April, sementara sebelum WFH adalah 11 Februari hingga 15 Maret 2020.
Baca juga: Tips produktif kerja dari rumah
Puncak menonton televisi selama WFH masih terjadi pada jam prime time antara jam 19.00 hingga 22.00, berjumlah 28,7 persen. Sementara itu, periode sebelum WFH di jam yang sama berjumlah 26,5 persen.
Nielsen menemukan hal menarik dalam kepemirsaan televisi selama WFH, mematahkan asumsi bahwa kelas atas tidak lagi menonton televisi melainkan menikmati layanan streaming.
Data yang diperoleh Nielsen menunjukkan jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi kelas atas naik 36 menit, berada di atas angka untuk orang rata-rata yang naik 26 menit.
Rata orang menonton televisi selama 5 jam 37 menit dalam sehari, sementara kelas atas sebanyak 5 jam 46 menit.
Menurut Hellen, penyebabnya adalah kelas atas yang selama ini banyak beraktivitas di luar rumah jadi memiliki lebih banyak waktu di dalam rumah.
Sementara itu, pada bulan Ramadhan periode 24 April sampai 3 Mei, terjadi pergeseran perilaku menonton televisi, jumlah penonton saat waktu sahur mulai pukul 02.00 sampai 05.59 naik tajam sebanyak 372 persen, baik dari sebelum WFH dan selama WFH.
Untuk melihat perilaku ini, Nielsen Media Indonesia menetapkan periode sebelum WFH mulai 16 Februari-14 Maret dan periode WFH mulai 15 Maret-23 April.
Jumlah penonton saat jam prime time, pukul 19.00 sampai 22.59 turun dibandingkan saat periode WFH, namun, Nielsen tidak menyebutkan angka penurunan.
Penurunan jumlah penonton saat jam prime time terjadi karena selama Ramadhan, orang mengerjakan salat tarawih.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Ramadhan kali ini unik karena belum pernah terjadi sepanjang kami meneliti," kata Direktur Eksekutif Nielsen Media Indonesia, Hellen Katherina, dalam paparan secara virtual, Selasa.
Temuan Nielsen Indonesia, kepemirsaan televisi di Indonesia naik semenjak berlaku kebijakan WFH dibandingkan periode ketika tidak ada kebijakan tersebut. Nielsen, mengutip data dari Television Audience Measurement, memasang rentang waktu WFH selama 16 Maret hingga 11 April, sementara sebelum WFH adalah 11 Februari hingga 15 Maret 2020.
Baca juga: Tips produktif kerja dari rumah
Puncak menonton televisi selama WFH masih terjadi pada jam prime time antara jam 19.00 hingga 22.00, berjumlah 28,7 persen. Sementara itu, periode sebelum WFH di jam yang sama berjumlah 26,5 persen.
Nielsen menemukan hal menarik dalam kepemirsaan televisi selama WFH, mematahkan asumsi bahwa kelas atas tidak lagi menonton televisi melainkan menikmati layanan streaming.
Data yang diperoleh Nielsen menunjukkan jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi kelas atas naik 36 menit, berada di atas angka untuk orang rata-rata yang naik 26 menit.
Rata orang menonton televisi selama 5 jam 37 menit dalam sehari, sementara kelas atas sebanyak 5 jam 46 menit.
Menurut Hellen, penyebabnya adalah kelas atas yang selama ini banyak beraktivitas di luar rumah jadi memiliki lebih banyak waktu di dalam rumah.
Sementara itu, pada bulan Ramadhan periode 24 April sampai 3 Mei, terjadi pergeseran perilaku menonton televisi, jumlah penonton saat waktu sahur mulai pukul 02.00 sampai 05.59 naik tajam sebanyak 372 persen, baik dari sebelum WFH dan selama WFH.
Untuk melihat perilaku ini, Nielsen Media Indonesia menetapkan periode sebelum WFH mulai 16 Februari-14 Maret dan periode WFH mulai 15 Maret-23 April.
Jumlah penonton saat jam prime time, pukul 19.00 sampai 22.59 turun dibandingkan saat periode WFH, namun, Nielsen tidak menyebutkan angka penurunan.
Penurunan jumlah penonton saat jam prime time terjadi karena selama Ramadhan, orang mengerjakan salat tarawih.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020