Jakarta (Antara Bali) - Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi, mengatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih positif meski sentimen negatif global memicu perusahaan investasi asing membidik pangsa pasar domestik.
"Ada tiga perusahaan sekuritas asing dari Korea Selatan tertarik masuk ke pasar Indonesia," kata Michael di Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan salah satu perusahaan investasi yang terbesar kedua di Korea Selatan itu adalah Mirae Asset Global Investment Co. Perusahaan ini telah melakukan akuisisi terhadap 70 persen saham PT NISP Management.
Dua perusahaan asal Korea Selatan lainnya, kata Michael, tengah memantau pasar investasi di Indonesia.
Menurut dia, pendapatan per kapita Indonesia yang terus naik memicu perusahaan investasi asing masuk ke dalam pasar domestik.
Pendapatan per kapita Indonesia yang meningkat ini, kata dia, menandakan penghasilan masyarakat bertambah. Hal ini akan memicu peningkatan daya beli, di samping mendorong masyarakat untuk berinvestasi.
"Potensi aset manajemen di-'equity' cukup besar, dan 'income' per kapita dalam negeri naik, akan memicu 'saving' masyarakat naik," ujarnya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Ada tiga perusahaan sekuritas asing dari Korea Selatan tertarik masuk ke pasar Indonesia," kata Michael di Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan salah satu perusahaan investasi yang terbesar kedua di Korea Selatan itu adalah Mirae Asset Global Investment Co. Perusahaan ini telah melakukan akuisisi terhadap 70 persen saham PT NISP Management.
Dua perusahaan asal Korea Selatan lainnya, kata Michael, tengah memantau pasar investasi di Indonesia.
Menurut dia, pendapatan per kapita Indonesia yang terus naik memicu perusahaan investasi asing masuk ke dalam pasar domestik.
Pendapatan per kapita Indonesia yang meningkat ini, kata dia, menandakan penghasilan masyarakat bertambah. Hal ini akan memicu peningkatan daya beli, di samping mendorong masyarakat untuk berinvestasi.
"Potensi aset manajemen di-'equity' cukup besar, dan 'income' per kapita dalam negeri naik, akan memicu 'saving' masyarakat naik," ujarnya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012