Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan hasil pengujian spesimen swab dari 126 orang warga Desa Abuan, Kabupaten Bali, semuanya negatif COVID-19.
"Kamis (30/4), tim rapid test dari Gugus Tugas Provinsi Bali bekerja sama dengan Gugus Tugas Kabupaten Bangli hadir ke Desa Abuan untuk melakukan rapid test dan pengambilan swab," kata Dewa Indra saat menyampaikan keterangan pers di Denpasar, Jumat malam.
Latar belakang dilakukan pengambilan spesimen swab warga di daerah itu karena sebelumnya di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kabupaten Bangli, ditemukan delapan kasus transmisi lokal COVID-19 karena terinfeksi dari salah satu Pekerja Migran Indonesia yang tidak disiplin melakukan karantina mandiri.
Baca juga: 2.300 warga Bangli harus jalani rapid test karena transmisi lokal COVID-19
Dia mengemukakan, rapid test pada Kamis (30/4) itu telah dilakukan kepada 1.210 orang warga Banjar (dusun) Serokadan dan banjar sekitarnya di Desa Abuan. Dari 1.210 yang di-rapid test itu, yang hasilnya reaktif sebanyak 443 orang.
Pada saat yang sama, ujar Dewa Indra, telah dilanjutkan dengan pengambilan spesimen swab untuk diuji menggunakan metode PCR di RSUP Sanglah kepada 126 orang diantaranya yang hasil rapid test-nya itu reaktif.
"Hasilnya tadi sore sudah keluar, 'astungkara' 126 orang yang dites swab itu hasilnya negatif COVID-19," ucap pria yang juga Sekda Provinsi Bali itu.
Baca juga: Gugus Tugas: Dua PMI di Bali tularkan 12 kasus COVID-19 baru
Terhadap hasil uji swab tersebut, Dewa Indra telah pula melaporkan kepada Gubernur Bali Wayan Koster dan Bupati Bangli Made Gianyar.
"Rapid test lanjutan juga dilakukan pada hari Jumat (1/5) pagi kepada 669 orang warga Desa Abuan, Kabupaten Bangli, dan hasilnya empat orang dinyatakan reaktif," ucapnya.
Gugus Tugas pun hari ini melakukan pengambilan spesimen swab kepada 183 orang warga Desa Abuan.
Baca juga: Sekda Bali fasilitasi "tukang suwun" yang tidak dapat ruang isolasi
"Besok diupayakan uji lab lagi, meskipun tidak bisa semuanya karena kapasitas lab tidak bisa dalam satu hari menguji sedemikian banyak. Tentu dilakukan bertahap, mudah-mudahan hasilnya negatif," ujar birokrat asal Pemaron, Kabupaten Buleleng, itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kamis (30/4), tim rapid test dari Gugus Tugas Provinsi Bali bekerja sama dengan Gugus Tugas Kabupaten Bangli hadir ke Desa Abuan untuk melakukan rapid test dan pengambilan swab," kata Dewa Indra saat menyampaikan keterangan pers di Denpasar, Jumat malam.
Latar belakang dilakukan pengambilan spesimen swab warga di daerah itu karena sebelumnya di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kabupaten Bangli, ditemukan delapan kasus transmisi lokal COVID-19 karena terinfeksi dari salah satu Pekerja Migran Indonesia yang tidak disiplin melakukan karantina mandiri.
Baca juga: 2.300 warga Bangli harus jalani rapid test karena transmisi lokal COVID-19
Dia mengemukakan, rapid test pada Kamis (30/4) itu telah dilakukan kepada 1.210 orang warga Banjar (dusun) Serokadan dan banjar sekitarnya di Desa Abuan. Dari 1.210 yang di-rapid test itu, yang hasilnya reaktif sebanyak 443 orang.
Pada saat yang sama, ujar Dewa Indra, telah dilanjutkan dengan pengambilan spesimen swab untuk diuji menggunakan metode PCR di RSUP Sanglah kepada 126 orang diantaranya yang hasil rapid test-nya itu reaktif.
"Hasilnya tadi sore sudah keluar, 'astungkara' 126 orang yang dites swab itu hasilnya negatif COVID-19," ucap pria yang juga Sekda Provinsi Bali itu.
Baca juga: Gugus Tugas: Dua PMI di Bali tularkan 12 kasus COVID-19 baru
Terhadap hasil uji swab tersebut, Dewa Indra telah pula melaporkan kepada Gubernur Bali Wayan Koster dan Bupati Bangli Made Gianyar.
"Rapid test lanjutan juga dilakukan pada hari Jumat (1/5) pagi kepada 669 orang warga Desa Abuan, Kabupaten Bangli, dan hasilnya empat orang dinyatakan reaktif," ucapnya.
Gugus Tugas pun hari ini melakukan pengambilan spesimen swab kepada 183 orang warga Desa Abuan.
Baca juga: Sekda Bali fasilitasi "tukang suwun" yang tidak dapat ruang isolasi
"Besok diupayakan uji lab lagi, meskipun tidak bisa semuanya karena kapasitas lab tidak bisa dalam satu hari menguji sedemikian banyak. Tentu dilakukan bertahap, mudah-mudahan hasilnya negatif," ujar birokrat asal Pemaron, Kabupaten Buleleng, itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020