Gubernur Bali Wayan Koster meminta Pangdam IX/Udayana dan Kapolda Bali beserta jajarannya untuk mengawasi secara ketat pergerakan masyarakat di Desa Abuan, Kabupaten Bangli yang sedang diisolasi, menyusul hasil rapid test sebanyak  400-an warga di sejumlah banjar (dusun) di desa itu yang reaktif.

"Dalam konteks isolasi, saya mohon Pangdam dan jajaran, Kapolda dan jajaran, dapat menugaskan tim di lapangan selama 24 jam dengan bergiliran untuk secara ketat mengawasi pergerakan masyarakat di sana agar bisa dikontrol, agar betul-betul disiplin," kata Koster saat menggelar rapat teleconference, di Denpasar, Jumat.

Rapat teleconference yang melibatkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto dan Wakapolda Bali Brigjen Pol I Wayan Sunartha itu diantaranya membahas hasil rapid test di Banjar (dusun) Serokadan dan dua banjar lainnya di Desa Abuan, Kabupaten Bangli.

Baca juga: 2.300 warga Bangli harus jalani rapid test karena transmisi lokal COVID-19

Sebelumnya Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra pada Kamis (30/4) menyampaikan dalam pelaksanaan rapid test hari itu di Banjar Serokadan dan dua banjar sekitarnya, dari 1.200-an warga yang dites, lebih dari 400 warga yang hasil rapid test-nya reaktif. Rapid test masih akan dilaksanakan terhadap 1.000-an warga di wilayah tersebut.

Rapid test di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kabupaten Bangli itu dilaksanakan karena sebelumnya delapan warga di daerah itu dinyatakan positif COVID-19 akibat adanya transmisi lokal atau tertular dari salah satu Pekerja Migran Indonesia yang tidak disiplin melaksanakan karantina mandiri.

Oleh karena itu, Gubernur Bali Wayan Koster meminta agar isolasi ketat dilaksanakan di wilayah tersebut.

Baca juga: Gugus Tugas: Reaktif, hasil "rapid test" 400-an warga Serokadan-Bangli

Koster menyatakan tidak ingin menyalahkan siapapun dalam persoalan ini, malah ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyelesaikannya. Mantan anggota DPR RI tiga periode itu mengingatkan agar kebutuhan logistik di wilayah isolasi harus dipenuhi.

"Koordinasi dengan Bulog agar disiapkan beras untuk bisa segera didistribusikan ke warga. Ini kewajiban kita untuk menyiapkan kebutuhan pangannya dan kebutuhan lainnya selama mereka diisolasi," ujarnya sembari mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menyelesaikan persoalan ini.

Selain Bangli, perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten Karangasem dan Buleleng juga menjadi perhatian Gubernur Bali.

Baca juga: Gugus Tugas: Dua PMI di Bali tularkan 12 kasus COVID-19 baru

"Jika ada masyarakat yang tidak disiplin, maka ambil tindakan tegas agar jangan sampai mereka menyebarkan virus ke yang lainnya," katanya

Terkait kedatangan Pekerja Migran Indonesia, meski pengelolaannya ada di Gugus Tugas Nasional, Gubernur Koster meminta agar penerimaannya di Provinsi Bali tetap dilakukan dengan baik. "Prinsipnya kita harus siapkan dengan baik," ucapnya mengingatkan.

Sementara itu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto mengatakan kebijakan karantina wilayah di Desa Abuan sudah tepat. Pihaknya bahkan sudah menggelar dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan di wilayah yang kini diisolasi.

Baca juga: Sekda Bali fasilitasi "tukang suwun" yang tidak dapat ruang isolasi

"Sistem distribusi sudah dilakukan dengan baik oleh Dandim (1626/Bangli-red)," ujarnya.

Pangdam juga mengatakan akan lebih tegas menekankan kebijakan physical distancing yang menurutnya perlu lebih memberikan pemahaman kepada masyarakat agar bisa diam di rumah dan tidak melakukan banyak kegiatan di luar rumah. "Kami memberikan layanan psikologis kepada masyarakat di sana," ucapnya.

Terhadap ide ini, Gubernur Koster minta agar Polda menggandeng perguruan tinggi di Bali untuk memberikan layanan psikologis kepada masyarakat.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020