Negara (Antara Bali) - Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, Minggu menghadiri upacara Mamungkah Padudusan Agung Ngusaba Nini Ngusaba Desa di Pura Puseh, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan.
Saat baru sampai di lokasi upacara, Mangku Pastika sempat kaget saat disambut Jagabaya (pengaman upacara) bertubuh gempal dan berpenampilan ala patih zaman kerajaan.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Upacara, Gusti Kade Sukadana mengatakan, kegiatan ini menghabiskan biaya Rp 500 juta yang berasal dari warga, punia pura dan donatur.
Menanggapi laporan ini, Mangku Pastika mengatakan, dana sebesar itu sangat banyak untuk desa seperti Medewi.
"Saya berharap dana upacara pada tingkatan Madyaning Utama ini tidak dikumpulkan dengan paksaan apalagi sampai berhutang," katanya.
Ia menilai, jika pengumpulan dana berasal dari paksaan dan hutang, upacara ini akan jatuh pada nistaning nista.
Menurut Mangku Pastika, upacara Agama Hindu bukan sekedar upacara tapi yang lebih penting adalah meningkatkan kesejahteraan dan kualitas spiritual umat.
Dalam kesempatan ini ia juga minta kepada PHDI dan Majelis Agung Desa Pekraman, untuk membuat aturan tentang upacara keagamaan yang tidak memberatkan umat.
"Seperti kalau ada iuran, yang ekonominya mampu bisa ditarik lebih sementara yang benar-benar tidak mampu bisa digratiskan," kata Mangku Pastika.
Ia menegaskan, dirinya tidak ingin ada umat yang benar-benar tidak mampu bayar lantas dikenai sanksi adat.
Selain Umat Hindu di Desa Medewi, kedatangan Gubernur Bali ini juga disambut langsung Bupati Jembrana, I Putu Artha dan Wakil Bupati, I Made Kembang Hartawan. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Saat baru sampai di lokasi upacara, Mangku Pastika sempat kaget saat disambut Jagabaya (pengaman upacara) bertubuh gempal dan berpenampilan ala patih zaman kerajaan.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Upacara, Gusti Kade Sukadana mengatakan, kegiatan ini menghabiskan biaya Rp 500 juta yang berasal dari warga, punia pura dan donatur.
Menanggapi laporan ini, Mangku Pastika mengatakan, dana sebesar itu sangat banyak untuk desa seperti Medewi.
"Saya berharap dana upacara pada tingkatan Madyaning Utama ini tidak dikumpulkan dengan paksaan apalagi sampai berhutang," katanya.
Ia menilai, jika pengumpulan dana berasal dari paksaan dan hutang, upacara ini akan jatuh pada nistaning nista.
Menurut Mangku Pastika, upacara Agama Hindu bukan sekedar upacara tapi yang lebih penting adalah meningkatkan kesejahteraan dan kualitas spiritual umat.
Dalam kesempatan ini ia juga minta kepada PHDI dan Majelis Agung Desa Pekraman, untuk membuat aturan tentang upacara keagamaan yang tidak memberatkan umat.
"Seperti kalau ada iuran, yang ekonominya mampu bisa ditarik lebih sementara yang benar-benar tidak mampu bisa digratiskan," kata Mangku Pastika.
Ia menegaskan, dirinya tidak ingin ada umat yang benar-benar tidak mampu bayar lantas dikenai sanksi adat.
Selain Umat Hindu di Desa Medewi, kedatangan Gubernur Bali ini juga disambut langsung Bupati Jembrana, I Putu Artha dan Wakil Bupati, I Made Kembang Hartawan. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012