Pandemi COVID-19 tidak menghalangi anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas peduli lingkungan di Kabupaten Buleleng, Bali, untuk melanjutkan kegiatan pembuatan biopori di tempat-tempat umum guna meningkatkan daya resap air pada tanah dan mencegah genangan saat hujan.
Anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas Biopori Warrior Buleleng membuat biopori di tempat umum seperti kompleks sekolah, pura, dan area balai desa.
"Selama seminggu ini kami mengerjakan 100 biopori di areal Pura Desa Adat Buleleng di Singaraja," kata koordinator Komunitas Biopori Warrior Buleleng Gde Suardana di Singaraja, Selasa.
Baca juga: Galilah biopori untuk cegah banjir
"Pura Desa Adat Buleleng merupakan pura pertama yang diberi donasi biopori. Donasi biopori akan terus dilakukan ke seluruh pura yang ada di Kabupaten Buleleng," ia menambahkan.
Suardana mengatakan bahwa saat mengerjakan pembuatan biopori anggota komunitas menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, mengenakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.
"Kewaspadaan tetap ditekankan kepada anak-anak komunitas agar pengerjaan biopori ini bisa berjalan lancar sekaligus juga aman," katanya.
Baca juga: Bali Targetkan Belasan Ribu Lubang Biopori
Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna menyambut baik kegiatan pembuatan biopori di pura desa, yang akan membantu pengurus pura mengatasi masalah sampah sisa upacara adat.
"Apabila ada sampah-sampah organik akan dimasukkan ke dalam lubang biopori, kemudian dimanfaatkan sebagai kompos untuk tanaman sekitar pura ini, dan tidak akan ada air yang tergenang di areal pura," katanya.
"Kami harapkan warga juga membuat biopori di rumah masing-masing, selain untuk penanganan sampah, juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi banjir saat musim hujan," kata Sutrisna.
Baca juga: Unud dan Trilogi Jakarta Percontohan Kampus Hijau
Suardana mengatakan sebelum mengerjakan pembuatan biopori di area Pura Desa Adat Buleleng, anggota komunitasnya telah melakukan sosialisasi mengenai manfaat biopori kepada warga dan membantu warga membuat biopori di rumah mereka.
"Biasanya, kami buat dulu satu biopori di rumah warga, lalu warga sendiri bisa melanjutkan lagi setelah diberi tahu caranya," kata dia.
Ia mengatakan, komunitasnya siap membantu pembuatan biopori di kompleks sekolah maupun desa.
"Jika ada desa atau sekolah yang ingin menerapkan penanganan sampah dengan biopori bisa mengajukan permohonan donasi biopori kepada kami," katanya.
Suardana dan komunitasnya selain mendorong warga membuat biopori di halaman rumah masing-masing juga mengajak warga memilah dan mengolah sampah rumah tangga mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas Biopori Warrior Buleleng membuat biopori di tempat umum seperti kompleks sekolah, pura, dan area balai desa.
"Selama seminggu ini kami mengerjakan 100 biopori di areal Pura Desa Adat Buleleng di Singaraja," kata koordinator Komunitas Biopori Warrior Buleleng Gde Suardana di Singaraja, Selasa.
Baca juga: Galilah biopori untuk cegah banjir
"Pura Desa Adat Buleleng merupakan pura pertama yang diberi donasi biopori. Donasi biopori akan terus dilakukan ke seluruh pura yang ada di Kabupaten Buleleng," ia menambahkan.
Suardana mengatakan bahwa saat mengerjakan pembuatan biopori anggota komunitas menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, mengenakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.
"Kewaspadaan tetap ditekankan kepada anak-anak komunitas agar pengerjaan biopori ini bisa berjalan lancar sekaligus juga aman," katanya.
Baca juga: Bali Targetkan Belasan Ribu Lubang Biopori
Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna menyambut baik kegiatan pembuatan biopori di pura desa, yang akan membantu pengurus pura mengatasi masalah sampah sisa upacara adat.
"Apabila ada sampah-sampah organik akan dimasukkan ke dalam lubang biopori, kemudian dimanfaatkan sebagai kompos untuk tanaman sekitar pura ini, dan tidak akan ada air yang tergenang di areal pura," katanya.
"Kami harapkan warga juga membuat biopori di rumah masing-masing, selain untuk penanganan sampah, juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi banjir saat musim hujan," kata Sutrisna.
Baca juga: Unud dan Trilogi Jakarta Percontohan Kampus Hijau
Suardana mengatakan sebelum mengerjakan pembuatan biopori di area Pura Desa Adat Buleleng, anggota komunitasnya telah melakukan sosialisasi mengenai manfaat biopori kepada warga dan membantu warga membuat biopori di rumah mereka.
"Biasanya, kami buat dulu satu biopori di rumah warga, lalu warga sendiri bisa melanjutkan lagi setelah diberi tahu caranya," kata dia.
Ia mengatakan, komunitasnya siap membantu pembuatan biopori di kompleks sekolah maupun desa.
"Jika ada desa atau sekolah yang ingin menerapkan penanganan sampah dengan biopori bisa mengajukan permohonan donasi biopori kepada kami," katanya.
Suardana dan komunitasnya selain mendorong warga membuat biopori di halaman rumah masing-masing juga mengajak warga memilah dan mengolah sampah rumah tangga mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020