Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Lingkungan Hidup akan menjadikan kampus Universitas Udayana (Unud) Bali dan kampus Universitas Trilogi Jakarta sebagai proyek percontohan kampus yang hijau dengan penanaman berbagai jenis pepohon dan pembuatan sumur resapan atau biopori.
Rektor Universitas Trilogi Jakarta Prof Dr Asep Saefuddin bersama Pembantu Rektor III Unud Dr I Nyoman Suyatna, Ketua Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Bali-Nusa Tenggara dan Letkol Suwardi dari Kodam IX Udayana secara simbolis menandai dimulainya pembuatan sumur resapan dan penanaman pohon sawo kecik di Kampus Unud jalan Sudirman Denpasar, Minggu.
Rektor Universitas Trilogi Jakarta Prof Dr Asep Saefuddin mengatakan, pihaknya sudah merintis pembuatan sumur resapan sebanyak 280 lubang dan penanaman pohon-pohon langka pada 28 Oktober 2013.
Penanaman pohon dan pembuatan sumur resapan itu lebih diintensifkan dengan memanfaatkan setiap momentum untuk menjadikan kawasan kampus seluas lima hektare menjadi hijau, lestari dan bersih.
Kegiatan di luar proses belajar mengajar itu merangkul seluruh mahasiswa yang kini tercatat 1.100 orang dan di lingkungan Unud sekitar 5.000 mahasiswa.
Dengan gerakan itu diharapkan air hujan masuk ke dalam tanah, tidak mengalir terbuang begitu saja ke sungai dan laut. Pembuatan biopori sekaligus menjaga kelestarian air dalam tanah.
Pembuatan biopori diharapan dapat memasyarakat di seluruh kampus di Indonesia, sekolah dan di tingkat rumah tangga, karena pengerjaannya sangat mudah dengan menggunakan sebuah alat membuat lubang diagmeter 15 sentimeter berkedalaman 1-2 meter.
"Lubang tersebut berfungsi ganda, yakni untuk menanam sampah-sampah organik, sehingga cacing bisa berkembang biak untuk menggemburkan tanah, sekaligus air hujan meresap ke dalam tanah," tutur Asep Saefuddin.
Sampah-sampah organik dalam kurun waktu tertentu itu dapat dikeluarkan untuk dijadikan pupuk guna menyuburkan tanah yang bermanfaat bagi pepohonan.
Dengan demikian mampu memberikan nilai lebih, disamping menjaga kelestarian lingkungan kampus yang hijau dan bersih, kata Asep Saefuddin. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Rektor Universitas Trilogi Jakarta Prof Dr Asep Saefuddin bersama Pembantu Rektor III Unud Dr I Nyoman Suyatna, Ketua Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Bali-Nusa Tenggara dan Letkol Suwardi dari Kodam IX Udayana secara simbolis menandai dimulainya pembuatan sumur resapan dan penanaman pohon sawo kecik di Kampus Unud jalan Sudirman Denpasar, Minggu.
Rektor Universitas Trilogi Jakarta Prof Dr Asep Saefuddin mengatakan, pihaknya sudah merintis pembuatan sumur resapan sebanyak 280 lubang dan penanaman pohon-pohon langka pada 28 Oktober 2013.
Penanaman pohon dan pembuatan sumur resapan itu lebih diintensifkan dengan memanfaatkan setiap momentum untuk menjadikan kawasan kampus seluas lima hektare menjadi hijau, lestari dan bersih.
Kegiatan di luar proses belajar mengajar itu merangkul seluruh mahasiswa yang kini tercatat 1.100 orang dan di lingkungan Unud sekitar 5.000 mahasiswa.
Dengan gerakan itu diharapkan air hujan masuk ke dalam tanah, tidak mengalir terbuang begitu saja ke sungai dan laut. Pembuatan biopori sekaligus menjaga kelestarian air dalam tanah.
Pembuatan biopori diharapan dapat memasyarakat di seluruh kampus di Indonesia, sekolah dan di tingkat rumah tangga, karena pengerjaannya sangat mudah dengan menggunakan sebuah alat membuat lubang diagmeter 15 sentimeter berkedalaman 1-2 meter.
"Lubang tersebut berfungsi ganda, yakni untuk menanam sampah-sampah organik, sehingga cacing bisa berkembang biak untuk menggemburkan tanah, sekaligus air hujan meresap ke dalam tanah," tutur Asep Saefuddin.
Sampah-sampah organik dalam kurun waktu tertentu itu dapat dikeluarkan untuk dijadikan pupuk guna menyuburkan tanah yang bermanfaat bagi pepohonan.
Dengan demikian mampu memberikan nilai lebih, disamping menjaga kelestarian lingkungan kampus yang hijau dan bersih, kata Asep Saefuddin. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014