Denpasar,  (Antara Bali) - Ketua Biro Penelitian dan Pengembangan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali I Gusti Kompiang Aya mengatakan, saat ini Pulau Dewata masih kekurangan pramuwisata yang menguasai bahasa Mandarin.

"Pramuwisata untuk divisi Mandarin yang berlisensi saat ini sekitar 800 orang. Jumlah itu tidak mencukupi seiring dengan dibukanya semakin banyak pasar wisatawan China ke Indonesia dan khususnya ke Bali," kata Kompiang Aya, di Denpasar, Rabu.

Seperti pengalaman saat perayaan Imlek beberapa waktu lalu, ucap dia, Bali mengalami kekurangan pramuwisata berbahasa Mandarin tersebut. Saat itu pengusaha-pengusaha wisata hingga mendatangkan "guide" dari Medan dan Batam.

Ia menambahkan, Bali yang mengusung pariwisata budaya, maka sudah seharusnya pramuwisatanya dapat memahami kearifan lokal. Minimal dua tahun berdomisili di Pulau Dewata.

 "Namun, jika pemandu wisata dari luar masuk ke Bali di saat perayaan tertentu saja, bagaimana mereka bisa menjelaskan dengan tepat mengenai Pulau Dewata," ucapnya mempertanyakan.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya sangat mengharapkan agar kesempatan menjadi pramuwisata berbahasa Mandarin dapat dibuka lagi oleh pemerintah. (LHS/IGT) 

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012