Denpasar (Antara Bali) - Penulis buku, Putu Fajar Arcana, kembali meluncurkan karya esai terbarunya bertajuk "Gandamayu" setelah pada 2007 menerbitkan kumpulan esai berjudul "Surat Merah Untuk Bali".

Peluncuran buku tersebut dilakukan di gedung Bentara Budaya Bali, Jumat, yang dirangkaikan dengan dialog seputar seluk beluk penulisan dari berbagai sudut pandang sosial dan budaya.

Dalam dialog tersebut menampilkan pembicara Jean Ceuteau, budayawan asal Perancis yang puluhan tahun menetap di Pulau Dewata, dan Lola Amaria, aktris ibu kota yang membintangi sejumlah film layar lebar.

"Gandamayu" sosok perempuan di antara sejumlah pilihan yang merupakan interpretasi Putu Fajar atas wiracarita Mahabarata terkait figur pendamping Siwa yang paradoks, yakni Dewi Durga yang menyeramkan di bawah pengaruh amarah menjelma Dewi Uma yang lembut penuh kasih.

"Perempuan dalam mitologi selalu diposisikan sebagai dua kepribadian penuh kontradiksi, antara yang dimuliakan sekaligus dinistakan. Bukan hanya tercermin eksplisit atas diri sang tokoh, tetapi kerap juga diungkap secara tersirat sejalan peran yang dilakoninya," kata Putu Fajar Arcana yang juga penulis kumpulan cerpen "Bunga Jepun" (2003) dan "Samsara" (2005).(IGT)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012