Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan dua pasien yang dinyatakan positif terkena virus COVID-19 dalam keadaan baik.
"Kondisinya baik," kata dia dalam konferensi pers di Kemenkes Jakarta, Senin.
Ia mengatakan kondisi baik yang dimaksud adalah bahwa pasien tidak sedang mengalami demam, tidak sesak napas, dan tidak mengalami gangguan saat makan.
Menkes Terawan berjanji memantau keadaan pasien setiap hari dan menyampaikannya kepada masyarakat jika pasien menghendakinya.
Ia menjelaskan Kemenkes telah melakukan "surveilans tracking".
Berdasarkan penelusuran, ia menyebutkan bahwa pada 14 Februari 2020 Kemenkes mencatat ada kontak erat antara warga negara (WN) Jepang yang dinyatakan positif COVID-19 dengan pasien warga Indonesia yang akhirnya dinyatakan positif.
"Karena mereka adalah teman dekat," katanya.
Selanjutnya, pada 16 Februari 2020, perempuan Indonesia yang menjalin kontal dekat dengan WN Jepang itu, batuk-batuk setelah WN Jepang tersebut meninggalkan Indonesia.
"Wanita ini merasa tidak nyaman, batuk-batuk, sehingga dia berobat ke rawat jalan," katanya.
Selama rawat jalan, pasien Indonesia terus batuk-batuk sampai 26 Februari sehingga dia minta untuk dievaluasi secara lebih ketat.
Setelah memberi tahu tentang riwayat kontaknya dengan warga negara asing, petugas medis melakukan pengawasan dan pasien tersebut diperlakukan sebagai pasien dalam pengamatan (PDP).
"Karena PDP maka perlakuannya sama dengan pasien dengan dugaan infeksi. Karena itu mereka diperlakukan dengan ketat," katanya.
Sekitar 28-29 Februari, pasien mengaku ditelepon dan diberi tahu bahwa temannya dari Jepang itu dinyatakan positif COVID-19.
Setelah mendapat informasi tersebut, pasien langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Sulianti Saroso untuk diperiksa lebih lanjut.
"Hasilnya tadi pagi dinyatakan positif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kondisinya baik," kata dia dalam konferensi pers di Kemenkes Jakarta, Senin.
Ia mengatakan kondisi baik yang dimaksud adalah bahwa pasien tidak sedang mengalami demam, tidak sesak napas, dan tidak mengalami gangguan saat makan.
Menkes Terawan berjanji memantau keadaan pasien setiap hari dan menyampaikannya kepada masyarakat jika pasien menghendakinya.
Ia menjelaskan Kemenkes telah melakukan "surveilans tracking".
Berdasarkan penelusuran, ia menyebutkan bahwa pada 14 Februari 2020 Kemenkes mencatat ada kontak erat antara warga negara (WN) Jepang yang dinyatakan positif COVID-19 dengan pasien warga Indonesia yang akhirnya dinyatakan positif.
"Karena mereka adalah teman dekat," katanya.
Selanjutnya, pada 16 Februari 2020, perempuan Indonesia yang menjalin kontal dekat dengan WN Jepang itu, batuk-batuk setelah WN Jepang tersebut meninggalkan Indonesia.
"Wanita ini merasa tidak nyaman, batuk-batuk, sehingga dia berobat ke rawat jalan," katanya.
Selama rawat jalan, pasien Indonesia terus batuk-batuk sampai 26 Februari sehingga dia minta untuk dievaluasi secara lebih ketat.
Setelah memberi tahu tentang riwayat kontaknya dengan warga negara asing, petugas medis melakukan pengawasan dan pasien tersebut diperlakukan sebagai pasien dalam pengamatan (PDP).
"Karena PDP maka perlakuannya sama dengan pasien dengan dugaan infeksi. Karena itu mereka diperlakukan dengan ketat," katanya.
Sekitar 28-29 Februari, pasien mengaku ditelepon dan diberi tahu bahwa temannya dari Jepang itu dinyatakan positif COVID-19.
Setelah mendapat informasi tersebut, pasien langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Sulianti Saroso untuk diperiksa lebih lanjut.
"Hasilnya tadi pagi dinyatakan positif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020