Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyelenggarakan latihan bagi prajurit untuk menembak.
"Latihan menembak ini menjadi mutlak bagi seorang prajurit. Dulu saat kami basis, senjata adalah istri pertama kami," ujar Komandan Lanud I Gusti Ngurah Rai, Kolonel Pnb Radar Soeharsono, di Lapangan Tembak Tohpati, Denpasar, Bali. Selasa.
Ia mengatakan, kegiatan latihan menembak tersebut dilakukan secara rutin sebanyak tiga bulan sekali dengan menggunakan lapangan tembak yang dimiliki oleh Kepolisian Daerah (Polda) Bali.
Selama dua hari, sebanyak 222 orang prajurit Lanud I Gusti Ngurah Rai, mengikuti latihan menembak yang diharapkan juga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk saat ini dan kedepannya agar lebih meningkatkan kemampuan prajurit dari sisi pengenaan kepada target yang ada.
"Kemampuan yang harus dimiliki prajurit salah satunya adalah menembak. Itu wajib dimiliki oleh jajaran personel Lanud khususnya perwira, bintara dan wara dan kami lakukan secara rutin," kata Kolonel Pnb Radar Soeharsono.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengundang pemangku kebijakan atau stakeholder Bandara I Gusti Ngurah Rai seperti Otoritas Bandara Wilayah IV, Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali, Imigrasi Ngurah Rai, Bea Cukai Ngurah Rai, dan sejumlah pihak lain untuk berpartisipasi dalam latihan menembak.
Hal tersebut dilakukan selain sebagai upaya meningkatkan silaturahmi antar stakeholder bandara juga untuk memperkenalkan senjata api dan bagaimana penggunaan yang baik dan benar bagi masyarakat.
Baca juga: Survei: TNI paling dipercaya publik
Pada kesempatan itu, para prajurit TNI AU berlatih menembak menggunakan dua jenis senapan yaitu, senjata api laras pendek atau pistol berjenis G2 Combat Pindad serta senjata api laras panjang SS1.
Saat menembak dengan menggunakan senjata laras pendek berjenis G2 Combat, para prajurit TNI AU Lanud I Gusti Ngurah Rai, menggunakan tiga peluru percobaan, 20 peluru dengan posisi berdiri.
Sedangkan saat menembak sasaran dengan menggunakan senjata laras Panjang berjenis SS-1, para prajurit TNI AU menggunakan tiga peluru percobaan, 10 peluru sikap tiarap, 10 peluru sikap duduk dan 10 peluru sikap berdiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Latihan menembak ini menjadi mutlak bagi seorang prajurit. Dulu saat kami basis, senjata adalah istri pertama kami," ujar Komandan Lanud I Gusti Ngurah Rai, Kolonel Pnb Radar Soeharsono, di Lapangan Tembak Tohpati, Denpasar, Bali. Selasa.
Ia mengatakan, kegiatan latihan menembak tersebut dilakukan secara rutin sebanyak tiga bulan sekali dengan menggunakan lapangan tembak yang dimiliki oleh Kepolisian Daerah (Polda) Bali.
Selama dua hari, sebanyak 222 orang prajurit Lanud I Gusti Ngurah Rai, mengikuti latihan menembak yang diharapkan juga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk saat ini dan kedepannya agar lebih meningkatkan kemampuan prajurit dari sisi pengenaan kepada target yang ada.
"Kemampuan yang harus dimiliki prajurit salah satunya adalah menembak. Itu wajib dimiliki oleh jajaran personel Lanud khususnya perwira, bintara dan wara dan kami lakukan secara rutin," kata Kolonel Pnb Radar Soeharsono.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengundang pemangku kebijakan atau stakeholder Bandara I Gusti Ngurah Rai seperti Otoritas Bandara Wilayah IV, Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali, Imigrasi Ngurah Rai, Bea Cukai Ngurah Rai, dan sejumlah pihak lain untuk berpartisipasi dalam latihan menembak.
Hal tersebut dilakukan selain sebagai upaya meningkatkan silaturahmi antar stakeholder bandara juga untuk memperkenalkan senjata api dan bagaimana penggunaan yang baik dan benar bagi masyarakat.
Baca juga: Survei: TNI paling dipercaya publik
Pada kesempatan itu, para prajurit TNI AU berlatih menembak menggunakan dua jenis senapan yaitu, senjata api laras pendek atau pistol berjenis G2 Combat Pindad serta senjata api laras panjang SS1.
Saat menembak dengan menggunakan senjata laras pendek berjenis G2 Combat, para prajurit TNI AU Lanud I Gusti Ngurah Rai, menggunakan tiga peluru percobaan, 20 peluru dengan posisi berdiri.
Sedangkan saat menembak sasaran dengan menggunakan senjata laras Panjang berjenis SS-1, para prajurit TNI AU menggunakan tiga peluru percobaan, 10 peluru sikap tiarap, 10 peluru sikap duduk dan 10 peluru sikap berdiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020