Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman meminta para nelayan dan pelaku wisata bahari yang akan melakukan pelayaran agar mewaspadai potensi gelombang tinggi serta angin kencang.

"Kalau untuk nelayan dengan kondisi gelombang di atas 2 meter berbahaya, jadi harus waspada, terutama bagi masyarakat yang melakukan aktivitas di wilayah yang diprediksi ada gelombang tinggi. Jadi bagi nelayan harus tahu kapal atau perahunya itu sanggup atau tidak ketika gelombang berada di 2-4 meter," kata Iman Faturahman per telepon di Denpasar, Jumat.

Ia menjelaskan selama tiga hari ke depan berpotensi terjadi hujan sedang sampai lebat. Selain itu, berpotensi terjadi angin kencang di Bali bagian selatan dan gelombang laut dengan ketinggian mencapai 1 meter atau lebih di Laut Bali, Selat Bali bagian Selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian Selatan dan Samudera Hindia Selatan Bali.

"Memang dapat dikatakan kondisi gelombang ini cukup tinggi untuk kapal - kapal tertentu. Ada juga kategori kapal - kapal yang dapat melewati gelombang tertentu, ada yang bisa sampai 2 meter ada juga sampai 4 meter, kalau kapal nelayan 1,25 meter ya itu sudah maksimal, kalau pemantauan kami tetap waspada selama tiga hari ke depan, ini masih cukup tinggi untuk gelombang laut," jelasnya.

Baca juga: BMKG III/Denpasar : lima faktor pengaruhi frekuensi hujan di Bali

Pihaknya menjelaskan berdasarkan peta kerapatan petir wilayah Bali, bahwa selama rentang waktu 2017-2019 tercatat 3.130.901 sambaran. Adapun daerah dengan kerapatan tertinggi ada di Kecamatan Pupuan, Kecamatan Selemadeg, Kerambitan, Penebel, Baturiti, Petang, Marga, Kediri, Tabanan, Mengwi dan Abiansemal.

"Kenapa daerah tersebut karena dilihat dari historisnya pernah mendapatkan jumlah petir terbanyak seiring dengan kondisi daerah tersebut. Kalau daerah yang sebelumnya sudah kena petir secara historis akan kena lagi, karena berasosiasi dengan pembentukan awan - awan Comulonimbus juga," katanya.

Sambaran ada dua, yaitu Inter Cloud (IC) adalah sambaran yang terjadi dari awan ke awan. IC biasanya bisa kita lihat ketika dalam perjalanan naik pesawat terbang. Kedua adalah sambaran Cloud to Ground (CG), yaitu sambaran dari awan ke bumi dan inilah sambaran kilat atau petir yang paling berbahaya.

"Jadi ketika musim hujan dan ada petir jangan berlindung di bawah pohon, karena petir itu biasanya akan mencari tempat - tempat yang ada pohon atau daerah yan tinggi. Ketika kita ada didaerah terbuka jangan coba berlindung di bawah pohon karena akan berisiko," ucap Iman.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020