Aparat kepolisian masih mendata jumlah korban luka akibat kerusuhan suporter jelang laga semifinal Piala Gubernur Jawa Timur 2020 antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC di Stadion Supriyadi, Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa sore.
"Kita masih inventarisasi, tapi laporan yang baru masuk ada tujuh kendaraan roda dua atau sepeda motor mengalami kerusakan. Untuk korban luka masih juga masih didata," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Mapolda Jatim di Surabaya.
Baca juga: Jelang laga Persebaya-Arema, sejumlah kendaraan dibakar massa
Polisi belum mengamankan siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, namun ia memastikan pelaku melakukan perbuatan melanggar hukum karena ada kerugian materiil.
"Siapapun yang mengganggu ketertiban, apalagi sudah ada kerugian materiil dari masyarakat, ini masuk dalam pidana. Sejauh ini belum ada yang diamankan masih pendalaman Polres," ucapnya.
Perwira dengan tiga melati di pundak itu mengungkapkan pihaknya sengaja menggelar pertandingan semifinal Piala Gubernur Jatim di tempat netral untuk mengurangi ketegangan antardua suporter.
Baca juga: Persebaya taklukkan Madura United skor 4-2
"Digelar dalam suatu tempat yang memang netral, artinya tanpa suporter kedua kesebelasan. Ini disepakati dengan penyelenggara dari aspek keseluruhannya adalah aspek keselamatan, kelancaran pertandingan tersebut," katanya.
Sedangkan, untuk penyebab kerusuhan ini, Truno menyebut masih diselidiki lebih lanjut, tapi dugaan sementara massa sempat kecewa lantaran tak mendapatkan akses ke stadion.
Selain itu, dia menyebut ada sejarah panjang yang membuat tensi kedua suporter ini cukup tinggi.
"Kami mengimbau kepada kedua pihak untuk meredam masing-masing. Nanti kami dalami, apakah ini bentuk kekecewaan suporter atau apa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kita masih inventarisasi, tapi laporan yang baru masuk ada tujuh kendaraan roda dua atau sepeda motor mengalami kerusakan. Untuk korban luka masih juga masih didata," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Mapolda Jatim di Surabaya.
Baca juga: Jelang laga Persebaya-Arema, sejumlah kendaraan dibakar massa
Polisi belum mengamankan siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, namun ia memastikan pelaku melakukan perbuatan melanggar hukum karena ada kerugian materiil.
"Siapapun yang mengganggu ketertiban, apalagi sudah ada kerugian materiil dari masyarakat, ini masuk dalam pidana. Sejauh ini belum ada yang diamankan masih pendalaman Polres," ucapnya.
Perwira dengan tiga melati di pundak itu mengungkapkan pihaknya sengaja menggelar pertandingan semifinal Piala Gubernur Jatim di tempat netral untuk mengurangi ketegangan antardua suporter.
Baca juga: Persebaya taklukkan Madura United skor 4-2
"Digelar dalam suatu tempat yang memang netral, artinya tanpa suporter kedua kesebelasan. Ini disepakati dengan penyelenggara dari aspek keseluruhannya adalah aspek keselamatan, kelancaran pertandingan tersebut," katanya.
Sedangkan, untuk penyebab kerusuhan ini, Truno menyebut masih diselidiki lebih lanjut, tapi dugaan sementara massa sempat kecewa lantaran tak mendapatkan akses ke stadion.
Selain itu, dia menyebut ada sejarah panjang yang membuat tensi kedua suporter ini cukup tinggi.
"Kami mengimbau kepada kedua pihak untuk meredam masing-masing. Nanti kami dalami, apakah ini bentuk kekecewaan suporter atau apa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020