Denpasar (Antara Bali) - Menara pemancar seluler atau BTS yang dibangun Telkomsel di objek wisata Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, akan mampu menjangkau perairan laut sekitarnya hingga radius sekitar lima kilometer.
"Itu sebenarnya proyek merugi. Tidak tahu sampai kapan akan balik modal, karena biayanya cukup besar. Tetapi itu bagian dari kepedulian kami dalam mendukung kepariwisataan Komodo," kata GM Sales & Customer Service Telkomsel Regional Bali Nusra Syaiful Bachri di Denpasar, Kamis.
Dalam penjelasan didampingi Manager Service Quality Assurance, Charley Rambi dan Manager Market & Customer Development, Ana Sudiatman, disebutkan bahwa pembangunan BTS di Pulau Komodo maupun Pulau Rinca sudah hampir rampung dan segera dioperasikan.
Ari, sapaan akrab Syaiful Bachri, yang sempat meninjau Taman Nasional Komodo menjelaskan, dengan beroperasinya BTS tersebut, maka wisatawan dan masyarakat akan dapat dengan mudah berkomunikasi menggunakan telepon seluler.
"Selama ini wisatawan yang ke Komodo, apalagi hingga bermalam di kapal yang lego jangkar di perairan seputarnya, sulit menggunakan ponsel, karena yang ada sinyalnya hanya di lokasi tertentu," ujarnya.
Investasi BTS di Komodo itu menjadi sangat mahal, menurut Ari, karena pengangkutan material perangkat menara seluler tersebut hanya bisa melalui perairan laut secara bertahap dan sebagian bahkan menggunakan helikopter.
Telkomsel juga telah membangun tambahan BTS di seputar Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, guna memperkuat sinyal ponsel yang selama ini banyak dikeluhkan, termasuk oleh wisatawan dan kalangan perhotelan.
Labuhan Bajo yang dilayani penerbangan menggunakan pesawat kecil, merupakan kota transit untuk menuju Taman Nasional Komodo dengan menggunakan kapal-kapal pesiar ukuran kecil maupun kapal motor biasa.
"Kami berharap investasi mahal yang tak akan terbayar kembali dari pendapatan setempat itu akan bisa menunjang kemajuan kepariwisataan Komodo dan juga di Labuhan Bajo yang telah dilengkapi beberapa hotel berbintang," tambahnya.(T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Itu sebenarnya proyek merugi. Tidak tahu sampai kapan akan balik modal, karena biayanya cukup besar. Tetapi itu bagian dari kepedulian kami dalam mendukung kepariwisataan Komodo," kata GM Sales & Customer Service Telkomsel Regional Bali Nusra Syaiful Bachri di Denpasar, Kamis.
Dalam penjelasan didampingi Manager Service Quality Assurance, Charley Rambi dan Manager Market & Customer Development, Ana Sudiatman, disebutkan bahwa pembangunan BTS di Pulau Komodo maupun Pulau Rinca sudah hampir rampung dan segera dioperasikan.
Ari, sapaan akrab Syaiful Bachri, yang sempat meninjau Taman Nasional Komodo menjelaskan, dengan beroperasinya BTS tersebut, maka wisatawan dan masyarakat akan dapat dengan mudah berkomunikasi menggunakan telepon seluler.
"Selama ini wisatawan yang ke Komodo, apalagi hingga bermalam di kapal yang lego jangkar di perairan seputarnya, sulit menggunakan ponsel, karena yang ada sinyalnya hanya di lokasi tertentu," ujarnya.
Investasi BTS di Komodo itu menjadi sangat mahal, menurut Ari, karena pengangkutan material perangkat menara seluler tersebut hanya bisa melalui perairan laut secara bertahap dan sebagian bahkan menggunakan helikopter.
Telkomsel juga telah membangun tambahan BTS di seputar Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, guna memperkuat sinyal ponsel yang selama ini banyak dikeluhkan, termasuk oleh wisatawan dan kalangan perhotelan.
Labuhan Bajo yang dilayani penerbangan menggunakan pesawat kecil, merupakan kota transit untuk menuju Taman Nasional Komodo dengan menggunakan kapal-kapal pesiar ukuran kecil maupun kapal motor biasa.
"Kami berharap investasi mahal yang tak akan terbayar kembali dari pendapatan setempat itu akan bisa menunjang kemajuan kepariwisataan Komodo dan juga di Labuhan Bajo yang telah dilengkapi beberapa hotel berbintang," tambahnya.(T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012