Denpasar (Antara Bali) - Prosesi barongsai dan naga yang dikemas dalam atraksi unik serta menarik akan mengawali perayaan Tahun Baru Imlek 2563 di kawasan wisata Kuta, Kabupaten Badung, pada Minggu petang (22/1).
Prosesi menempuh jalur mengelilingi Vihara Dharmayana dan jalan-jalan utama di kawasan wisata internasional Kuta itu melibatkan empat barongsai dan dua naga, kata Penanggungjawab Vihara Dharmayana Kuta, Indra Suarlin, Kamis.
Pagelaran barongsai dan naga "ngelawang" atau keliling dari pintu ke pintu itu dijadwalkan berlangsung sekitar dua jam, antara pukul 17.00-19.00 Wita dan diupayakan tidak mengganggu arus lalu lintas yang selama ini selalu padat.
Karena itu kegiatan "Ngelawang" yang akan dimulai sore hari tersebut telah dikoordinasikan dengan pihak kepolisian dan "pecalang" atau petugas keamanan desa adat di Kuta.
"Banyak permintaan agar prosesi itu melewati Pantai Kuta, pusat wisatawan mancanegara berjemur sambil menikmati deburan ombak, namun hal itu tidak dapat dipenuhi, karena khawatir kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindari," ujar Indra Suarlin.
Prosesi "Ngelawang" bermakna menyeimbangkan dan menetralisir alam semesta yang dilakukan secara berkesinambungan saat perayaan menyambut datangnya Tahun Baru Imlek.
Kegiatan tersebut sengaja dilaksanakan sehari lebih awal dari datangnya tahun baru China itu guna memberikan kesempatan kepada umat Budha melaksanakan perayaan Imlek 2563 secara khidmat yang jatuh pada Senin (23/1).
Indra Suarlin menambahkan, Umat Budha, khususnya keturunan Tionghoa di Bali, pada saat memasuki tahun baru itu melakukan persembahyangan di rumah masing-masing, kemudian dilanjutkan ke Vihara dan Kelenteng.(T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Prosesi menempuh jalur mengelilingi Vihara Dharmayana dan jalan-jalan utama di kawasan wisata internasional Kuta itu melibatkan empat barongsai dan dua naga, kata Penanggungjawab Vihara Dharmayana Kuta, Indra Suarlin, Kamis.
Pagelaran barongsai dan naga "ngelawang" atau keliling dari pintu ke pintu itu dijadwalkan berlangsung sekitar dua jam, antara pukul 17.00-19.00 Wita dan diupayakan tidak mengganggu arus lalu lintas yang selama ini selalu padat.
Karena itu kegiatan "Ngelawang" yang akan dimulai sore hari tersebut telah dikoordinasikan dengan pihak kepolisian dan "pecalang" atau petugas keamanan desa adat di Kuta.
"Banyak permintaan agar prosesi itu melewati Pantai Kuta, pusat wisatawan mancanegara berjemur sambil menikmati deburan ombak, namun hal itu tidak dapat dipenuhi, karena khawatir kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindari," ujar Indra Suarlin.
Prosesi "Ngelawang" bermakna menyeimbangkan dan menetralisir alam semesta yang dilakukan secara berkesinambungan saat perayaan menyambut datangnya Tahun Baru Imlek.
Kegiatan tersebut sengaja dilaksanakan sehari lebih awal dari datangnya tahun baru China itu guna memberikan kesempatan kepada umat Budha melaksanakan perayaan Imlek 2563 secara khidmat yang jatuh pada Senin (23/1).
Indra Suarlin menambahkan, Umat Budha, khususnya keturunan Tionghoa di Bali, pada saat memasuki tahun baru itu melakukan persembahyangan di rumah masing-masing, kemudian dilanjutkan ke Vihara dan Kelenteng.(T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012