Dua operator penyedia wahana permainan air atau Watersport di kawasan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, terpaksa tutup dan merumahkan karyawannya akibat sepinya wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut karena penyebaran virus corona baru.
"Dua operator yang tutup sementara itu memang bekerja sama dengan agen perjalanan China, mereka biasanya handle wisatawan asal China. Makanya, dengan tidak adanya wisatawan asal China karena virus corona ini mereka terpaksa tutup dan merumahkan karyawannya," ujar Ketua Gabungan Usaha Wisata Tirta (Gahawisri) Badung, Nyoman Wana Putra, di Mangupura, Selasa.
Ia mengatakan, dari dua operator tersebut ada sekitar 100 orang karyawan operator permainan air yang dirumahkan sementara. Mereka terpaksa tidak dapat bekerja karena di operator wisata air yang tutup itu jarang mendapatkan tamu wisatawan dari negara selain China.
"Untuk operator lain juga sudah mulai terdampak dan mereka mengeluhkan sepinya pengunjung. Tapi mereka masih bisa buka sembari mempelajari informasi dan menanti perkembangan virus ini. Kalau wabah virus corona terus berlanjut, kemungkinan masih ada operator lain yang juga akan tutup lagi," katanya.
Ia mengatakan, sejak virus corona terus menyebar, terjadi penurunan yang cukup signifikan jumlah wisatawan yang berwisata di kawasan Tanjung Benoa. Hal itu semakin parah ketika pemerintah resmi menghentikan sementara operasional penerbangan dengan rute dari/ke China daratan sejak Rabu (5/2) lalu.
Menurut Nyoman Wana Putra, hal itu disebabkan karena selama ini negara China merupakan penyumbang wisatawan terbanyak ke kawasan Tanjung Benoa dengan beberapa grup besar wisatawan setiap harinya.
"Kami seperti kehilangan induk sekarang ini, penurunannya sangat signifikan hampir 60 persen. Itu terjadi mulai dari tanggal awal bulan Februari lalu, saat ini turis China sudah tidak ada sama sekali," ujarnya.
Selain wisatawan China, ia menjelaskan beberapa waktu terakhir kunjungan wisatawan dari negara-negara lain juga terlihat mengalami penurunan.
Baca juga: Cuaca buruk, "watersport" Tanjung Benoa berlakukan buka-tutup
Hal tersebut diperkirakan terjadi akibat kekhawatiran wisatawan mancanegara dari negara lain terhadap penyebaran virus corona, meskipun hingga saat ini belum ada kasus virus corona yang tercatat terjadi di wilayah Indonesia.
"Sekarang bisa dilihat seluruh kawasan Tanjung Benoa dari ujung selatan ke utara sepi sekali, operator watersport ada yang tutup, ada kosong," kata Nyoman Wana Putra.
Tidak Tutup
Selama penyebaran virus Corona itu, Gahawisri Badung juga mencatat terjadi sejumlah pembatalan kunjungan wisatawan asal China yang sebelumnya telah melakukan pemesanan. Terkait hal itu, para operator juga tidak mengenakan biaya pembatalan atau cancellation fee.
"Kami tidak bisa melakukan apa-apa kalau sudah seperti itu. Kerugiannya lumayan. Harapan kami virus ini segera berakhir dan pariwisata bisa pulih seperti biasa, kami hanya bisa berdoa untuk memohon itu," ujar Nyoman Wana Putra.
Sementara itu, owner watersport "Aquamarlin" I Wayan Agastya Mardana menegaskan bahwa wahana permainan air miliknya tidak tutup, karena turis yang wisata ke "Aquamarlin" umumnya wisatawan domestik, sedangkan dari mancanegara berasal dari India dan Arab, sehingga wahana miliknya tidak terdampak kasus virus yang ada.
"Ada juga turis China, tapi bukan dari Negara China, melainkan China domestik dari Surabaya dan beberapa kota lain. Sampai saat ini masih ada 15-20 grup wisatawan yang setiap hari berkunjung ke Aquamarlin, jadi kami tetap buka seperti biasa. Mungkin ada wahana disini yang tutup karena banyak turis dari Negara China, jadi terpengaruh," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Dua operator yang tutup sementara itu memang bekerja sama dengan agen perjalanan China, mereka biasanya handle wisatawan asal China. Makanya, dengan tidak adanya wisatawan asal China karena virus corona ini mereka terpaksa tutup dan merumahkan karyawannya," ujar Ketua Gabungan Usaha Wisata Tirta (Gahawisri) Badung, Nyoman Wana Putra, di Mangupura, Selasa.
Ia mengatakan, dari dua operator tersebut ada sekitar 100 orang karyawan operator permainan air yang dirumahkan sementara. Mereka terpaksa tidak dapat bekerja karena di operator wisata air yang tutup itu jarang mendapatkan tamu wisatawan dari negara selain China.
"Untuk operator lain juga sudah mulai terdampak dan mereka mengeluhkan sepinya pengunjung. Tapi mereka masih bisa buka sembari mempelajari informasi dan menanti perkembangan virus ini. Kalau wabah virus corona terus berlanjut, kemungkinan masih ada operator lain yang juga akan tutup lagi," katanya.
Ia mengatakan, sejak virus corona terus menyebar, terjadi penurunan yang cukup signifikan jumlah wisatawan yang berwisata di kawasan Tanjung Benoa. Hal itu semakin parah ketika pemerintah resmi menghentikan sementara operasional penerbangan dengan rute dari/ke China daratan sejak Rabu (5/2) lalu.
Menurut Nyoman Wana Putra, hal itu disebabkan karena selama ini negara China merupakan penyumbang wisatawan terbanyak ke kawasan Tanjung Benoa dengan beberapa grup besar wisatawan setiap harinya.
"Kami seperti kehilangan induk sekarang ini, penurunannya sangat signifikan hampir 60 persen. Itu terjadi mulai dari tanggal awal bulan Februari lalu, saat ini turis China sudah tidak ada sama sekali," ujarnya.
Selain wisatawan China, ia menjelaskan beberapa waktu terakhir kunjungan wisatawan dari negara-negara lain juga terlihat mengalami penurunan.
Baca juga: Cuaca buruk, "watersport" Tanjung Benoa berlakukan buka-tutup
Hal tersebut diperkirakan terjadi akibat kekhawatiran wisatawan mancanegara dari negara lain terhadap penyebaran virus corona, meskipun hingga saat ini belum ada kasus virus corona yang tercatat terjadi di wilayah Indonesia.
"Sekarang bisa dilihat seluruh kawasan Tanjung Benoa dari ujung selatan ke utara sepi sekali, operator watersport ada yang tutup, ada kosong," kata Nyoman Wana Putra.
Tidak Tutup
Selama penyebaran virus Corona itu, Gahawisri Badung juga mencatat terjadi sejumlah pembatalan kunjungan wisatawan asal China yang sebelumnya telah melakukan pemesanan. Terkait hal itu, para operator juga tidak mengenakan biaya pembatalan atau cancellation fee.
"Kami tidak bisa melakukan apa-apa kalau sudah seperti itu. Kerugiannya lumayan. Harapan kami virus ini segera berakhir dan pariwisata bisa pulih seperti biasa, kami hanya bisa berdoa untuk memohon itu," ujar Nyoman Wana Putra.
Sementara itu, owner watersport "Aquamarlin" I Wayan Agastya Mardana menegaskan bahwa wahana permainan air miliknya tidak tutup, karena turis yang wisata ke "Aquamarlin" umumnya wisatawan domestik, sedangkan dari mancanegara berasal dari India dan Arab, sehingga wahana miliknya tidak terdampak kasus virus yang ada.
"Ada juga turis China, tapi bukan dari Negara China, melainkan China domestik dari Surabaya dan beberapa kota lain. Sampai saat ini masih ada 15-20 grup wisatawan yang setiap hari berkunjung ke Aquamarlin, jadi kami tetap buka seperti biasa. Mungkin ada wahana disini yang tutup karena banyak turis dari Negara China, jadi terpengaruh," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020