Denpasar (Antara Bali) - Produser musik Bali cukup banyak yang merugi bahkan sampai bangkrut akibat maraknya pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh sebagian masyarakat secara tidak disadari.
"Pelanggaran hak cipta berupa transfer lagu dari komputer ke telepon seluler membuat cukup banyak produser yang bangkrut karena hasil penjualan album tidak sesuai harapan," kata Ketua Pramusti Bali I Gusti Ngurah Murthana di Denpasar, Sabtu.
Dia mengatakan, selain itu, beberapa perusahaan rekaman yang biasa memproduseri musisi pop Bali menolak untuk melakukan kerja sama karena takut merugi.
Ketakutan dari para produser musik tersebut, tambah Murthana, muncul setelah melihat penurunan penjualan album yang kondisinya sudah cukup parah dalam beberapa tahun terakhir.
"Saat ini penjualan album hanya mencapai ribuan copy, bahkan untuk mencapai penjualan album sebanyak 2.000 copy saja dalam setahun sangat susah," ujar pria yang akrab dipanggil Rahma tersebut.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pelanggaran hak cipta berupa transfer lagu dari komputer ke telepon seluler membuat cukup banyak produser yang bangkrut karena hasil penjualan album tidak sesuai harapan," kata Ketua Pramusti Bali I Gusti Ngurah Murthana di Denpasar, Sabtu.
Dia mengatakan, selain itu, beberapa perusahaan rekaman yang biasa memproduseri musisi pop Bali menolak untuk melakukan kerja sama karena takut merugi.
Ketakutan dari para produser musik tersebut, tambah Murthana, muncul setelah melihat penurunan penjualan album yang kondisinya sudah cukup parah dalam beberapa tahun terakhir.
"Saat ini penjualan album hanya mencapai ribuan copy, bahkan untuk mencapai penjualan album sebanyak 2.000 copy saja dalam setahun sangat susah," ujar pria yang akrab dipanggil Rahma tersebut.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012