Denpasar (Antara Bali) - Kalangan akademisi menilai kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk urea bersubsidi per 1 Januari 2012 dari Rp1.600/kg menjadi Rp1.800 atau mencapai 12,5 persen, mengakibatkan petani semakin tersisih.

"Sumbangan sektor pertanian terhadap perekonomian Bali selama ini paling kecil dibanding sektor-sektor pertumbuhan lainnya," kata Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana Prof Dr I Wayan Windia, MS di Denpasar Kamis.

Ia mengatakan, sektor pertanian selain perannya kecil, pendapatan petani juga rendah sehingga tidak sanggup hidup layak dan sejahtera.

Padahal orang yang bekerja pada sektor pertanian dalam arti luas paling besar, persentasenya mencapai 50 persen.

Prof Windia menjelaskan, ciri petani yang tersisihkan adanya alih fungsi lahan sawah yang sangat besar, yakni setiap tahunya di Bali mencapai tidak kurang dari 750 hektare.

"Petani terutama di daerah perkotaan banyak putus asa, lalu terpaksa harus menjual sawahnya, yang akhirnya jatuh miskin," ujar Prof Windia.(T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012