Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Penganugerahan Doktor Honoris Causa kepada Mantan Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla Aula Barat Kampus ITB, Jalan Ganesa Kota Bandung, Senin.
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia itu dianugerahi Doktor HC atas inovasi yang telah dilakukan untuk melakukan peningkatan produktivitas sebuah sistem, baik sistem itu berupa perusahaan maupun institusi sektor publik dan pemerintahan.
Ketua Tim Promotor Prof Dr Ir Abdul Hakim Halim, M Sc menyampaikan, ITB memiliki kebijakan pemberian gelar Doktor Kehormatan dengan tujuan mendorong masyarakat dan bangsa Indonesia untuk berprestasi dalam, dan memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Prof Abdul Hakim, menuturkan gelar doktor kehormatan ini diberikan kepada seseorang yang memiiki karya nyata yang mengandung nilai inovatif atau pemikiran dan gagasan atau penelitian dan pengembangan konsep-konsep yang orisinal dan mendasar, yang terbukti bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat, perkembangan kebudayaan bangsa dan kemanusiaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan atau seni.
"Berdasarkan karya-karya inovatif, rekam jejak, dan kearifan serta ketentuan penerima gelar Doktor Kehormatan yang tercantum dalam SK Senat Akademik ITB nomor 43/ SK/K01-SA/2003, Tim Promotor berkesimpulan, dengan penuh keyakinan, bahwa M. Jusuf Kalla sangat layak untuk mendapat gelar Doktor Kehormatan dari ITB dalam bidang Produktivitas," katanya.
Adapun tim promotor pada pemberian Gelar Kehormatan kepada M Jusuf Kalla adalah sebagai berikut Prof Dr Ir Abdul Hakim Halim, M Sc (FTI ITB)
Prof Dr Ir Dradjad Irianto, M Eng (FTI ITB), Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi, DEA (FTI ITB), Prof Ir Bermawi P Iskandar, M Sc PhD (FTI ITB), Prof Ir Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D. (FTI – ITB), Prof Dr Mohamad Ikhsan, SE, MA (FEB Universitas Indonesia).
Pemberian gelar Doktor Kehormatan kepada M Jusuf Kalla merupakan yang ke-14 kalinya yang diberikan oleh ITB dan kesempatan tersebut, M Jusuf Kalla juga menyampaikan orasi ilmiah terkait “Mendorong Produktivitas, Meningkatkan Kesejahteraan Bangsa.”
"Pada kesempatan ini saya ingin berpesan kepada sivitas akademika ITB agar jangan pernah berhenti melakukan dan menebar inovasi. Anda semua adalah generasi terbaik bangsa. Anda adalah lokomotif kemajuan dimana bangsa ini berharap peran besar ITB sebagai inisiator dan motor peningkatan produktivitas," kata Jusuf Kalla dalam pidato sambutannya.
Sementara itu, Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi, DEA mengatakan, bagi ITB penganugerahan Doktor Kehormatan ini memiliki arti tersendiri yang sangat besar, terutama karena berkesempatan memberikannya kepada putera terbaik bangsa yang telah mendedikasikan kehidupannya bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Rektor Kadarsah mengemukakan bahwa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030- 2040, yaitu Indonesia akan memiliki jumlah penduduk usia produktif (berusia 15- 64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
Berkaitan dengan bonus demografi tersebut, disampaikannya, kata dia, maka semua pihak harus mempersiapkan segalanya agar usia produktif dari sebagian besar bangsa ini bukan hanya merupakan potensi saja tetapi benar-benar merupakan bangsa yang memiliki produktivitas tinggi.
"Saya berharap agar penganugerahan gelar Doktor Kehormatan kepada Dr. (HC) M. Jusuf Kalla ini menjadi awal dari gerakan nasional produktivitas dalam rangka menyongsong bonus demografi," ujarnya.
Ditempat yang sambutan Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil menyampaikan selamat kepada Jusuf Kalla atas penganugerahan gelar tersebut.
"Saya ucapkan selamat Pak JK dapat doctor honoris causa dari ITB, almamater saya sendiri saya sangat bangga karena teori beliau dalam engineering itu mengifisienkan proses menjadi lebih cepat lebih murah tidak sesederhana dalam prakteknya," kata dia.
Jusuf Kalla, kata Gubernur Emil, telah bisa membangun bandara lebih murah, membuat mobil panser 50 persen lebih murah dan membantu pembangkit listrik tenaga air tanpa tenaga asing bangun.
"Semua sudah banyak teorinya di akademik tapi yang mempraktekkan Pak JK," kata dia.
Baginya, lanjut Gubernur Emil, sosok Jusuf Kalla adalah seorang teladan, pebisnis, politisi dan juga birokrat juga bergabung dalam satu individu memberikan perubahan yang luar biasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia itu dianugerahi Doktor HC atas inovasi yang telah dilakukan untuk melakukan peningkatan produktivitas sebuah sistem, baik sistem itu berupa perusahaan maupun institusi sektor publik dan pemerintahan.
Ketua Tim Promotor Prof Dr Ir Abdul Hakim Halim, M Sc menyampaikan, ITB memiliki kebijakan pemberian gelar Doktor Kehormatan dengan tujuan mendorong masyarakat dan bangsa Indonesia untuk berprestasi dalam, dan memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Prof Abdul Hakim, menuturkan gelar doktor kehormatan ini diberikan kepada seseorang yang memiiki karya nyata yang mengandung nilai inovatif atau pemikiran dan gagasan atau penelitian dan pengembangan konsep-konsep yang orisinal dan mendasar, yang terbukti bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat, perkembangan kebudayaan bangsa dan kemanusiaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan atau seni.
"Berdasarkan karya-karya inovatif, rekam jejak, dan kearifan serta ketentuan penerima gelar Doktor Kehormatan yang tercantum dalam SK Senat Akademik ITB nomor 43/ SK/K01-SA/2003, Tim Promotor berkesimpulan, dengan penuh keyakinan, bahwa M. Jusuf Kalla sangat layak untuk mendapat gelar Doktor Kehormatan dari ITB dalam bidang Produktivitas," katanya.
Adapun tim promotor pada pemberian Gelar Kehormatan kepada M Jusuf Kalla adalah sebagai berikut Prof Dr Ir Abdul Hakim Halim, M Sc (FTI ITB)
Prof Dr Ir Dradjad Irianto, M Eng (FTI ITB), Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi, DEA (FTI ITB), Prof Ir Bermawi P Iskandar, M Sc PhD (FTI ITB), Prof Ir Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D. (FTI – ITB), Prof Dr Mohamad Ikhsan, SE, MA (FEB Universitas Indonesia).
Pemberian gelar Doktor Kehormatan kepada M Jusuf Kalla merupakan yang ke-14 kalinya yang diberikan oleh ITB dan kesempatan tersebut, M Jusuf Kalla juga menyampaikan orasi ilmiah terkait “Mendorong Produktivitas, Meningkatkan Kesejahteraan Bangsa.”
"Pada kesempatan ini saya ingin berpesan kepada sivitas akademika ITB agar jangan pernah berhenti melakukan dan menebar inovasi. Anda semua adalah generasi terbaik bangsa. Anda adalah lokomotif kemajuan dimana bangsa ini berharap peran besar ITB sebagai inisiator dan motor peningkatan produktivitas," kata Jusuf Kalla dalam pidato sambutannya.
Sementara itu, Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi, DEA mengatakan, bagi ITB penganugerahan Doktor Kehormatan ini memiliki arti tersendiri yang sangat besar, terutama karena berkesempatan memberikannya kepada putera terbaik bangsa yang telah mendedikasikan kehidupannya bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Rektor Kadarsah mengemukakan bahwa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030- 2040, yaitu Indonesia akan memiliki jumlah penduduk usia produktif (berusia 15- 64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
Berkaitan dengan bonus demografi tersebut, disampaikannya, kata dia, maka semua pihak harus mempersiapkan segalanya agar usia produktif dari sebagian besar bangsa ini bukan hanya merupakan potensi saja tetapi benar-benar merupakan bangsa yang memiliki produktivitas tinggi.
"Saya berharap agar penganugerahan gelar Doktor Kehormatan kepada Dr. (HC) M. Jusuf Kalla ini menjadi awal dari gerakan nasional produktivitas dalam rangka menyongsong bonus demografi," ujarnya.
Ditempat yang sambutan Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil menyampaikan selamat kepada Jusuf Kalla atas penganugerahan gelar tersebut.
"Saya ucapkan selamat Pak JK dapat doctor honoris causa dari ITB, almamater saya sendiri saya sangat bangga karena teori beliau dalam engineering itu mengifisienkan proses menjadi lebih cepat lebih murah tidak sesederhana dalam prakteknya," kata dia.
Jusuf Kalla, kata Gubernur Emil, telah bisa membangun bandara lebih murah, membuat mobil panser 50 persen lebih murah dan membantu pembangkit listrik tenaga air tanpa tenaga asing bangun.
"Semua sudah banyak teorinya di akademik tapi yang mempraktekkan Pak JK," kata dia.
Baginya, lanjut Gubernur Emil, sosok Jusuf Kalla adalah seorang teladan, pebisnis, politisi dan juga birokrat juga bergabung dalam satu individu memberikan perubahan yang luar biasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020