Putri Suastini Koster, istri Gubernur Bali yang juga pegiat sastra menginginkan pada 2020 ini ada lomba cipta puisi yang diikuti oleh para guru dalam lingkup nasional, untuk lebih menggaungkan seni sastra puisi.

"Ide untuk menggelar lomba bagi guru ini berawal dari bincang-bincang santai dengan sejumlah seniman. Ini langkah kecil, tetapi kami lakukan dengan kecintaan yang tulus. Kami ingin memberi wadah bagi para guru yang punya bakat menulis puisi untuk menyalurkan hobi," kata Putri Koster saat menyerahkan piagam dan hadiah bagi pemenang lomba cipta puisi guru se-Bali, di Gedung Kerta Sabha, Denpasar, Jumat (10/1) malam.

Setelah sukses menggelar lomba cipta puisi guru se-Bali yang didukung sejumlah penggiat sastra seperti Ketua Dermaga Seni Buleleng Gde Artawan, Dewa Putu Sahadewa dan Wayan Jengki Sunarta, maka pihaknya ingin menggagas lomba serupa untuk guru tingkat nasional di tahun 2020 ini.

Dengan demikian, menurut Putri Koster, gaung seni sastra puisi akan menjadi lebih luas lagi dan Bali sebagai episentrum pengembangan sastra.

Baca juga: Putri Koster: jangan gengsi berbahasa Bali

Dalam acara yang dirangkaikan dengan peluncuran buku antologi puisi guru se-Bali, Putri Koster menilai puisi merupakan salah satu seni yang mampu mengasah rasa kepekaan dan memberi kebahagiaan batin bagi mereka yang menekuninya.

"Dengan menyalurkan hobi menulis puisi, saya berharap secara psikis berdampak positif bagi para guru yang menjadi ujung tombak dalam pembentukan karakter anak didik di sekolah. Pelaksanaan lomba cipta puisi guru se-Bali ini sekaligus merupakan bagian penting dalam upaya pemajuan seni sastra," ucapnya.

Menurutnya, para penggiat sastra patut berbangga karena Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster tidak hanya telah memberi wadah untuk pengembangan seni tradisional, namun juga seni modern dan kontemporer melalui penyelenggaraan Festival Seni Bali Jani di Denpasar, beberapa bulan lalu.

Festival tersebut memberi angin segar bagi seni sastra khususnya puisi. "Saya ingin seni sastra kita makin berkembang hingga mendunia. Kita jangan bangga diundang ke luar negeri, sebaliknya kita bangga kalau semuanya ada di Bali, termasuk pertunjukan sastra berkelas yang menarik penggiat sastra dunia untuk datang ke Pulau Dewata," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dermaga Seni Buleleng, Gde Artawan menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian Putri Koster terhadap perkembangan seni sastra, khususnya puisi.

"Awalnya kami mengira semangat Beliau akan redup setelah menjadi Ibu Gubernur. Namun tak disangka, Beliau menjadi semakin 'gila' dalam dunia sastra," ucapnya.

Artawan menambahkan, lomba cipta puisi telah mendapat sambutan luar biasa dari para guru. Lomba diikuti 156 guru yang mengirim tak kurang dari 567 karya puisi. Setelah melalui proses penilaian, puisi berjudul 'Senja Teduh dan Tiga Belas Catatan di Papan Tulis' karya Ida Ayu Wayan Sugiantari, keluar sebagai juara I.

Untuk juara II diraih GM Sukawidana dengan puisi berjudul 'Fragmen 30', sementara juara III diduduki puisi berjudul 'Tari Matahari' karya I Gusti Putu Bawa Samar Gantang. Masing-masing pemenang berhak memperoleh piagam penghargaan dan sejumlah uang tunai untuk pembinaan.

Baca juga: Putri Koster minta pengusaha "kakap" bantu IKM Bali

Puncak acara menjadi bertambah semarak setelah Putri Koster yang juga dikenal sebagai seniman multitalenta ini tampil dengan pembacaan puisi berjudul "Sumpah Kumbakarna".

Dengan irama vokal yang lantang dan menggema, persembahan puisi karya Denok Kristianti yang begitu padu dengan instrumen gamelan yang mengiringi, tampak membius dan memukau para hadirin.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020