Sejumlah warga terluka saat pohon kepuh setinggi 30 meter tumbang dan menimpa tiga rumah di Dusun Tangguntiti, Jalan Gumitir, Gang Taman, Desa Kertalangu, Denpasar.
"Dari tiga rumah tersebut ada 12 korban yang mengalami luka ringan, sesak, dan saat ini sudah mendapat penanganan dari pihak rumah sakit," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar, Ida Bagus Joni Arimbawa, saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu.
Rumah keluarga Wayan Pasek termasuk yang tertimpa batang pohon tumbang. Tiga penghuninya lecet. Rumah keluarga Wayan Suartana juga tertimpa pohon tumbang dan empat penghuninya mengalami luka ringan dan sesak. Selain itu, batang pohon juga menimpa rumah keluarga Gede Wiradana dan menyebabkan lima penghuninya terluka ringan.
Ida Bagus Joni Arimbawa mengatakan bahwa pohon kepuh tua itu tumbang sekitar pukul 00.30 Wita, saat para penghuni rumah tertidur.
BPBD Denpasar sudah mengerahkan 20 orang dan tiga mobil ambulans untuk menolong korban serta memangkas pohon kepuh yang tumbang untuk memudahkan evakuasi.
"Pagi harinya penanganan dilanjutkan bersama personel dari DLHK Kota Denpasar," katanya.
Baca juga: Masyarakat Klungkung diimbau waspada cuaca ekstrem
Ketut Restiniasih (39) mengatakan bahwa saat kejadian atap rumahnya roboh tertimpa robohan pohon, dia berusaha melindungi anaknya agar terhindar dari reruntuhan.
"Saat itu, anak saya dievakuasi sama adiknya suami saya. Terus saya keluar dengan anak saya satu lagi, langsung keluar dari bangunan yang runtuh terus menyelamatkan diri," kata Resti, yang sepeda motornya juga tertimpa robohan pohon.
Kepala Dusun Tangguntiti Wayan Sumadi mengatakan bahwa selain menimpa rumah, batang pohon kepuh yang tumbang juga mengenai delapan motor.
"Pada Sabtu, 4 Januari 2020, yang sebelah barat juga tumbang, dan menimpa atap satu rumah. Sudah sempat saya komunikasikan dan ada hubungannya dengan Niskala jadi tidak berani memotong sembarangan," katanya.
Baca juga: Di Badung, sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang
Aparat dusun akan membahas masalah itu dengan aparat desa, aparat kecamatan, dan petugas Dinas Sosial. "Untuk menemukan bagaimana solusinya biar tidak ada korban lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Dari tiga rumah tersebut ada 12 korban yang mengalami luka ringan, sesak, dan saat ini sudah mendapat penanganan dari pihak rumah sakit," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar, Ida Bagus Joni Arimbawa, saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu.
Rumah keluarga Wayan Pasek termasuk yang tertimpa batang pohon tumbang. Tiga penghuninya lecet. Rumah keluarga Wayan Suartana juga tertimpa pohon tumbang dan empat penghuninya mengalami luka ringan dan sesak. Selain itu, batang pohon juga menimpa rumah keluarga Gede Wiradana dan menyebabkan lima penghuninya terluka ringan.
Ida Bagus Joni Arimbawa mengatakan bahwa pohon kepuh tua itu tumbang sekitar pukul 00.30 Wita, saat para penghuni rumah tertidur.
BPBD Denpasar sudah mengerahkan 20 orang dan tiga mobil ambulans untuk menolong korban serta memangkas pohon kepuh yang tumbang untuk memudahkan evakuasi.
"Pagi harinya penanganan dilanjutkan bersama personel dari DLHK Kota Denpasar," katanya.
Baca juga: Masyarakat Klungkung diimbau waspada cuaca ekstrem
Ketut Restiniasih (39) mengatakan bahwa saat kejadian atap rumahnya roboh tertimpa robohan pohon, dia berusaha melindungi anaknya agar terhindar dari reruntuhan.
"Saat itu, anak saya dievakuasi sama adiknya suami saya. Terus saya keluar dengan anak saya satu lagi, langsung keluar dari bangunan yang runtuh terus menyelamatkan diri," kata Resti, yang sepeda motornya juga tertimpa robohan pohon.
Kepala Dusun Tangguntiti Wayan Sumadi mengatakan bahwa selain menimpa rumah, batang pohon kepuh yang tumbang juga mengenai delapan motor.
"Pada Sabtu, 4 Januari 2020, yang sebelah barat juga tumbang, dan menimpa atap satu rumah. Sudah sempat saya komunikasikan dan ada hubungannya dengan Niskala jadi tidak berani memotong sembarangan," katanya.
Baca juga: Di Badung, sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang
Aparat dusun akan membahas masalah itu dengan aparat desa, aparat kecamatan, dan petugas Dinas Sosial. "Untuk menemukan bagaimana solusinya biar tidak ada korban lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020