Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Kamis ini kembali melakukan inspeksi dampak bencana banjir yang direncanakan ke beberapa titik, namun di satu lokasi, Anies diteriaki oleh pengungsi.
Saat itu Anies tengah mengunjungi lokasi konsentrasi pengungsian warga Kelurahan Semanan dan Duri Kosambi yang mengungsi karena banjir setinggi 30 cm hingga 2,2 meter, Masjid Hasyim Asy'ari, Daan Mogot, Jakarta Barat.
Saat itu, Anies yang tengah memberi pernyataan pada awak media usai meninjau dan menelusuri lokasi yang tergenang air itu, tiba-tiba ada warga yang meneriaki Anies dengan menyampaikan keluh kesah nya dan warga sekitar.
"Air mati barusan aja, air bersih enggak ada," ujar salah satu warga setempat.
"Belum ada makanan pak dari semalam listrik mati," ujar warga lainnya.
Mendengar hal itu, mantan Menteri Pendidikan tersebut dengan sabar membalas para warga yang berkeluh kesah tersebut.
"Iya-iya saya mengerti,” kata Anies.
Pada para awak media, Anies menyampaikan bahwa inspeksinya kali ini ke lokasi tersebut, salah satunya karena banyak warga terdampak belum mendapatkan bantuan dari Pemprov DKI Jakarta.
"Karena itu, mereka kebanyakan membutuhkan makanan, minuman dan sekarang dalam perjalanan ke sini. Sehingga dipastikan, segera makanan dan minuman sampai ke mereka,” ujar Anies.
Anies mengatakan alasan para warga berkeluh kesah seperti itu padanya, adalah karena terlambatnya proses pengiriman bantuan makanan.
"Pasokan makanan, itu yang datang terlambat, saya sudah bicara dengan pak walikota Jakarta barat untuk segera percepat bantuan itu," ujar Anies.
Anies menyebut sebelumnya warga masih ada yang di rumah karena tidak mau ikut proses evakuasi, namun setelah diyakinkan Kamis ini, akhirnya semua bisa dievakuasi ke lokasi pengungsian yang salah satunya di Masjid Hasyim Asy'ari yang mampu menampung 1.000 orang pengungsi.
Di Kelurahan Semanan dan Duri Kosambi tersebut, pemukiman warga hampir seluruhnya terendam banjir. Warga yang tinggal di Rumah Susun Pesakih juga ikut mengungsi di Masjid Hasyim Asy'ari tersebut.
Kali Mookevart yang berada dekat pemukiman warga tersebut juga menunjukkan debit air yang tinggi. Hingga kini, warga masih menunggu bantuan datang dan surutnya banjir.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Saat itu Anies tengah mengunjungi lokasi konsentrasi pengungsian warga Kelurahan Semanan dan Duri Kosambi yang mengungsi karena banjir setinggi 30 cm hingga 2,2 meter, Masjid Hasyim Asy'ari, Daan Mogot, Jakarta Barat.
Saat itu, Anies yang tengah memberi pernyataan pada awak media usai meninjau dan menelusuri lokasi yang tergenang air itu, tiba-tiba ada warga yang meneriaki Anies dengan menyampaikan keluh kesah nya dan warga sekitar.
"Air mati barusan aja, air bersih enggak ada," ujar salah satu warga setempat.
"Belum ada makanan pak dari semalam listrik mati," ujar warga lainnya.
Mendengar hal itu, mantan Menteri Pendidikan tersebut dengan sabar membalas para warga yang berkeluh kesah tersebut.
"Iya-iya saya mengerti,” kata Anies.
Pada para awak media, Anies menyampaikan bahwa inspeksinya kali ini ke lokasi tersebut, salah satunya karena banyak warga terdampak belum mendapatkan bantuan dari Pemprov DKI Jakarta.
"Karena itu, mereka kebanyakan membutuhkan makanan, minuman dan sekarang dalam perjalanan ke sini. Sehingga dipastikan, segera makanan dan minuman sampai ke mereka,” ujar Anies.
Anies mengatakan alasan para warga berkeluh kesah seperti itu padanya, adalah karena terlambatnya proses pengiriman bantuan makanan.
"Pasokan makanan, itu yang datang terlambat, saya sudah bicara dengan pak walikota Jakarta barat untuk segera percepat bantuan itu," ujar Anies.
Anies menyebut sebelumnya warga masih ada yang di rumah karena tidak mau ikut proses evakuasi, namun setelah diyakinkan Kamis ini, akhirnya semua bisa dievakuasi ke lokasi pengungsian yang salah satunya di Masjid Hasyim Asy'ari yang mampu menampung 1.000 orang pengungsi.
Di Kelurahan Semanan dan Duri Kosambi tersebut, pemukiman warga hampir seluruhnya terendam banjir. Warga yang tinggal di Rumah Susun Pesakih juga ikut mengungsi di Masjid Hasyim Asy'ari tersebut.
Kali Mookevart yang berada dekat pemukiman warga tersebut juga menunjukkan debit air yang tinggi. Hingga kini, warga masih menunggu bantuan datang dan surutnya banjir.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020