"Denpasar Festival ke-12" tahun 2019 menghadirkan beragam kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan "Talkshow Culinary Trends in 2020" dengan menghadirkan Masterchef Juna dan Ketua BPD ICA Bali I Made Hendra Mahena.
Acara tersebut dibuka Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra didampingi Ketua DWP Kota Denpasar Ibu Kerti Rai Iswara yang ditandai dengan pemakaian udeng kepada kedua narasumber dari acara di Kawasan Heritage Inna Bali Hotel, Bali, Minggu.
Selly Mantra mengatakan, kegiatan bincang-bincang (talkshow) ini sangat baik dilaksanakan mengingat perkembangan kuliner, khususnya di Kota Denpasar mengalami kemajuan sangat pesat. Karena perkembangan "gadget" di era globalisasi saat ini sudah familiar dengan handphone, sehingga banyak ibu rumah tangga dan anak muda yang memulai membuka usaha kuliner rumahan. Dengan menjual kuliner atau makanan khas masing-masing daerah.
"Dengan perkembangan teknologi ibu-ibu maupun anak muda bisa berjualan 'online', sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya sewa tempat, sehingga ajang 'talkshow' ini penting agar ibu-ibu khususnya PKK bisa memahami tatanan memasak yang baik dan benar," ujar Selly Mantra.
Ke depan diharapkan bisnis kuliner bisa berkembang. Seperti halnya dalam kuliner di "Denpasar Festival" ini banyak stand dari kalangan anak muda. "Kemajuan sangat luar bisa dengan adanya Talkshow ini bisa dapatkan ilmu dan bisa berbisnis kuliner," ungkapnya.
Baca juga: Pembukaan "Denpasar Festival" ke-12 ditandai pemukulan drum Jigu
Sementara itu Chef Juna mengakui industri kuliner saat ini terus berkembang mengikuti trend. Bahkan teknik memasak juga sudah berevolusi. Bahan-bahan yang ditemukan dewasa sudah sangat banyak dan belum ditemukan pada 5 tahun lalu. "Bahkan alat memasak saat ini juga sudah sangat mempermudahkan kalangan chef," ujarnya.
Untuk Trend kuliner saat memiliki hak dan lahan masing-masing. Namun kadang-kadang ada yang di sepelekan. Namun semestinya itu penting dan harus diperhatikan salah satunya adalah kebersihan (hygienes). Tidak hanya kuliner yang trend saat ini tetapi juga memperhatikan gizi yang seimbang.
"Sebagai seorang chef kuliner harus memperhatikan rasa, gizi, tampilan yang menarik dan yang terpenting adalah kebersihan," ujarnya.
Chef Hendra menambahkan tahun 2020 semua yang bisa masak sudah dinamakan seorang seorang chef. Untuk mengetahui chef profesional maka di asosiasi bersama pemerintah memberikan sertifikasi kepada seluruh profesi di hotel termasuk chef atau koki.
Menurutnya, seorang chef harus memiliki sertifikasi. Karena proses menjadi esekutif chef itu harus ada proses atau pendewasaan.
Khusus untuk trend kuliner saat ini sangat beragam, "Setelah saya cek trend kuliner 2019 makanannya campurannya nano-nano tidak teratur seenak maunya," ujar Hendra menjelaskan.
Salah satu contoh makanan trend di 2019 adalah ayam greprek keju. Makanan itu murah, tapi dari segi kesehatannya tidak dipikirkan. Semestinya dalam masakan itu keju dan sambel sebenarnya tidak boleh digabung. Apalagi sambelnya pedas ditambah mosarela.
"Kalau sambelnya sedikit tidak masalah, tapi kalau banyak sangat bahaya mengingat keju itu dari lemak," katanya.
Baca juga: 29 Desember, ribuan peserta siap ikuti "Denfest Color Run 5K 2019"
Dengan adannya "Talkshow Culinary Trends di 2020" dalam acara Denfest ini masyarakat khususnya pencinta kuliner bisa memperhatikan gizi dan kesehatan dari sebuah makanan.
Khusus untuk Denpasar festival tahun ini Chef Hendra mengaku telah tertata rapi dibandingkan Denfes tahun lalu. Bahkan kuliner yang dipamerkan dalam Denfes ini telah diseleksi dengan baik. Sehingga memastikan kuliner yang berada di kawasan heritage Jalan Gajahmada dan Veteran semua makanan khas Bali. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Acara tersebut dibuka Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra didampingi Ketua DWP Kota Denpasar Ibu Kerti Rai Iswara yang ditandai dengan pemakaian udeng kepada kedua narasumber dari acara di Kawasan Heritage Inna Bali Hotel, Bali, Minggu.
Selly Mantra mengatakan, kegiatan bincang-bincang (talkshow) ini sangat baik dilaksanakan mengingat perkembangan kuliner, khususnya di Kota Denpasar mengalami kemajuan sangat pesat. Karena perkembangan "gadget" di era globalisasi saat ini sudah familiar dengan handphone, sehingga banyak ibu rumah tangga dan anak muda yang memulai membuka usaha kuliner rumahan. Dengan menjual kuliner atau makanan khas masing-masing daerah.
"Dengan perkembangan teknologi ibu-ibu maupun anak muda bisa berjualan 'online', sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya sewa tempat, sehingga ajang 'talkshow' ini penting agar ibu-ibu khususnya PKK bisa memahami tatanan memasak yang baik dan benar," ujar Selly Mantra.
Ke depan diharapkan bisnis kuliner bisa berkembang. Seperti halnya dalam kuliner di "Denpasar Festival" ini banyak stand dari kalangan anak muda. "Kemajuan sangat luar bisa dengan adanya Talkshow ini bisa dapatkan ilmu dan bisa berbisnis kuliner," ungkapnya.
Baca juga: Pembukaan "Denpasar Festival" ke-12 ditandai pemukulan drum Jigu
Sementara itu Chef Juna mengakui industri kuliner saat ini terus berkembang mengikuti trend. Bahkan teknik memasak juga sudah berevolusi. Bahan-bahan yang ditemukan dewasa sudah sangat banyak dan belum ditemukan pada 5 tahun lalu. "Bahkan alat memasak saat ini juga sudah sangat mempermudahkan kalangan chef," ujarnya.
Untuk Trend kuliner saat memiliki hak dan lahan masing-masing. Namun kadang-kadang ada yang di sepelekan. Namun semestinya itu penting dan harus diperhatikan salah satunya adalah kebersihan (hygienes). Tidak hanya kuliner yang trend saat ini tetapi juga memperhatikan gizi yang seimbang.
"Sebagai seorang chef kuliner harus memperhatikan rasa, gizi, tampilan yang menarik dan yang terpenting adalah kebersihan," ujarnya.
Chef Hendra menambahkan tahun 2020 semua yang bisa masak sudah dinamakan seorang seorang chef. Untuk mengetahui chef profesional maka di asosiasi bersama pemerintah memberikan sertifikasi kepada seluruh profesi di hotel termasuk chef atau koki.
Menurutnya, seorang chef harus memiliki sertifikasi. Karena proses menjadi esekutif chef itu harus ada proses atau pendewasaan.
Khusus untuk trend kuliner saat ini sangat beragam, "Setelah saya cek trend kuliner 2019 makanannya campurannya nano-nano tidak teratur seenak maunya," ujar Hendra menjelaskan.
Salah satu contoh makanan trend di 2019 adalah ayam greprek keju. Makanan itu murah, tapi dari segi kesehatannya tidak dipikirkan. Semestinya dalam masakan itu keju dan sambel sebenarnya tidak boleh digabung. Apalagi sambelnya pedas ditambah mosarela.
"Kalau sambelnya sedikit tidak masalah, tapi kalau banyak sangat bahaya mengingat keju itu dari lemak," katanya.
Baca juga: 29 Desember, ribuan peserta siap ikuti "Denfest Color Run 5K 2019"
Dengan adannya "Talkshow Culinary Trends di 2020" dalam acara Denfest ini masyarakat khususnya pencinta kuliner bisa memperhatikan gizi dan kesehatan dari sebuah makanan.
Khusus untuk Denpasar festival tahun ini Chef Hendra mengaku telah tertata rapi dibandingkan Denfes tahun lalu. Bahkan kuliner yang dipamerkan dalam Denfes ini telah diseleksi dengan baik. Sehingga memastikan kuliner yang berada di kawasan heritage Jalan Gajahmada dan Veteran semua makanan khas Bali. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019