Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebutkan ujaran-ujaran kebencian yang bersifat intoleran turun 80 persen pasca-Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019.

"Alhamdulillah berdasarkan pantauan kita Sekarang ini, tadi Presiden mengatakan sekarang peristiwa-peristiwa, ujaran kebencian yang sifatnya intoleran itu turun 80 persen," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu saat "Ngobrol Santai Bareng Media" di Bakso Boedjangan, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Gubernur Bali : jaga keharmonisan antarumat beragama

Berakhirnya pilpres, kata dia, dimungkinkan berpengaruh terhadap turunnya peristiwa dan ujaran kebencian yang bersifat intoleran seiring bersatunya dua kubu pendukung capres.

Apalagi, diakui mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, polarisasi antara kedua kubu pendukung capres sedemikian besar.

"Dua kubu sudah bersatu sehingga tidak ada lagi (ujaran kebencian). Itu kan bagus. Terlepas dari saudara atau saya tidak setuju dengan penggabungan itu, ternyata efeknya bagus," katanya.

Baca juga: Gubernur : mari jaga Bali sebagai pulau yang penuh toleransi

Ia bersyukur sejak pelantikan kabinet tidak ada peristiwa yang terlalu membuat gaduh, termasuk perayaan Natal yang berlangsung dengan aman dan damai.

"Tidak usah mempersoalkan bergabung atau tidak bergabung. Yang penting itu aman, nyaman, tenang," katanya.

Mahfud berharap masyarakat belajar dari kondisi tersebut agar tidak perlu ribut-ribut setiap kali ajang pesta demokrasi.

"Mudah-mudahan kondisi ini jadi pelajaran. Kita enggak usah ribut-ribut, toh akhirnya bersatu juga. Besok enggak usah ribut lagi," katanya.
 

Pewarta: Zuhdiar Laeis

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019