Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, melakukan proses identifikasi terhadap dua jenazah asal Belanda bernama Hendrikus Johannes Deijkers (78) dan Christianus Antonius Huijbregts (78) yang menjadi korban kebakaran di sebuah rumah di Desa Pupuan Sawah, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan.
"Untuk perkembangannya, jenazah warga Belanda itu kami terima pukul 07.00 Wita, mereka sudah tidak dikenali, karena sudah dalam bentuk karbonisasi dengan luka bakar derajat 4, jadi kita tidak bisa mengetahui siapa identitasnya, namun setelah diidentifikasi dapat ditentukan bahwa kedua korban itu laki-laki," terang Kepala Bagian SMF Forensik RSUP Sanglah, dr. Ida Bagus Putu Alit, SpFM (K), DFM, di Denpasar, Kamis.
dr. Alit menjelaskan bahwa identifikasi dilakukan berdasarkan dari sisa testis kedua korban yang masih ada meskipun dalam kondisi terbakar, kemudian penonjolan tulang orbita yang menunjukkan laki-laki.
Baca juga: Lima kendaraan damkar padamkan kebakaran TPA Suwung
Selain itu, untuk menentukan rasnya, pihaknya mencocokkan dengan cara "cephalic index". "Nah untuk sifat induknya menunjukkan bahwa kedua korban itu orang Eropa Amerika, ditambah lagi sebagian besar tubuhnya itu sudah menjadi arang dengan luka bakar derajat 4," tambahnya.
Ia mengatakan saat dilakukan pemeriksaan berdasarkan kadar gas yang ada di dalam otot nya bahwa kedua korban ini masih bernafas saat terbakar. Pemeriksaan juga dilakukan pada sampel gigi kedua korban untuk diidentifikasi.
Pihaknya menyebutkan untuk data ante mortem gigi dan antropometri sudah dikumpulkan pihak Forensik RSUP Sanglah. Rencananya pada hari Sabtu, (28/12) akan melakukan rekonsiliasi dengan penyidik dan keluarga korban.
"Menurut laporan dari kepolisian salah satu WNA bernama Christianus dalam kondisi stroke dan sempat menjalani perawatan dari Rumah Sakit di Tabanan," ucapnya.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Tabanan, AKP I Made Pramasetia, mengatakan bahwa telah terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat berupa kebakaran tempat tinggal yang terjadi pada (25/12) dengan dua korban asing asal Belanda.
Baca juga: Personel damkar Badung dilatih instruktur Perancis
"Awalnya itu dari suara guyuran air diatas seng yang didengar oleh saksi Ni Ketut Arini, tidak lama muncul asap yang masuk ke dalam rumahnya, setelah keluar rumah dilihatnya ada api yang melambung tinggi berasal dari rumah kakaknya yang ditempati kedua korban ini," jelasnya.
Selanjutnya, saksi Ni Ketut Arini bersama-sama meminta bantuan kepada warga masyarakat untuk mengecek kebakaran di TKP namun karena api membesar, masyarakat tidak mampu memadamkan dengan peralatan tradisional.
Ia menerangkan beberapa menit kemudian dua unit mobil pemadam kebakaran tiba dan melakukan pemadaman sekitar satu jam di TKP. "Saat api padam, kondisi kedua korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dan ditemukan di dalam kamar utama dan kamar mandi," ucapnya.
Menurutnya penyebab kebakaran diduga diperkirakan karena api muncul akibat kompor listrik yang dipakai memasak sehari-hari oleh korban Hendrikus, dan korban memang memiliki hobi memasak. Adapun total kerugian dari kejadian ini diperkirakan mencapai Rp2 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Untuk perkembangannya, jenazah warga Belanda itu kami terima pukul 07.00 Wita, mereka sudah tidak dikenali, karena sudah dalam bentuk karbonisasi dengan luka bakar derajat 4, jadi kita tidak bisa mengetahui siapa identitasnya, namun setelah diidentifikasi dapat ditentukan bahwa kedua korban itu laki-laki," terang Kepala Bagian SMF Forensik RSUP Sanglah, dr. Ida Bagus Putu Alit, SpFM (K), DFM, di Denpasar, Kamis.
dr. Alit menjelaskan bahwa identifikasi dilakukan berdasarkan dari sisa testis kedua korban yang masih ada meskipun dalam kondisi terbakar, kemudian penonjolan tulang orbita yang menunjukkan laki-laki.
Baca juga: Lima kendaraan damkar padamkan kebakaran TPA Suwung
Selain itu, untuk menentukan rasnya, pihaknya mencocokkan dengan cara "cephalic index". "Nah untuk sifat induknya menunjukkan bahwa kedua korban itu orang Eropa Amerika, ditambah lagi sebagian besar tubuhnya itu sudah menjadi arang dengan luka bakar derajat 4," tambahnya.
Ia mengatakan saat dilakukan pemeriksaan berdasarkan kadar gas yang ada di dalam otot nya bahwa kedua korban ini masih bernafas saat terbakar. Pemeriksaan juga dilakukan pada sampel gigi kedua korban untuk diidentifikasi.
Pihaknya menyebutkan untuk data ante mortem gigi dan antropometri sudah dikumpulkan pihak Forensik RSUP Sanglah. Rencananya pada hari Sabtu, (28/12) akan melakukan rekonsiliasi dengan penyidik dan keluarga korban.
"Menurut laporan dari kepolisian salah satu WNA bernama Christianus dalam kondisi stroke dan sempat menjalani perawatan dari Rumah Sakit di Tabanan," ucapnya.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Tabanan, AKP I Made Pramasetia, mengatakan bahwa telah terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat berupa kebakaran tempat tinggal yang terjadi pada (25/12) dengan dua korban asing asal Belanda.
Baca juga: Personel damkar Badung dilatih instruktur Perancis
"Awalnya itu dari suara guyuran air diatas seng yang didengar oleh saksi Ni Ketut Arini, tidak lama muncul asap yang masuk ke dalam rumahnya, setelah keluar rumah dilihatnya ada api yang melambung tinggi berasal dari rumah kakaknya yang ditempati kedua korban ini," jelasnya.
Selanjutnya, saksi Ni Ketut Arini bersama-sama meminta bantuan kepada warga masyarakat untuk mengecek kebakaran di TKP namun karena api membesar, masyarakat tidak mampu memadamkan dengan peralatan tradisional.
Ia menerangkan beberapa menit kemudian dua unit mobil pemadam kebakaran tiba dan melakukan pemadaman sekitar satu jam di TKP. "Saat api padam, kondisi kedua korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dan ditemukan di dalam kamar utama dan kamar mandi," ucapnya.
Menurutnya penyebab kebakaran diduga diperkirakan karena api muncul akibat kompor listrik yang dipakai memasak sehari-hari oleh korban Hendrikus, dan korban memang memiliki hobi memasak. Adapun total kerugian dari kejadian ini diperkirakan mencapai Rp2 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019