Airnav Indonesia cabang Denpasar telah mengantisipasi kemungkinan cuaca buruk dan bencana alam yang berpotensi mengganggu lalu lintas pesawat yang berangkat dan mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, menjelang libur Natal 2019.

General Manager Airnav Indonesia cabang Denpasar, Kristanto, menjelaskan telah berkoordinasi dengan Airnav cabang Surabaya, Makassar, Lombok dan Jakarta untuk mengantisipasi segala kemungkinan bencana alam dan cuaca buruk.

"Misalnya ketika gunung meletus dua tahun lalu, alternatif untuk 'airdrome control tower' sudah kami persiapkan. Jika terjadi sesuatu di Bali, pesawat bisa mendarat di Makassar, atau Jakarta dan sekitarnya," kata Kristanto di Kantor Airnav cabang Denpasar, Bali, Rabu.

Menurut Kristanto, musim hujan juga bisa menjadi kendala bagi pesawat untuk landas dan terbang karena berpotensi terjadi banjir di runway pesawat.
Airnav bersama Angkasa Pura pun telah melakukan perbaikan pada pembuangan air sekitar runway untuk mengantisipasi banjir.

Baca juga: DPR: Bandara Internasional Ngurah Rai perlu diperluas

Selain kesiapan operasional, Airnav Denpasar juga telah memperkuat sumber daya manusia untuk menghadapi lonjakan penumpang dan kepadatan lalu lintas pesawat pada libur Natal dan Tahun Baru.

"Untuk persiapan personil, kami dukung dengan SDM yang kompeten di bidangnya. Total karyawan ada 230 orang yang berada di Denpasar, antara lain terdiri dari 80 pegawai ATC, dan 35 orang teknisi," kata Kristanto.

Ia menambahkan bahwa dengan libur Natal dan Tahun Baru, pergerakan pesawat akan meningkat sekitar 10-15 persen, dari keadaan normal rata-rata 450-480 pergerakan per hari.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai suguhi wisatawan dengan seni tradisional Bali

Dengan jumlah pergerakan tersebut, Bandara Ngurah Rai Denpasar menjadi bandara terpadat kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Bandara Ngurah Rai sendiri melayani 35 maskapai internasonal dan 8 maskapai domestik.

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019