Steavanus Wihardja tidak pernah menyangka dirinya bakal terjun ke kancah olahraga seluncur es (ice skating) setelah meraih medali emas di sepatu roda SEA Games 2011.
Sampai akhirnya terdengar kabar bahwa ice skating akan dipertandingkan di SEA Games 2017, Malaysia, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah SEA Games.
Indonesia yang turut berpartisipasi dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-29 itu pun turut menyiapkan tim. Akan tetapi, tidak banyak atlet ice skating yang benar-benar siap untuk berlaga di turnamen internasional.
Situasi tersebut membuat jajaran pelatih ice skating harus mengalihkan wajah ke olahraga yang memiliki kemiripan dengan ice skating, yaitu sepatu roda. Dan di sana, orang-orang tidak asing dengan “Wihardja Brothers” atau Wihardja bersaudara, yakni Johannes Wihardja dan sang adik Steavanus Wihardja.
Johannes dan Steavanus sama-sama peraih medali emas SEA Games 2011 cabang olahraga sepatu roda. Johannes nomor satu di nomor 1.500 meter speed putra, sementara adiknya menjadi yang terbaik di nomor 500 meter speed putra.
“Pelatih menawarkan untuk berganti cabang olahraga ke ice skating, mungkin sekitar dua bulan sebelum SEA Games 2017. Dari sana akhirnya tertarik ke ice skating,” ujar Steavanus.
Walau tidak lama berlatih untuk SEA Games 2017, Steavanus yang kala itu masih berusia 24 tahun mampu mendapatkan medali perak di nomor 500 meter short track speed skating putra. Sementara abangnya Johannes Wihardja gagal mendapatkan medali.
Baca juga: Suci Wulandari raih emas pencak silat SEA Games 2019
Baca juga: Rifda relakan emas senam lantai ke tangan rival
Total Indonesia cuma mendapatkan dua medali di ice skating SEA Games 2017. Selain perak dari Steavanus, ada perunggu dari nomor estafet 3.000 meter putri.
Bakat Steavanus yang cukup besar membuat dia bertahan di olahraga ice skating dan disiapkan untuk SEA Games 2019 di Filipina. Johannes juga bertahan di ice skating, tetapi dia beralih menjadi pelatih yang membantu SEA Games 2019.
Namun, klan Wihardja di jajaran atlet ice skating belum habis. Setelah Johannes memilih untuk bergeser ke belakang layar, Steavanus kini ditemani oleh adik bungsunya Jeremia Wihardja.
Dan, lagi-lagi serupa dengan kisah abang-abangnya, Jeremia juga muncul dari olahraga sepatu roda. Akan tetapi, melihat Johannes dan Steavanus kerap berlatih ice skating, Jeremia mulai mencobanya dan ternyata dia jatuh cinta.
“Abang yang mengajari saya ice skating. Lalu saya mengikuti seleksi untuk SEA Games 2019 dan lolos,” kata Jeremia yang saat ini masih berumur 19 tahun.
Prestasi SEA Games
Dengan Steavanus dan Jeremia berjuang di lapangan serta abang tertua Johannes di jajaran pelatih, Wihardja bersaudara berhasil mengukir prestasi gemilang di SEA Games 2019.
Steavanus, setelah “cuma” meraup satu medali perak di SEA Games 2017, sukses menyumbangkan dua medali perak dan satu perunggu di SEA Games 2019.
Perak Steavanus datang dari nomor 500 meter dan 1.000 meter short track speed putra.
Kemudian, medali perunggu hadir nomor 3.000 meter estafet short track speed putra yang diperkuat Steavanus dan adiknya Jeremia, bersama Aulia Gaffar serta Ivano Utomo.
Bagi Jeremia, raihan medali perunggu di luar perkiraannya. Sebagai debutan di SEA Games, awalnya dia belum berani membidik medali, hanya menargetkan masuk final.
“Awalnya ingin final saja, tetapi dapat perunggu. Saya bersyukur untuk ini,” tutur Jeremia.
Jeremia sendiri terpaksa harus cuti dari kampusnya demi menjalani persiapan SEA Games 2019. Akan tetapi, semuanya terbayar dengan medali.
Meski demikian, Steavanus dan Jeremia belum puas dengan apa yang mereka dapatkan di SEA Games 2019. Berikutnya, mereka mengincar emas di SEA Games 2021.
Dan, paling jauh, keduanya bermimpi bisa berlaga di Olimpiade Musim Dingin.
“Kalau Tuhan mengizinkan, kami mau bertanding di Olimpiade. Itu cita-cita kami,” ujar Steavanus.
Ketua Umum Federasi Ice Skating Indonesia Susan Herawati berjanji pihaknya akan terus mengasah kemampuan atlet-atletnya agar biasa bersaing dengan atlet dari berbagai negara.
Menurut Susan, olahraga ice skating Indonesia memiliki modal besar untuk berkembang pesat khususnya di nomor speed skating.
“Pembinaan para atlet akan terus dilakukan terutama yang kini masih junior seperti Jeremia,” tutur dia.
Orang tua
Steavanus dan Jeremia sepakat bahwa orang tualah yang menjadi pembakar semangat utama mereka di setiap kompetisi.
Sang ayah, Nata Wihardja dan ibu, Tan Liang Ing, selalu memberikan dorongan serta dukungan kepada anak-anaknya. Padahal, mereka berdua bukanlah atlet.
Hanya Tan Liang Ing yang disebut Steavanus sempat menggeluti senam, tetapi tidak melanjutkan karier sebagai atlet.
Nata dan Tian Liang Ing bahkan sengaja datang ke Filipina langsung dari Jakarta untuk memberikan dukungan kepada anak-anaknya yang bertanding di final short track speed skating yang berlangsung di Skating Rink SM Megamall, Metro Manila.
“Ayah dan ibu selalu memotivasi kami untuk menjadi atlet yang lebih baik. Dukungan mereka luar biasa,” kata Jeremia.
Genggam lembut dan peluk menguatkan dari Nata dan Tian Liang Ing membuat ketiga buah hatinya yakni Johannes, Steavanus dan Jeremia, merasa nyaman menjalani beratnya kehidupan sebagai seorang atlet.
Mereka bertiga tidak jarang harus meninggalkan rumah dan bangku universitas selama berbulan-bulan ketika mempersiapkan diri bertarung di turnamen internasional, seperti SEA Games 2019.
Wihardja bersaudara sudah menapak lebih jauh di dunia ice skating. Hal itu membuat mereka mantap untuk lebih memilih ice skating daripada cabang olahraga yang membesarkan mereka, sepatu roda.
“Kami memilih ice skating karena olahraga ini dipertandingkan di Olimpiade. Meski sebenarnya ice skating lebih sulit daripada sepatu roda, karena lebih teknis,” kata Steavanus.
Adapun di SEA Games 2019, tim ice skating Indonesia sukses meraih total empat medali perak dan dua medali perunggu.
Medali perak diraih oleh tim estafet 3.000 meter short speed track putri, Steavanus Wihardja di nomor 500 meter dan 1.000 meter short track speed putra serta Ratu Nur Indah di 1.000 meter short track speed putri.
Tim estafet putri sendiri beranggotakan Ratu Nur Indah, Dhinda Salsabila, Rahmah Samudra dan Gita Yunika.
Sementara perunggu speed skating datang dari 3.000 meter estafet short track speed putra yang diperkuat Aulia Gaffar, Ivano Utomo, Jeremia Wihardja dan Steavanus Wihardja.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019